Polisi Selidiki Ledakan Kilang Pertamina Dumai, Stok BBM Diklaim Aman
Polisi masih menyelidiki penyebab ledakan kilang Pertamina di Dumai, Riau. Sembilan warga mengalami luka bakar akibat ledakan kilang ini. Namun, situasi di lokasi diklaim telah kondusif.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI, ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Polisi menyelidiki penyebab ledakan di kilang Pertamina Dumai, Riau, Sabtu (1/4/2023) malam. Sejumlah pekerja di unit yang mengalami kebakaran telah diperiksa oleh jajaran Kepolisian Resor Dumai.
Kepala Polres Dumai Ajun Komisaris Besar Nurhadi Ismanto, Minggu (2/4/2023), mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap penyebab kebakaran. Mereka telah meminta keterangan dari beberapa pekerja di unit yang terbakar.
”Pagi ini (Minggu) kami melakukan rapat dengan Pertamina RU Dumai. Pak Kapolda hadir dalam rapat ini,” kata Nurhadi.
Wali Kota Dumai Paisal, yang melakukan pengecekan langsung ke lapangan sesaat setelah kejadian, mengatakan, saat ini kondisi kilang sudah aman terkendali. Pihaknya turut menenangkan masyarakat yang rumahnya menjadi korban.
”Sudah dibentuk tim untuk pendataan kerugian yang dialami masyarakat yang terdiri dari unsur perwakilan masyarakat, pemerintah, aparat penegak hukum, dan Pertamina. Pertamina juga sudah menyatakan akan bertanggung jawab terhadap dampak yang timbul,” kata Paisal.
Mesin kompresor di kompleks Kilang Pertamina Dumai (PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit/KPI RU Dumai) meledak pada Sabtu sekitar pukul 22.30. Ledakan dan kobaran api menyebabkan sembilan orang mengalami luka bakar dan sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Pertamina Dumai.
”Semua korban merupakan pekerja di ruang operator. Kondisinya tidak terlalu mengkhawatirkan dan pagi ini semuanya sudah kembali ke rumah masing-masing,” ujar Agustiawan, Area Manager Communication, Relations and CSR PT KPI RU Dumai yang dihubungi pada Minggu pagi.
Menurut Agustiawan, penyebab ledakan belum diketahui. Pihak internal PT KPI RU Dumai dan Kepolisian Daerah Riau sedang melakukan penyelidikan terhadap kejadian dimaksud.
Al Azhar, warga Kelurahan Jaya Mukti, Kecamatan Dumai Timur, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian, mengatakan, ia sedang tadarus di masjid dekat rumahnya saat kejadian. Ledakan terdengar keras di masjid dan langsung menyebabkan kegaduhan.
”Saat itu saya dan beberapa anggota jemaah sedang membaca Al Quran di masjid. Kami sangat terkejut dengan ledakan itu. Setelah ledakan, gulungan karpet yang disusun vertikal di dinding koridor masjid bertumbangan. Kami lantas menghentikan ibadah dan kembali ke rumah,” ujar Al Azhar yang rumahnya bertetangga langsung dengan Kelurahan Tanjung Palas, lokasi kilang.
Al Azhar tidak mengetahui apa yang terjadi, tetapi beberapa saat kemudian, informasi tentang ledakan itu sudah beredar di media sosial. ”Saya sempat menelepon beberapa sahabat saya yang bekerja di Pertamina untuk mencari informasi, tetapi tidak ada yang mengangkat. Namun, dari informasi di WA (Whatsapp), kami langsung tahu ada ledakan di Pertamina,” kata Al Azhar.
Dalam perjalanan pulang menuju rumah, Al Azhar melihat ratusan warga yang berkumpul di depan Kantor PT KPI RU Dumai. Mereka meminta pertanggungjawaban Pertamina atas kerusakan rumah mereka.
Agustiawan menambahkan, ledakan dan kebakaran yang terjadi semalam cepat diatasi. Hanya dalam tempo sekejap, sekitar pukul 22.54, api sudah dapat dipadamkan.
Menurut Agustiawan, ledakan terjadi di ruang Kompresor Hidrogen Plant. Kompresor itu berfungsi untuk mempersiapkan gas umpan hidrogen, terutama untuk proses pengilangan minyak bumi.
”Kami memiliki beberapa unit kompresor dan juga unit cadangan. Jadi, meskipun satu meledak, masih ada yang lain dan unit cadangan dapat langsung menggantikan,” kata Agustiawan.
Dengan kondisi tersebut, produksi minyak di PT KPI RU Dumai tidak akan terpengaruh karena seluruh unit tetap dapat bekerja dengan normal. ”Kami pastikan juga bahwa stok BBM nasional, khususnya wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), dalam keadaan aman. Semoga proses recovery dapat berjalan baik sehingga beberapa hari ke depan kondisi operasional kilang sudah dapat berjalan optimal,” kata Agustiawan.
Tentang kerusakan rumah warga akibat ledakan, Agustiawan mengatakan, pihaknya meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang menjadi korban. Perusahaan minyak negara itu berjanji akan mengganti seluruh kerugian masyarakat yang terdampak.
”Kami akan bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi di masyarakat,” ujar Agustiawan.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso, saat dihubungi, Minggu, mengatakan, secara umum kejadian tersebut sudah tertangani. Sebagian operasi terdampak.
”Di area terdampak, operasional kilang stop sementara untuk pengecekan dan area kilang lain masih beroperasi normal. (Korban) Sembilan (pekerja) di ruang operator, tetapi semua sudah pulang ke rumah karena hanya luka ringan,” kata Fadjar melalui pesan singkat.
Akibat kejadian tersebut, beberapa rumah warga dan rumah ibadah, khususnya yang berdekatan dengan kilang, rusak ringan. PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit (KPI RU) Dumai segera menanggulangi kerusakan sehingga warga dapat kembali beraktivitas normal.
Dikutip dari situs Pertamina, sejak mulai dioperasikan pada 1971, kilang minyak Putri Tujuh Dunia dan Sungai Pakning telah memberikan perkembangan dan kemajuan bagi Kota Dumai. Kilang itu juga memberikan andil besar bagi pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional.
Sejumlah produk Pertamina Refinery Unit II Dumai untuk bahan bakar minyak (BBM) dan bahan bakar khusus adalah aviation turbine fuel, minyak bakar, minyak diesel, minyak solar, dan minyak tanah. Sementara produk non-BBM berupa solvent, green coke, dan liquid petroleum gas (LPG).