Suhu Udara Palangkaraya Kian Panas, El Nino Masih Netral
Suhu udara di Kota Palangkaraya, Kalteng, kian panas. Banyak pihak mulai khawatir akan kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Suhu udara permukaan di Kota Palangkaraya dan beberapa wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah naik dari suhu normal 31 derajat celsius menjadi 35 derajat celsius dalam beberapa hari belakangan. Di saat yang sama, fenomena alam El Nino muncul dengan kondisi netral. Kebakaran lahan pun diwaspadai.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lian Adriani menjelaskan, kondisi normal suhu udara permukaan di Kota Palangkaraya dan beberapa wilayah di Kalteng berkisar 31-33 derajat celsius. Suhu tersebut naik menjadi 35 derajat celsius.
Menurut dia, kenaikan suhu permukaan udara tersebut dipicu peralihan musim. ”Dari prakiraan awal, musim kemarau akan terjadi pada pertengahan Juni sampai pertengahan Juli. Sementara April-Mei bisa dikatakan musim peralihan atau transisi dari musim hujan ke musim kemarau,” kata Lian di Palangkaraya, Jumat (14/4/2023).
Lian menjelaskan, pada musim peralihan, curah hujan mulai berkurang dari bulan-bulan sebelumnya. Namun, pada musim peralihan, intensitas hujan sedang hingga lebat bisa terjadi dengan durasi singkat yang bisa disertai petir atau kilat dan angin kencang serta puting beliung.
”Adapun El Nino dari Analisis awal April 2023 ini menunjukkan kondisi netral. BMKG memprediksi El Nino tetap netral hingga pertengahan 2023,” ungkap Lian.
Suhu udara yang kian panas dalam beberapa hari memunculkan kekhawatiran warga Kota Palangkaraya dan sekitarnya akan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Pada Kamis (13/4/2023) sore, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya bersama beberapa lembaga lainnya memadamkan api yang menghanguskan lahan kurang dari satu hektar di Jalan Yos Sudarso ujung.
BMKG memprediksi El Nino tetap netral hingga pertengahan 2023.
Kepala BPBD Kota Palangkaraya Emi Abriyani menjelaskan, api bisa cepat dikendalikan. Namun, kejadian tersebut harus menjadi peringatan untuk tetap waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan. Pihaknya juga mulai gencar melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat bersama aparat keamanan untuk mengingatkan kembali akan larangan membakar lahan.
”Kebakaran bisa dipadamkan cepat karena sumber air dekat dari lokasi, kalau dilihat ini hanya semak belukar yang terbakar dan lahan itu terlihat belum dikelola, dibersihkan, atau diolah,” ungkap Emi.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo mengungkapkan, untuk menghadapi musim kemarau panjang akibat El Nino, pihaknya menyiapkan anggaran yang bersumber dari Dana Bagi Hasil-Dana Reboisasi. Total anggaran mencapai Rp 83 miliar lebih.
Menurut Edy, dari total Rp 83 miliar, sebanyak Rp 14 miliar bakal digunakan untuk pencegahan, mulai dari sosialisasi, edukasi, penyuluhan, hingga pembinaan Masyarakat Peduli Api (MPA). MPA bakal dihidupkan kembali untuk bisa mengantisipasi karhutla. Kelompok ini merupakan kelompok yang berasal dari desa-desa rawan bencana karhutla.
Selain pencegahan, lanjut Edy, pihaknya juga menyiapkan Rp 9 miliar lebih untuk kegiatan pemadaman yang dikelola dinas kehutanan, pemadam kebakaran, juga MPA. Pemerintah juga menyiapkan anggaran untuk monitoring dan evaluasi karhutla sekitar Rp 922 juta. Rincian anggaran lainnya untuk patrol yang sedang berlangsung sebesar Rp 7,3 miliar dan kegiatan Satuan Tugas Pengendalian Kebakaran Provinsi Kalteng sebesar Rp 13 miliar.
”Terakhir untuk belanja sarana dan prasarana hingga bantuan sosial kami siapkan lebih dari Rp 73 miliar,” ungkap Edy.
Tak hanya Pemerintah Provinsi Kalteng, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove RI melalui Tim Restorasi Gambut Daerah juga menyiapkan anggaran untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Anggaran melalui sumber APBN untuk pembinaan hingga kegiatan pencegahan juga dikucurkan.
”Semua infrastruktur untuk mencegah kebakaran sudah disiapkan dan akan diperiksa kembali agar bisa digunakan kalau memang ada kebakaran, tetapi kita berharap tahun ini nol bencana karhutla,” ungkap Edy.