Kunjungan ke Sumut, Prabowo Sebut Pemerintah Berhasil di Tengah Tekanan Ekonomi dan Pandemi
Menhan Prabowo Subianto menyebut Indonesia mampu menangani persoalan krusial yang melanda dunia, yakni pandemi Covid-19 dan dampak ekonomi perang Rusia-Ukraina di tengah banyaknya negara yang ambruk.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu menangani persoalan krusial yang melanda dunia tiga tahun ini, yakni pandemi Covid-19 dan dampak ekonomi perang Rusia-Ukraina. Meski demikian, ia mengingatkan agar penanganan pandemi dan ekonomi jangan lengah dalam beberapa tahun ke depan.
Prabowo menyampaikan hal tersebut saat kunjungan kerja ke Medan, Sumatera Utara, Jumat (27/1/2023). Ia juga menghadiri zikir akbar pada Kamis malam dan dijadwalkan menghadiri sejumlah kegiatan hingga Sabtu.
Saat menghadiri zikir akbar, Prabowo mengatakan, Indonesia menghadapi tantangan cukup berat dalam tiga tahun terakhir karena persoalan pandemi Covid-19 yang melanda semua negara di dunia. Persoalan berlanjut pada dampak kenaikan harga energi dan pangan dunia akibat perang Rusia-Ukraina.
”Marilah kita semua sebangsa dan se-Tanah Air bersyukur karena sebagai bangsa, Indonesia telah melewati 2,5 tahun hampir 3 tahun yang sangat sulit,” kata Prabowo.
Prabowo menyebut, bangsa Indonesia jangan menganggap diri selalu di pihak yang kalah dengan bangsa lain. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui Indonesia termasuk lima negara terbaik yang menagani pandemi. Indonesia bisa memberikan 400 juta dosis vaksin Covid-19 kepada lebih dari 200 juta penduduknya dalam waktu relatif singkat.
Di tengah pandemi, menurut Prabowo, ekonomi Indonesia juga masih cukup stabil. Kondisi sosial politik Indonesia juga bisa dijaga kondusif. Hal itu patut disyukuri di tengah banyaknya ekonomi negara yang terpuruk.
”Bangsa kita rukun dan bersatu. Dengan segala kesulitan, ekonomi kita salah satu terbaik di Asia sekarang ini. Pertumbuhan ekonomi kita 5 persen lebih. Negara sekitar di bawah itu,” katanya.
Tantangan Indonesia ke depan, kata Prabowo, adalah bagaimana mengatasi dampak ekonomi perang Rusia-Ukraina yang masih berlanjut. Kedua negara itu menghasilkan sepertiga gandum dunia. Dengan adanya perang, distribusi gandum tersendat dan harganya melambung tinggi. Padahal, gandum adalah salah satu komoditas pangan utama dunia.
Kenaikan harga gandum akan diikuti dengan kenaikan harga komoditas lainnya sehingga menyebabkan inflasi yang tidak terkendali sebagaimana sudah terjadi di sejumlah negara di dunia. ”Ini adalah keadaan yang dihadapi dunia. Bank Dunia meramalkan, 70 dari 200 negara akan menjadi pasien IMF (Dana Moneter Internasional). Artinya, ekonomi mereka akan ambruk,” ujarnya.
Sampai saat ini, kata Prabowo, sudah ada 7-8 negara yang ambruk karena persoalan ekonomi. Mereka tidak bisa membayar gaji pegawai negeri, tentara, dan polisi. ”Mereka juga tidak bisa membayar guru dan tidak bisa membantu rakyatnya,” ujarnya.
Prabowo pun mengajak masyarakat Indonesia meningkatkan kerukunan dan menjaga persatuan. Hal itu sangat penting sebagai modal utama pembangunan di tengah tekanan ekonomi.
Sekretaris DPD Partai Gerindra Sumatera Utara Sugiat Santoso mengatakan, Prabowo menghadiri sejumlah kegiatan di Sumut. Prabowo antara lain menghadiri pernikahan juru bicaranya, Dahnil Anzar Simanjuntak. Prabowo juga dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Kodam I Bukit Barisan dan menghadiri Natal Partai Gerindra Sumut.