Prabowo Sebut Gibran dan Mangkunegara X Pemimpin Masa Depan
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Mangkunegara X sebagai sosok pemimpin masa depan. Sebab, keduanya menjadi pemimpin di usia yang cukup muda.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Mangkunegara X sebagai sosok pemimpin masa depan. Sebab, keduanya menjadi pemimpin di usia yang cukup muda. Selaku senior, pihaknya hanya bertugas untuk memberi masukan.
Hal tersebut disampaikan Prabowo di sela-sela kunjungan kerjanya ke Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (24/1/2023). Ia mendatangi kompleks keraton itu didampingi oleh Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Pemimpin Pura Mangkunegaran Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegara X menyambut kedatangan mereka dengan hangat.
”Beliau (Mangkunegara X) saya kira seorang pemimpin yang muda, seperti Mas Wali (Gibran). Inilah nanti masa depan Indonesia, berada di tangan mereka. Tugas kita adalah mendorong dan memberi masukan,” tutur Prabowo.
Ucapan Prabowo berangkat dari kekagumannya setelah diajak melihat-lihat area taman yang baru saja direvitalisasi, yaitu Taman Pracima atau Pracima Tuin. Taman tersebut tampak begitu cantik. Tumbuhan hijau dan bunga-bunga bertebaran. Terlihat satu bangunan elok bergaya lawas yang kini dimanfaatkan sebagai restoran. Di sana, Prabowo sekaligus dijamu makan siang dengan makanan-makanan khas kedaton itu.
Inilah nanti masa depan Indonesia, berada di tangan mereka-Prabowo Subianto.
Menurut Prabowo, revitalisasi Taman Pracima berlangsung baik berkat adanya dukungan pemerintah daerah dan pusat. Upaya tersebut menunjukkan perhatian setiap pihak terhadap kelestarian sejarah. Terlebih lagi jika aset sejarahnya sebesar Pura Mangkunegaran yang punya jejak panjang dalam perjalanan bangsa ini.
”Dan ini juga dapat meningkatkan daya tarik pariwisata. Jadi, nantinya Surakarta bisa menjadi satu destinasi yang lebih hebat lagi,” kata Prabowo.
Prabowo menceritakan, kunjungannya juga sekaligus menjadi caranya ”napak tilas” leluhur. Pada 1930-an, kakeknya, Margono Djojohadikusumo, sempat bekerja di Pura Mangkunegaran. Adapun pekerjaan yang digeluti berada pada bidang ekonomi.
Tak hanya ke Taman Pracima, Prabowo juga diajak melihat bangunan Kavallerie Artillerie di area Pamedan, atau halaman depan Pura Mangkunegaran. Bangunan itu didirikan pada tahun 1853. Namun, pengerjaannya baru selesai pada 1874 atau pada masa kepemimpinan Mangkunegoro IV.
Dahulu, bangunan itu difungsikan sebagai markas pasukan militer keraton tersebut, yakni Legiun Mangkunegaran. Sementara, area Pamedan dijadikan lapangan latihan bagi pasukan tersebut. Legiun Mangkunegaran adalah bentuk pengembangan pasukan militer milik Mangkunegara I yang dinamai Sambernyawa. Pengembangan pasukan tersebut dilakukan oleh Mangkunegara II.
Mangkunegara X menyampaikan, kunjungan Prabowo ke Kavallerie Artillerie berkenaan dengan ketertarikan sosok tersebut pada sejarah militer. Kunjungan itu dilakukan karena latar belakang militer yang dimiliki sosok tersebut. Keduanya tak bisa dilepaskan. Di samping itu, kata dia, sikap Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menunjukkan perhatiannya pada bidang kebudayaan.
”Kebudayaan sebagai identitas bangsa menjadi sesuatu yang penting untuk selalu dijaga, dilestarikan, dan diperkenalkan. Kavallerie juga merupakan bangunan yang ikonik untuk sejarah keprajuritan di Mangkunegaran. Tentu beliau sangat tertarik buat melihat,” kata Mangkunegara X.
Saat ini, lanjut dia, bangunan tersebut masih kosong. Belum dimanfaatkan kembali untuk kegiatan tertentu. Kondisi bangunan juga memerlukan sejumlah perbaikan. Namun, upaya revitalisasi belum bisa dijalankan. Pasalnya, revitalisasi serupa juga baru saja dilakukan di Taman Pracima.
”Harapannya, tahun ini kita bisa memperbaiki. Jadi, kita pelan-pelan, ya. Ini bangunan bersejarah dan sangat unik juga,” kata Mangkunegara X.
Disebut pemimpin masa depan, Mangkunegara X enggan berkomentar banyaknya. Pihaknya juga belum memikirkan langkah untuk terjun berpolitik. Kini, ia ingin lebih getol lagi mengembangkan kegiatan-kegiatan budaya pada kedaton yang dipimpinnya.