Banjir Kudus Makin Meluas, Status Bendung Wilalung Mendekati Awas
Pemantauan terhadap bendung pembagi banjir Wilalung di Kecamataan Undaan, Kudus, terus dilakukan secara intensif. Pada Kamis (2/3/2023), pukul 16.20, statusnya sudah mendekati Awas atau merah.
Oleh
Hendriyo Widi, M PASCHALIA JUDITH J
·3 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Banjir yang melanda Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, meluas dari tiga menjadi empat kecamatan. Pemantauan Bendung pembagi banjir Wilalung di Kecamataan Undaan, Kudus, terus dilakukan secara intensif karena statusnya sudah mendekati awas.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus mencatat, hujan yang mengguyur Kudus sejak dua pekan lalu menyebabkan enam sungai meluap. Keenam sungai itu adalah Sungai Juana, JU1, Bakinah, Jumirah, Piji, dan Dawe.
Tanggul sungai di Kecamatan Mejobo juga jebol di dua titik. Luapan sungai-sungai tersebut menggenangi akses jalan desa, permukiman warga, dan persawahan di wilayah Kecamatan Jati, Undaan, Mejobo, dan Jekulo. Sehari sebelumnya, banjir melanda Kecamatan Jati, Undaan, dan Mejobo.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kudus, Mundir, Kamis (2/3/2023), mengatakan, dua titik tanggul sungai di Kecamatan Mejobo telah tertangani. Pemantauan ketinggian air juga terus dilakukan bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana.
”Beberapa pintu air di wilayah Undaan dan Jati juga telah dibuka dan dialirkan ke Sungai Wulan untuk mengurangi debit air di sungai-sungai di kedua wilayah tersebut,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Mundir, Pemerintah Kabupaten Kudus telah mendirikan dapur umum dan menyiapkan pengungsian. Perahu untuk akses anak-anak sekolah juga telah disediakan di Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, dan Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan.
Hingga saat ini, jumlah warga yang terdampak banjir sebanyak 15.452 orang. Adapun sawah yang tergenang banjir seluas 2.216 hektar.
Operator Pintu Banjir Wilalung, Kudus, Arsha Fany Putra Perdana, mengatakan, selisih elevasi antara permukaan air sungai dan tanggul bendung semakin menyempit. Pada pukul 08.00, elevasinya 380 sentimeter, kemudian pada pukul 16.20 menyempit menjadi 263 sentimeter.
”Artinya, permukan air sungai semakin tinggi. Statusnya saat ini Siaga (kuning) mendekati status Awas (merah) dengan tinggi jagaan 262 sentimeter,” katanya.
Selisih elevasi antara permukaan air sungai dan tanggul bendung semakin menyempit. Statusnya saat ini Siaga (kuning) mendekati status Awas (merah) dengan tinggi jagaan 262 sentimeter.
Banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan utama seperti di lingkar luar pantai utara dengan ketinggian 20-30 sentimeter. Truk dan bus mulai padat merayap bergantian melewati ruas jalan itu. Terminal Jati Kudus juga ditutup akibat tergenang banjir.
Banjir juga menggenangi sebagian ruas jalan raya Kudus-Purwodadi. Pada Kamis sekitar pukul 15.35, genangan di jalan antarkabupaten itu setinggi 20-40 sentimeter.
Banjir menggenangi jalan tersebut dalam radius 1-2 km dari persimpangan dengan Jalan Lingkar Timur Kudus yang melewati Desa Wates dan Desa Ngemplak, Kecamatan Udaan, serta Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati. Hal itu menyebabkan kemacetan sekitar 2 kilometer sehingga jarak tersebut harus ditempuh dalam waktu sekitar 80 menit.
Sejumlah kendaraan roda empat tampak berputar balik, bahkan ada yang macet hingga harus didorong. Air banjir juga masuk ke sejumlah toko dan rumah di kanan-kiri jalan tersebut.
”Pada (Kamis) pagi tadi, sepeda motor masih bisa lewat dengan aman. Namun, sorenya mulai kesulitan menerjang banjir,” kata Manto (30), buruh pabrik rokok asal Undaan, Kudus, yang ditemui saat menuntun sepeda motornya yang macet.