Kementerian ESDM meminta Pertamina untuk mengecek terminal-terminal BBM guna menghindari kejadian seperti di depo Plumpang
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kebakaran Terminal Bahan Bakar Minyak atau Depo Plumpang Pertamina di Jakarta Utara, pada Jumat (3/3/2023) malam, perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut serius. Salah satunya mengenai diperlukannya modernisasi sistem pengamanan dalam pengoperasian terminal BBM tersebut.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, di Jakarta, Jumat (31/3/2023) mengatakan, dari tinjauannya ke lokasi beberapa waktu lalu, diketahui ada sejumlah masalah teknis prinsipil di Depo Plumpang, yang seharusnya tak terjadi. Salah satunya ialah dekatnya jarak antara TBBM itu dengan pemukiman warga.
"Kami minta supaya dicek di tempat-tempat yang lain yang (kondisinya) sama. Perlu dicek lagi agar tidak terjadi hal sama. Kemudian, modernisasi sistem pengamanan dari pengoperasian (TBBM) itu. Juga, masalah lingkungan," kata Arifin.
Ia menambahkan, sosialisasi kepada masyarakat sekitar juga penting.
"Kemudian, dibuat buffer zone (wilayah aman) dengan merelokasi karena daerahnya itu punya Pertamina. Kami juga minta untuk dipasang tembok dulu untuk jaga-jaga sementara," ucap Arifin.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso di Jakarta, Kamis (30/3/2023) malam, mengemukakan, pihaknya memang sudah mengarah ke pembuatan buffer zone. Sudah dilakukan rapat koordinasi dengan sejumlah kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
"Itu untuk satu suara, bahwa buffer zone itu penting untuk diimplementasikan. (TBBM) dipindah, betul, tetapi itu rencana jangka panjang. Sebab, 15 persen stok (BBM) nasional ada di situ. Suplainya ke 19 kabupaten/kota di Jabodetabek. Jadi, tidak bisa berhenti. Jadi yang sekarang urgent (mendesak) ialah buffer zone," kata Fadjar.
Ia menambahkan, konsolidasi tengah dilakukan agar tidak ada masalah tersisa dari segi aspek hukum terkait pembuatan buffer zone yang direncanakan 50 meter dari pagar. Begitu juga untuk komunikasi ke warga.
Fadjar menambahkan, apabila pembangunan buffer zone di TBBM Plumpang berhasil, termasuk secara legalitas, maka akan dijadikan percontohan bagi sejumlah TBBM lain. Dari hasil audit, ada 9 TBBM Pertamina yang memiliki kondisi serupa dengan Depo Plumpang.
Sementara mengenai rencana relokasi TBBM ke tanah milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, masih akan disiapkan. "Lahannya kan baru siap 2024, sedangkan pembangunannya memerlukan waktu 3-4 tahun. Jika direlokasi, Plumpang hanya untuk pelumas dan BBM industri, sedangkan ritel dipindah," katanya.
Kebakaran Depo Pertamina Plumpang menelan setidaknya 19 korban meninggal. Sementara itu, pihak kepolisian masih memeriksa terkait kejadian tersebut, termasuk penyebab yang membuat terjadinya kebakaran itu.