Cuaca Panas, Kebakaran Lahan Mulai Terjadi di Aceh
Delapan kabupaten di Aceh masuk dalam rawan kebakaran lahan dan hutan. Daerah itu adalah Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Nagan Raya, Abdya, Aceh Tengah, Pidie, dan Aceh Besar.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Kebakaran lahan dan hutan kembali terjadi di beberapa daerah di Aceh. Cuaca panas yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir juga berbahaya bagi kesehatan manusia.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Aceh Ilyas, Selasa (16/5/2023), mengatakan, kebakaran terjadi di Kota Sabang dan Kabupaten Aceh Besar pada Senin (15/5/2023). Meski api sudah berhasil dipadamkan, petugas dan warga diminta selalu siaga.
Di Sabang, api membakar lahan seluas 4 hektar di Desa Paya Seunara. Sumber api tidak diketahui. Namun, api dengan cepat melahap ilalang, rumput, dan pohon kecil di kawasan itu. ”Kronologis dan penyebab kebakaran masih diselidiki polisi,” kata Ilyas.
Sementara itu, di Aceh Besar, kebakaran terjadi di lahan seluas 1 hektar di Desa Mon Ikeun, Kecamatan Lhoknga, dan 2 hektar di Kajhu, Kecamatan Baitussalam. ”Diduga, penyebab kebakaran karena ada yang membuang puntung rokok sembarangan,” kata Ilyas.
Ke depan, Ilyas mengingatkan warga dan petugas waspada terhadap potensi kebakaran lahan dan hutan lainnya. Alasannya, cuaca panas bakal terjadi lebih lama dari tahun lalu.
Sejauh ini, ada delapan daerah di Aceh yang rawan kebakaran lahan dan hutan. Sebagian besar adalah lahan gambut. Kawasan itu ada di Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Tengah, Pidie, dan Aceh Besar.
Jika abai, dampaknya adalah kerugian hingga miliaran rupiah. Berdasarkan data BPBA, pada 2018, dari 33 kali kebakaran lahan, nilai kerugian mencapai Rp 51 miliar. Pada 2019, kebakaran hutan dan lahan terjadi 220 kali dengan kerugian Rp 2,7 miliar.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kelas I Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Putri Rizky Afriza, menuturkan, Aceh menuju puncak musim kemarau pada Juni-Agustus 2023. Pada masa peralihan, tutupan awan berkurang sehingga menyebabkan sinar matahari langsung jatuh ke bumi. Di beberapa lokasi suhunya bisa mencapai 35 derajat celsius.
Kawasan yang dilanda cuaca panas ekstrem sangat berpotensi alami kebakaran lahan, hutan, dan permukiman. Titik api akan mudah membesar karena lahan dalam kondisi kering.
”Bukan hanya rawan kebakaran, cuaca panas juga membahayakan kesehatan manusia. Paparan sinar ultraviolet pukul 11.00-15.00 sangat berbahaya bagi kulit manusia,” katanya.