Bantuan Pangan Pemerintah untuk Turunkan Harga Beras
Presiden Joko Widodo meluncurkan program bantuan pangan pemerintah di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (10/4/2023). Diharapkan, bantuan itu mampu menurunkan harga beras yang meningkat beberapa waktu lalu.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SUKOHARJO, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meluncurkan program bantuan pangan pemerintah di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (10/4/2023). Diharapkan, bantuan itu mampu menurunkan harga beras yang meningkat beberapa waktu lalu. Fluktuasi harga bahan pokok menjelang perayaan Idul Fitri juga terus dipantau ketat pemerintah.
Peluncuran bantuan dilaksanakan di Kompleks Pergudangan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Pusat Distribusi Ngabeyan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Dalam kegiatan itu, Presiden didampingi oleh Direktur Utama Bulog Budi Waseso, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, dan Bupati Boyolali M Said Hidayat.
Bantuan pangan pemerintah berasal dari beras cadangan milik pemerintah. Penyaluran bantuan akan berlangsung selama tiga bulan ke depan. Setiap keluarga penerima manfaat nantinya akan memperoleh beras sebanyak 10 kg per bulannya.
”Secara nasional, semua yang diberi sebanyak 21,3 juta keluarga. Kita harapkan bantuan pangan ini juga bisa menurunkan harga beras,” kata Presiden, setelah melakukan peluncuran bantuan tersebut.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditas Jawa Tengah, Agustus 2022, harga beras medium sebesar Rp 9.791 per kilogram. Harganya terus merangkak naik setiap bulannya hingga menyentuh Rp 11.264 per kilogram pada pekan kedua April 2023.
Di sisi lain, Presiden menjamin stok beras tetap aman. Itu dikarenakan panen raya yang masih berlangsung di berbagai provinsi. Untuk memastikan hal tersebut, pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke sejumlah wilayah, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.
”Kalau pasokannya melimpah, pasti harga akan turun terus. Namun, ini, kan, tinggal dua minggu (Idul Fitri). Insya Allah akan aman. Ini salah satunya bantuan pangan seperti operasi pasar. Tujuannya untuk membantu masyarakat,” kata Presiden.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, total beras bantuan yang disalurkan mencapai 210.000 ton. Sebanyak 5.600 ton dialokasikan untuk penyaluran bantuan beras di wilayah Surakarta dan sekitarnya. Pihaknya menegaskan, bantuan akan disalurkan tepat sasaran. Pasalnya, data penerima manfaat diambil dari Kementerian Sosial dan sudah dilakukan klarifikasi beberapa kali.
Insya Allah akan aman. Ini salah satunya bantuan pangan seperti operasi pasar. Tujuannya untuk membantu masyarakat.
Lebih lanjut, Budi menyatakan, beras yang disalurkan untuk bantuan pangan tersebut merupakan hasil serapan panen petani setempat. Dicontohkannya, pihaknya telah menyerap sekitar 6.000 ton beras guna penyaluran bantuan. Untuk itu, menurut dia, impor yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan mengganggu penyerapan hasil panen petani. Langkah itu diambil sebagai antisipasi bencana El Nino yang dikhawatirkan mengganggu pasokan beras kelak.
”Hari ini kita masih menyerap terus. Itu untuk jaminan bahwa kita tidak bergantung impor. Impor hanya cadangan untuk mengantisipasi bilamana kurang,” kata Budi.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya akan memantau ketat fluktuasi harga bahan pokok di pasaran. Pengecekan rutin bakal dilakukannya demi menjamin stabilitas harga. Ia menginginkan agar berbagai kebutuhan pokok bisa dijangkau masyarakat dari semua kalangan ekonomi.
”Kalau mekanisme pasar, semua bergantung permintaan dan penawaran. Maka, tugas kita menjaga dua hal itu. Biar masyarakat yang tidak mampu tidak mengalami kesulitan dengan bantuan-bantuan yang dikeluarkan,” kata Ganjar.
Sejauh ini, ungkap Ganjar, sejumlah harga kebutuhan pokok juga mulai turun. Itu disaksikannya sewaktu mendampingi Presiden berkunjung ke pasar-pasar di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dari hasil pantauan, harga cabe rawit sudah turun menjadi Rp 20.000 per kilogram setelah sempat menyentuh angka Rp 80.000-90.000 per kilogram beberapa bulan lalu, telur ayam juga turun menjadi Rp 24.000-25.000 per kilogram dari semula Rp 32.000 per kilogram, lalu daging ayam turun menjadi Rp 32.000 per kilogram setelah sempat naik menjadi Rp37.000 per kilogram.