Salurkan 18.000 Ton Beras, Bulog Cirebon Berupaya Redam Gejolak Harga
Harga beras medium dalam tiga bulan terakhir mengalami kenaikan hingga menyentuh Rp 11.500 per kg. Salah satu pemicunya, sejumlah sentra pertanian masih masa tanam padi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Pedagang menunjukkan beras yang dijual di Pasar Pasalaran, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (25/1/2 023). Harga beras masih tinggi meski beras impor telah masuk. Saat ini, harga beras medium di pasar itu mencapai Rp 12.000 per kilogram. Padahal, biasanya, harganya di bawah Rp 10.000 per kg.
CIREBON, KOMPAS — Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon menyalurkan lebih dari 18.000 ton beras di wilayah Cirebon, Jawa Barat, sejak awal tahun 2023. Upaya itu diyakini dapat meredam kenaikan harga beras dalam tiga bulan terakhir. Apalagi, musim panen berlangsung bulan depan.
Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon Budi Saltika, Senin (13/2/2023), mengatakan, sejumlah 18.000 ton lebih beras medium didistribusikan ke sejumlah pedagang pasar sejak awal Januari. Beras yang disalurkan berupa beras kemasan 5 kilogram (kg) hingga 50 kg.
ABDULLAH FIKRI ASHRI
Beras menumpuk di Kompleks Gudang Bulog Larangan, Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (21/7/2020). Saat ini, stok beras Bulog Cirebon yang tersebar di 10 kompleks pergudangan sekitar 90.000 ton. Stok itu bisa bertahan hingga 18 bulan.
Pihaknya juga bekerja sama dengan pemerintah daerah hingga organisasi kemasyarakatan untuk menyalurkan beras melalui operasi pasar murah. ”Hampir setiap hari, kami terus menyalurkan beras secara simultan dengan harga di bawah HET (harga eceran tertinggi) di pasar,” ujar Budi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017, HET beras medium di Pulau Jawa, termasuk Cirebon, Rp 9.450 per kg. Bulog Cirebon menjual beras medium berkisar Rp 8.800–Rp 9.000 per kg kepada pedagang, tergantung jarak dari gudang Bulog.
Harga beras medium dalam tiga bulan terakhir mengalami kenaikan hingga menyentuh Rp 11.500 per kg. Salah satu pemicunya, sejumlah sentra pertanian masih masa tanam padi.
Bulog Cirebon mendistribusikan beras untuk meredam gejolak harga komoditas itu. Budi mengklaim upaya itu telah berdampak pada penurunan harga beras.
”Kami sudah cek dan yakin harga mulai melandai. Laporan harga beras (medium) terendah saat ini Rp 10.000-Rp 10.500 per kg. Seminggu atau dua minggu lagi, harganya akan turun lagi seperti HET,” ujarnya.
Apalagi, sejumlah daerah di Cirebon, Majalengka, dan Kuningan telah memasuki musim panen pada Maret sehingga dapat menekan harga beras. ”Tetapi, karena harga beras itu dipengaruhi nasional, jadi kenaikannya bisa terkatrol juga dari daerah lainnya yang masih tanam,” ujarnya.
Pihaknya berkomitmen bakal berkolaborasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah, pemda, hingga ormas untuk mendistribusikan beras kepada masyarakat. Beras medium Bulog kemasan 5 kg ditargetkan akan masuk ke ritel atau minimarket dua pekan ke depan.
Budi meminta masyarakat tidak khawatir dengan potensi lonjakan harga beras. Saat ini, stok beras di gudang Bulog sekitar 5.200 ton.
”Jumlah ini aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sampai musim panen, Maret nanti. Kami akan terus menyalurkan beras,” ucapnya.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Pedagang menunjukkan beras yang dijual di Pasar Pasalaran, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (25/1/2023). Harga beras masih tinggi meski beras impor telah masuk. Saat ini, harga beras medium di pasar itu mencapai Rp 12.000 per kilogram. Padahal, biasanya, harganya di bawah Rp 10.000 per kg.
Siti Khodijah (38), pedagang beras di Pasar Pasalaran Cirebon, mengatakan, tiga hari terakhir harga beras mulai mengalami penurunan. ”Alhamdulillah, (harga beras) sudah turun. Misalnya, harga beras (medium) Rp 290.000 (untuk 25 kg) yang kualitas bagus, sekarang sudah Rp 285.000,” ujarnya.
Menurut dia, meskipun penurunan harga beras belum mencapai HET, kualitas beras sudah membaik. Khodijah juga tidak lagi kesulitan mencari beras medium seperti beberapa bulan lalu. Jika sebelumnya ia mencari beras, kini pedagang penggilingan beras menawarkan barangnya.
”Kami terbantu beras dari Pati (Jawa Tengah). Kami dapat dua mobil (ukuran 5 ton) selama dua hari. Tapi, ini belum keadaan normal. Biasanya, saya belanja empat mobil. Semoga semakin banyak yang panen sehingga kami juga mudah menawarkan kepada pembeli,” ujarnya.