Permudah Pengiriman Logistik IKN, Ada 15 Titik Baru Sandar Kapal di Teluk Balikpapan
Pemerintah memberi izin kapal bersandar di 15 titik baru di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Pemberian izin itu untuk mempermudah pengangkutan logistik pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Hingga awal Mei 2023, pemerintah telah memberi izin pemanfaatan garis pantai di 15 titik baru untuk bersandarnya kapal di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Pemberian izin itu untuk mempermudah pengangkutan berbagai kebutuhan logistik untuk pembangunan awal Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Izin itu diberikan oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Balikpapan. Dengan keluarnya izin tersebut, kapal-kapal pengangkut logistik pembangunan IKN tak perlu lagi mengoper barang angkutannya di Pelabuhan Semayang yang berada di hulu Teluk Balikpapan.
Kepala Bidang Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli KSOP Balikpapan Dimyati mengatakan, titik sandar kapal-kapal itu belum sepenuhnya berbentuk dermaga yang eksis. Kendati demikian, saat ini kapal-kapal tersebut bisa langsung masuk ke perairan dalam Teluk Balikpapan dan melakukan bongkar muat barang. Dengan begitu, mobilitas barang ke IKN lebih cepat dan efisien.
”Lima belas titik itu digunakan untuk bongkar muat general cargo, misalnya alat berat, kebutuhan semen, besi, beton, pasir, dan kebutuhan konstruksi lain. Di samping itu, untuk kebutuhan logistik pekerja di pembangunan IKN,” kata Dimyati saat ditemui di Balikpapan, Kamis (4/5/2023).
Dimyati menyebut, kedalaman perairan di wilayah tersebut 13-22 meter. Jenis dan berat kapal yang berlayar ke dalam Teluk Balikpapan sudah disesuaikan dengan kedalaman perairan, yakni rata-rata berkapasitas 2.000 gros ton (GT).
Menurut catatan KSOP Balikpapan, sepanjang tahun 2022, ada 53 kapal yang masuk-keluar Teluk Balikpapan. Seiring meningkatnya kebutuhan bahan bangunan dan logistik lain, sepanjang Januari-April 2023, ada 134 kapal yang beraktivitas di 15 titik sandar di dalam Teluk Balikpapan.
Dimyati memaparkan, jumlah kapal itu kemungkinan bakal terus bertambah. Sebab, saat ini, ada delapan perusahaan lain yang mengajukan izin kapal bersandar di Teluk Balikpapan. Namun, pemerintah masih memeriksa kelengkapan persyaratan, kelayakan, dan kelengkapan dokumen yang diajukan.
Sepanjang Januari-April 2023, ada sekitar 134 kapal yang beraktivitas di 15 titik sandar di dalam Teluk Balikpapan.
Potensi tabrakan
Seiring meningkatnya aktivitas lalu-lalang kapal besar di Teluk Balikpapan, potensi tabrakan kapal nelayan dengan kapal besar harus diantisipasi. Dimyati menuturkan, pemerintah sudah melakukan sosialisasi kepada perusahaan dan nelayan yang beraktivitas di sekitar Teluk Balikpapan.
Selain aktivitas kapal pengangkut logistik untuk pembangunan IKN, Teluk Balikpapan juga menjadi tempat bersandar bagi kapal-kapal dari sejumlah negara, seperti China, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain. Kapal-kapal itu biasanya melakukan bongkar muat barang yang diekspor atau diimpor, seperti batubara, minyak mentah, dan produk turunan kelapa sawit.
Kepala Seksi Pengendalian Karantina dan Survelians Epidemiologi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Balikpapan Nooryadi Setiawan mengatakan, pengawasan kesehatan para awak kapal juga diperketat agar pembangunan IKN tak terganggu oleh penularan penyakit. Sebelum bersandar, kata Nooryadi, kapal dan para awak kapalnya akan diperiksa dan dikarantina terlebih dahulu beberapa hari.
Dia menambahkan, pengawasan dan pencegahan penularan penyakit juga akan dilakukan di berbagai kantor di sekitar IKN. Tim dari KKP Kelas II Balikpapan akan memeriksa dan memantau kesehatan ke pusat-pusat perkantoran yang memiliki karyawan dari berbagai daerah di Kaltim atau luar pulau.
”Kami punya program pengendalian tuberkulosis di lingkungan-lingkungan kerja. Sebab, berdasarkan data yang kami punya, banyak karyawan di lingkungan kerja yang menderita penyakit tersebut,” kata Nooryadi.