Bus Modern Raden Wijaya, Teman Mengitari Surabaya Raya
Bus Raden Wijaya berusaha menjawab kebutuhan warga Surabaya Raya akan transportasi umum yang aman, nyaman, dan berbiaya ringan.

Sejumlah penumpang bergegas naik bus Trans Jatim di Halte Alun-alun Sidoarjo, Jatim, Jumat (20/1/2023). Trans Jatim merupakan angkutan massal untuk penumpang yang nyaman dan nyaman dengan harga terjangkau.
Sejumlah penumpang duduk di Halte Kramean, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jumat (20/1/2023) sore. Mereka menunggu kedatangan bus Trans Jatim seraya bermain gawai atau berbincang dengan sesama penumpang. Tak lama kemudian, bus berwarna hijau yang ditunggu-tunggu terlihat melaju menembus kepadatan lalu lintas sore itu.
Bersyukur masih banyak tempat duduk kosong sehingga para penumpang tak perlu berdiri. Puspita (35), salah satu penumpang, mengatakan, biasanya bus penuh saat sore hari sehingga dia kerap tak kebagian tempat duduk. Perempuan yang bekerja di sebuah pabrik di Sidoarjo ini hendak pulang rumahnya di Gresik untuk berakhir pekan.
”Kadang baru dapat tempat duduk saat di Terminal Bungurasih. Kalau tidak dapat tempat duduk, ya, lumayan karena perjalanannya memakan waktu hampir dua jam,” ujar Puspita.
Baca juga : Layanan Bus Listrik Koridor-3 Surabaya Masih Lumpuh
Sejak hadirnya bus yang diberi nama Raden Wijaya tersebut, Puspita kerap pulang ke Gresik setiap akhir pekan. Salah satu alasannya, tarif bus yang hanya Rp 5.000 per penumpang. Sebelumnya, dia harus naik angkot dari tempat kos ke Terminal Purabaya dan lanjut naik bus jurusan Surabaya-Gresik. Setelah itu disambung naik ojek untuk sampai rumah.

Penumpang bus Trans Jatim bersiap turun, Jumat (20/1/2023). Trans Jatim merupakan angkutan massal untuk penumpang yang nyaman dan nyaman dengan harga terjangkau. Tingkat keterisian penumpangnya rata-rata tinggi atau diatas 60 persen, bahkan sampai 138 persen pada Desember 2022 lalu.
Dulu, dia harus merogoh kocek sedalam Rp 50.000 untuk perjalanan dari tempat kos di Sidoarjo sampai Gresik. Setidaknya butuh Rp 100.000 untuk perjalanan pulang-pergi. Selain itu, waktu yang dihabiskan di jalan jauh lebih lama serta harus berpindah-pindah moda transportasi.
”Yang lebih ngeri, kalau naik angkot takut jadi sasaran copet sama rampok. Sekarang malah ramai penculikan dan perkosaan,” kata Puspita.
Dia mengatakan, tetangganya di Gresik baru-baru ini ramai membicarakan seorang pelajar sekolah menengah atas yang nekat loncat dari angkot karena hendak dibawa kabur oleh sopir angkutan tersebut. Korban dirawat di rumah sakit karena mengalami luka di kepala dan trauma psikis.
Puspita hanyalah salah satu pelanggan setia Raden Wijaya sejak kendaraan tersebut beroperasi secara resmi pada Agustus 2022 lalu. Pemprov Jatim mengembangkan angkutan massal berbasis jalan dengan skema buy the service tersebut sebanyak 20 unit untuk operasional rutin dan dua unit cadangan untuk melayani Koridor I rute Sidoarjo-Surabaya-Gresik. Koridor ini mulai dari Terminal Porong Sidoarjo lanjut Terminal Purabaya Surabaya dan berakhir di Terminal Bunder Gresik.
Baca juga : Mesin Tempel Kartu Di Bus Transjakarta Tidak Berfungsi
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya saat ini tengah menyiapkan penambahan 11 armada bus, 10 bus di antaranya untuk pengoperasian rutin dan 1 unit cadangan. Unit tambahan itu ditargetkan siap beroperasi pada April 2023. Dengan penambahan ini, total armada pada menjadi 30 unit operasional dan 3 unit cadangan.

Kepadatan lalu lintas di Jalan Raya Candi, Sidoarjo, Jatim, Jumat (20/1/2023). Sebagian warga mulai beralih menggunakan bus Trans Jatim, angkutan massal untuk penumpang yang nyaman dan nyaman dengan harga terjangkau karena kemacetan yang semakin parah. Tingkat keterisian penumpang bus ini rata-rata tinggi atau di atas 60 persen bahkan sampai 138 persen pada Desember 2022 lalu.
”Penambahan armada Trans Jatim Koridor I ini karena antusiasme masyarakat yang sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tingkat keterisian penumpang pada Desember 2022 yang mencapai 138 persen,” ujar Khofifah.
Pemprov Jatim terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama dari segi keamanan dan kenyamanan. Contohnya waktu tunggu penumpang di halte dan keselamatan selama perjalanan. Dengan adanya penambahan armada pada Koridor I, waktu tunggu penumpang yang sebelumnya 30 menit dapat dipangkas menjadi 15 menit. Hal itu sekaligus mengatasi persoalan tingginya antrean penumpang pada tiap-tiap halte.
”Faktor keamanan, kenyamanan, dan keselamatan penumpang menjadi prioritas kami. Ini menjadi bagian dari komitmen kami untuk menyediakan transportasi publik yang aman dan nyaman,” ujar mantan Menteri Sosial RI tersebut.
Pemprov Jatim, lanjut Khofifah, juga berencana mengembangkan rute perjalanan Trans Jatim agar lebih luas lagi. Salah satunya membuka Koridor II dengan rute pelayanan Terminal Kertajaya Mojokerto-Terminal Purabaya Surabaya. Rute baru itu akan dioperasikan mulai Agustus 2023 dengan jumlah armada 20 unit bus operasional dan dua unit bus cadangan.
”Setelah pengembangan rute Koridor II ini, kami juga akan mengembangkan Koridor III di wilayah Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan). Mohon doanya dari seluruh warga Jatim semua,” ujarnya.

Petugas membersihkan halte bus Trans Jatim di Halte Kramean, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jumat (20/1/2023). Trans Jatim merupakan angkutan massal untuk penumpang yang nyaman dan nyaman dengan harga terjangkau.
Khofifah berharap program angkutan massal berbasis jalan bisa dikembangkan di seluruh kabupaten dan kota di Jatim. Pemda diminta mencari terobosan untuk meningkatkan layanan angkutan publik di daerahnya. Adapun untuk Trans Jatim saat ini dibiayai APBD Provinsi Jawa Timur tahun berjalan.
”Program prioritas Jatim, yakni angkutan massal Trans Jatim ini, kami harap dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah. Yang pada akhirnya dapat mewujudkan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di Jatim,” katanya.
Fitur canggih
Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama ini menambahkan, Trans Jatim dilengkapi dengan fitur modern dan berteknologi canggih. Dari sisi keamanan, misalnya, bus memiliki kamera pengawas atau CCTV yang dipasang di dalam dan luar kendaraan untuk menanggulangi kejahatan di angkutan umum.
Di segi keselamatan, terdapat kamera AI (artificial intelligence) yang berfungsi mengontrol dan mengatur kecepatan bus yang diawaki oleh pramudi. Selain itu, bisa mendeteksi dan memperingatkan terjadinya pelanggaran dalam pengoperasian kendaraan.
Adapun dari segi kenyamanan, bus berwarna hijau ini dilengkapi pendingin ruangan atau AC dan pewangi ruangan. Sementara itu, dari segi keteraturan, terdapatjadwal rute perjalanan yang disusun secara ketat sehingga penumpang memiliki kepastian waktu berkendara.

Bus Trans Jatim berjalan di Jalan Raya Candi, Sidoarjo, Jatim, Jumat (20/1/2023). Trans Jatim merupakan angkutan massal untuk penumpang yang nyaman dan nyaman dengan harga terjangkau.
Dinas Perhubungan Jatim juga telah meluncurkan aplikasi TRANSJATIM- AJAIB yang bisa diunduh melalui telepon pintar. Aplikasi ini menyediakan banyak layanan, salah satunya kemudahan informasi terkait jadwal keberangkatan bus.
”Kemudian dari segi kesetaraan, Trans Jatim adalah moda yang bisa digunakan untuk semua kalangan, termasuk penumpang difabel atau berkebutuhan khusus. Tersedia kursi prioritas dan halte portabel yang ramah kaum difabel,” papar Khofifah.
Sumber daya manusia yang mengoperasikan bus ini juga mumpuni serta dibekali pendidikan pelayanan di angkutan umum. Setiap bus dioperasikan oleh pengemudi yang sopan, ramah, dan berpakaian rapi. Selain itu, ada juga seorang kondektur perempuan dengan penampilan seperti pramugari pesawat.
”Dari segi keterjangkauan, tarif bus ini mulai Rp 2.500 untuk santri dan pelajar serta Rp 5.000 untuk penumpang umum. Pembayaran bisa tunai dan nontunai,” imbuhnya.
Orang nomor satu di Jatim ini mengajak masyarakat memanfaatkan Trans Jatim dengan sebaik-baiknya. Transportasi publik ini juga diharapkan mengurai kemacetan di wilayah metropolitan Surabaya, Sidoarjo, Gresik atau Surabaya Raya yang setiap hari semakin tinggi.
”Dengan menggunakan transportasi publik, kita juga ikut menurunkan emisi gas buang dari penggunaan transportasi pribadi serta menurunkan angka kecelakaan lalu lintas jalan di Jatim,” ucap Khofifah.

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menilai, integrasi angkutan umum di Surabaya Raya menjadi sebuah keniscayaan. Hal itu karena mobilitas masyarakat di tiga daerah ini sangat tinggi dan konektivitasnya sangat kuat. Contohnya, banyak warga Sidoarjo dan Gresik bekerja di Surabaya sehingga setiap hari menempuh perjalanan pergi-pulang.
”Apabila mereka menggunakan kendaraan pribadi, kemacetan yang terjadi akan semakin parah,” ujar Muhdlor.
Dia menambahkan, Trans Jatim menggunakan kendaraan berbadan pendek agar lebih lincah bergerak di jalanan Sidoarjo dan Gresik yang sempit, tetapi lalu lintasnya sangat padat. Armada Trans Jatim berbeda dengan Suroboyo Bus yang menggunakan kendaraan berbadan panjang.
Butuh subsidi
Joko Setidjowarno dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai, subsidi layananan transportasi di sektor transportasi darat masih perlu diperbanyak mengingat mobilitas masyarakat terbesar di darat. Namun, butuh kolaborasi untuk memperbesar subsidi, misalnya pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
”Subsidi adalah bantuan biaya pengoperasian untuk angkutan penumpang umum dengan tarif kelas ekonomi pada trayek tertentu atau angkutan barang yang secara finansial belum menguntungkan,” ujar Joko.
Sebagai gambaran, sektor transportasi darat secara nasional mendapat subsidi Rp 1,32 triliun atau 20 persen dari total subsidi sektor transportasi selama tahun 2022. Subsidi itu dipakai untuk angkutan jalan sebanyak 327 trayek atau bus perintis di kawasan 3 T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) dan perbatasan Rp 177,42 miliar.

Penumpang menunggu bus Trans Jatim di Halte Alun-alun Sidoarjo, Jatim, Jumat (20/1/2023). Trans Jatim merupakan angkutan massal untuk penumpang yang nyaman dan nyaman dengan harga terjangkau.
Selain itu, dana juga digunakan untuk angkutan antarmoda atau angkutan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sebanyak 37 trayek dengan nilai Rp 36,10 miliar. Ada juga angkutan barang untuk enam lintasan senilai Rp 13,51 triliun, dan angkutan perintis penyeberangan di 273 lintasan sebesar Rp 584,64 miliar. Subsidi kapal roro long distance sebanyak dua lintas dengan nilai Rp 18 miliar dan angkutan perkotaan di 10 kota sebesar Rp 500 miliar.
Joko menambahkan, khusus angkutan perkotaan yang dikembangkan sejak 2020 terdapat di 11 kota, yakni Trans Metro Deli di Medan, Trans Musi Jaya di Palembang, Trans Metro Pasundan di Bandung, Trans Banyumas di Purwokerto, dan Batik Solo Trans di Surakarta. Selain itu, Trans Jogja di Yogyakarta, Trans Semanggi Surabaya di Surabaya, Trans Metro Dewata di Denpasar, Trans Banjarbakula di Banjarmasin, Trans Mamminasata di Makassar, serta Trans Pakuan di Bogor.
Angkutan massal perkotaan ini menggunakan skema pembelian layanan atau buy the service sejak 31 Oktober 2022. Skema tersebut di 10 kota sudah berbayar, kecuali Trans Pakuan di Bogor. Adapun program Teman Bus yang dikelola Ditjenhubdat di 10 kota per 1 Oktober 2022 sudah mengangkut 35.638.593 penumpang. Sementara Program Bis Kita dikelola oleh Badan Pengatur Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
”Anggaran subsidi Rp 500 miliar masih kurang mengingat target hingga akhir 2024 ada 27 kota yang harus mendapatkan pembenahan transportasi umum perkotaan,” ujar akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini.
Membangun sistem transportasi perkotaan yang aman, nyaman, dan berbiaya ringan masih menjadi pekerjaan rumah yang tidak semudah membalik telapak tangan. Sinergi dan inovasi menjadi kata kunci mewujudkan inovasi layanan agar bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Baca juga : Bus Trans Patriot Harapan Warga Kota Bekasi Dapatkan Transportasi Umum Yang Layak