Kurangi Kecelakaan, 27 Pos Pelintasan Langsung Dioperasikan di Sumbar
Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang mengoperasikan 27 pos jalur pelintasan langsung di tiga daerah di Sumatera Barat. Keberadaan pos itu diharapkan bisa mengurangi jumlah kecelakaan di pelintasan sebidang.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, Sumatera Barat, mengoperasikan 27 pos jalur pelintasan langsung di tiga daerah di Sumbar mulai 1 April 2023. Keberadaan 27 pos tambahan itu diharapkan dapat mengurangi kecelakaan di pelintasan sebidang kereta api.
Sebanyak 27 pos jalur pelintasan langsung (JPL) itu tersebar di Kota Padang sebanyak 10 titik, Kabupaten Padang Pariaman 11 titik, dan Kota Pariaman 6 titik. Pos-pos tersebut akan dijaga oleh petugas penjaga jalan lintasan (PJL) kereta api.
Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas II Padang telah merekrut dan menyertifikasi 81 PJL. Perekrutan PJL melalui rekomendasi dinas perhubungan setempat dengan mengutamakan sukarelawan yang selama ini menjaga pelintasan sebidang.
Kepala BTP Kelas II Padang Supandi, Jumat (31/3/2023), menjelaskan, PJL bertugas mengamankan perjalanan kereta api di pelintasan sebidang. Mereka mengoperasikan pintu pelintasan, membuka dan menutup pintu saat kereta lewat, serta menjalankan tugas lain yang telah ditetapkan.
”Semoga pengoperasian 27 pos JPL yang didukung sumber daya manusia kompeten dapat mengurangi terjadinya kecelakaan sehingga keselamatan perkeretaapian meningkat,” ujar Supandi.
Menurut Supandi, 27 pos JPL itu berupa bangunan baru yang dikelola BTP Kelas II Padang. Sebelumnya, ada juga sejumlah JPL di titik lain yang dijaga atau dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Kedua pihak akan bersinergi dan berkoordinasi dalam pengoperasian JPL.
Supandi menambahkan, keberadaan 27 pos JPL tambahan itu merupakan bagian dari upaya BTP Kelas II Padang dalam menekan jumlah kecelakaan di pelintasan sebidang kereta api. Selama ini, tingkat kecelakaan di pelintasan sebidang di Sumbar dinilai masih sangat tinggi.
Semoga pengoperasian 27 pos JPL yang didukung sumber daya manusia kompeten dapat mengurangi terjadinya kecelakaan.
BTP Kelas II Padang mencatat, sejak 2017 hingga Februari 2023, terjadi 130 kecelakaan di pelintasan sebidang kereta api di Sumbar. Dalam setahun, rata-rata terjadi 22 kecelakaan. ”Kami sangat prihatin dengan kondisi ini mengingat panjang jalur aktif di Sumbar hanya sekitar 107 km dengan tiga pelayanan kereta saja,” kata Supandi.
Salah satu pemicu tingginya tingkat kecelakaan tersebut, kata Supandi, adalah banyaknya pelintasan sebidang liar atau tidak terdaftar. Dari total 388 pelintasan sebidang, 42 pelintasan terdaftar dan dijaga, 58 pelintasan terdaftar tidak dijaga, dan 288 pelintasan liar.
Oleh karena itu, tambahan pos JPL diharapkan bisa menekan tingkat kecelakaan di pelintasan sebidang. Sebelumnya, BTP Kelas II Padang juga telah menutup 261 pelintasan sebidang liar yang membahayakan dan membangun instrumen penunjang keselamatan lainnya.
Sementara itu, Vice President Divre II Sumbar PT KAI (Persero) Sofan Hidayah, Kamis (30/3/2023), mengapresiasi semua pemangku kebijakan yang berupaya mengurangi angka kecelakaan di pelintasan sebidang.
”Jika kita sama-sama mengedepankan keselamatan jiwa manusia, akan bisa mengurangi angka kecelakaan ini,” katanya dalam kegiatan Kick Off Meeting Pengoperasian 27 Titik Pos JPL di Wilayah Sumbar.
Kepala Dinas Perhubungan Sumbar Dedy Diantolany mengatakan, para pemangku kepentingan harus melakukan sejumlah upaya untuk menangani dan mencari solusi tepat guna menekan angka kecelakaan di pelintasan sebidang.
”Miris sekali melihat kecelakaan yang terjadi selama ini, apalagi hingga memakan korban jiwa. Menutup pelintasan liar yang dilakukan BTP Padang ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi angka kecelakaan di pelintasan sebidang,” ujarnya.