Rawan Terdampak Bencana, Pelajar di Banjarnegara Dilatih ”Vertical Rescue”
Pengenalan dan penanaman mitigasi bencana alam sejak dini diperlukan. Ratusan pelajar di SMAN 1 Sigaluh, Banjarnegara, dilatih ”vertical rescue” sebagai bekal pengalaman lantaran tinggal di daerah rawan bencana.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Sebanyak 575 pelajar di SMAN 1 Sigaluh, Banjarnegara, Jawa Tengah, mendapatkan pelatihan vertical rescue dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, Jumat (27/1/2023). Penanaman dini terhadap mitigasi bencana dibutuhkan. Didominasi kontur perbukitan, Banjarnegara rawan bencana, terutama tanah longsor.
”Setiap saat bisa terjadi bencana atau kecelakaan manusia entah di puncak bukit atau lereng di Sigaluh karena konturnya berbukit dan curam. Oleh karena itu, upaya penyelamatan perlu dikuasai, utamanya oleh siswa,” kata Kepala BPBD Aris Sudariyanto, Jumat.
Memakai gedung berlantai dua, siswa mempraktikkan cara turun dengan tali secara mandiri atau saat membawa korban. Berbagai pengalaman baru dirasakan siswa didik. Epieta, siswa kelas XI, mengatakan tidak berani mencoba turun dari gedung memakai tali.
”Takut jatuh, padahal saya yakin sangat aman karena ada tali pengaman, tetapi tetap tidak berani,” ujar Epieta.
”Kami pernah melatih siswa tentang pemadaman kebakaran. Kali ini dilatih vertical rescue. Harapannya ini membekali mereka sewaktu-waktu kalau terjadi bencana tidak lagi bingung dan canggung,” ujar Yani.
Yani menambahkan, mitigasi bencana seperti ini dirasa perlu karena sebagian besar tempat tinggal siswa bahkan pernah terkena bencana, utamanya longsor dan tanah bergerak. ”Siswa kami dulu ada yang tinggal di kawasan rawan tanah bergerak dan longsor. Oleh karena itu, pelatihan mitigasi bencana seperti ini sangat penting dan perlu berulang kami laksanakan di sekolah kami,” kata Yani.
Banjarnegara menjadi salah satu daerah di Jateng yang rawan bencana saat musim hujan. Sebanyak 13 dari 20 kecamatan termasuk rawan longsor.
Selain itu, dari 266 desa, 199 desa juga rentan longsor. Berdasarkan data BPBD Banjarnegara, terjadi 367 kali tanah longsor dengan 113 korban jiwa pada 2015-2021.