Bulog Banyumas Siapkan 250 Ton Beras untuk Operasi Pasar
Pemkab Banyumas menggelar operasi pasar, khususnya beras, untuk sebulan ke depan. Harga beras melonjak karena musim panen baru berlangsung akhir Februari atau awal Maret.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Perum Bulog Cabang Banyumas menyiapkan 250 ton beras Bulog medium untuk mendukung operasi pasar di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Operasi pasar akan digelar di pasar-pasar tradisional hingga akhir Februari 2023 atau awal musim panen supaya harga beras di masyarakat terkendali.
”Untuk operasi pasar, khususnya beras medium, akan didukung secara maksimal. Stok yang kami siapkan di Kabupaten Banyumas ada di Gudang Cindaga, saat ini jumlahnya lebih kurang 250 ton,” kata Pimpinan Cabang Bulog Banyumas Rasiwan di Pasar Manis, Purwokerto, Banyumas, Sabtu (28/1/2023).
Rasiwan menyampaikan, untuk hari pertama operasi pasar kali ini, beras didistribusikan ke tiga pasar tradisional, yaitu Pasar Manis, Pasar Wage, dan Pasar Sokaraja. ”Untuk ke depannya akan dikembangkan di pasar-pasar yang ada di Banyumas. Untuk stok juga akan ada dropping dari Jakarta. Jadi, jangan khawatir terhadap kebutuhan beras,” katanya.
Dalam operasi pasar ini, beras Bulog premium dijual Rp 12.000 per kilogram dan beras Bulog medium dijual Rp 9.000 per kilogram. Ada pula beras IR premium dengan harga Rp 11.500 per kilogram.
Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan, operasi pasar digelar untuk menstabilkan harga beras yang merangkak naik lantaran saat ini memang belum musim panen. Musim panen diprediksi baru terjadi akhir Februari atau awal Maret 2023.
”Memang harga beras melonjak. Oleh karena itu, kita harus mengendalikannya dan pemerintah harus turun tangan. Yang digemari masyarakat itu IR 64. Di pasar harganya Rp 13.000 yang awalnya hanya Rp 10.000. Kami akan bantu atau suplai dan berkoordinasi dengan pengepul beras,” ujarnya.
Dia mengatakan, harga dari pengepul beras Rp 11.500 per kilogram. Pemkab kemudian membantu subsidi biaya transportasi Rp 500 per kilogram. ”Jadi, harga dari pengepul beras Rp 11.000 dan diwajibkan jual oleh pedagang dengan harga Rp 11.500 per kilogram,” ujar Husein.
Husein menegaskan, jika ada pedagang di pasar yang masih menjual beras subsidi itu dengan harga di atas Rp 11.500 per kg, pihaknya akan memberikan peringatan atau teguran. Jika terus membandel sampai tiga kali, izin usahanya akan dicabut.
Encuk Sukmana (47), pedagang sembako di Pasar Manis, mengatakan, dirinya membeli beras IR 64 dengan harga Rp 12.000 per kg dan menjualnya lagi dengan harga Rp 13.000 per kg. ”Saya cuma numpang untung Rp 1.000 per kg. Ini tergantung kualitas barangnya. Pandanwangi jualnya Rp 14.000 per kg dan belinya Rp 13.000 per kg,” katanya.
Menurut Encuk, selain harga beras, harga minyak goreng juga masih tinggi. Harga minyak goreng per liter dia beli Rp 17.000 dan dijual lagi dengan harga Rp 18.000 per liter. Padahal, sebelum Tahun Baru, harganya bisa Rp 14.000 per liter. Bahan pangan lain, seperti gula pasir, termasuk stabil di angka Rp 13.500 per kg.