Pemprov Kaltim Menargetkan 82 Persen Jalan Provinsi dalam Kondisi Mantap Tahun Ini
Dari 895 kilometer jalan provinsi di Kalimantan Timur, pemerintah setempat menargetkan akan memantapkan jalan menjadi 82 persen sepanjang 2023.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Dari 895 kilometer jalan provinsi di Kalimantan Timur, baru sekitar 77,41 persen dalam kondisi mantap pada awal 2023. Adapun dari 1.710 kilometer jalan nasional, baru 82 persen dalam kondisi mantap. Jalan tersebut bakal ditingkatkan sepanjang 2023-2024, salah satunya jalan menuju daerah terpencil.
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kaltim mencatat, saat ini jalan provinsi di Kaltim baru 692,8 kilometer dalam kondisi baik dan mantap. Artinya, sekitar 202 kilometer jalan provinsi dalam kondisi rusak ringan hingga rusak berat atau tidak mantap.
”Target Pemprov Kaltim pada 2023 adalah 82 persen jalan provinsi dalam kondisi mantap,” ujar Kepala Dinas PUPR Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda, Rabu (11/1/2023).
Artinya, Kaltim menargetkan pembenahan jalan provinsi sepanjang 41,1 kilometer sepanjang 2023. Dengan demikian, jalan provinsi di Kaltim yang semula 692,8 kilometer dalam kondisi mantap bakal bertambah panjang menjadi 733,9 kilometer pada akhir 2023.
Target ini diperbarui dari pernyataan Aji pada November 2022 setelah menggelar rapat internal dengan Pemprov Kaltim. Sebelumnya, Pemprov Kaltim menargetkan 78 persen jalan provinsi dalam kondisi mantap di tahun 2023. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan sejumlah daerah membutuhkan akses jalur darat yang layak untuk memudahkan distribusi barang dan orang.
IKN
Seiring niat pemerintah membangun Ibu Kota Nusantara (IKN), sejumlah daerah di Kaltim masih belum memiliki akses jalan darat yang laik. Akademisi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan, Mahakam Ulu merupakan salah satu dari 122 daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal.
Menurut dia, kabupaten itu tidak boleh dibiarkan terus tertinggal karena pemerintah berencana memindahkan ibu kota negara ke Kaltim. ”Butuh jaringan jalan. Ini yang harus dipercepat untuk di Kaltim,” kata Djoko yang juga anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (Kompas.id, 29/9/2021).
Sementara itu, Lawing Lejau (56), warga Kabupaten Mahakam Ulu, berharap pemerintah juga segera menghubungkan tempat tinggalnya dengan daerah lain di Kaltim. Warga Desa Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai, ini kerap sulit mendapatkan sejumlah kebutuhan pokok saat kondisi air Sungai Mahakam yang melintasi desanya surut.
Lantaran desanya tak tersambung darat dengan daerah lain, praktis warga mengandalkan pasokan barang dari jalur sungai. Di masa-masa sungai surut, ia dan ratusan warga desa lain perlu membeli sejumlah barang kebutuhan dengan harga yang mahal. Sebab, perahu sulit melintasi sungai yang surut di beberapa titik.
”Kalau beras, kami menanam sendiri padi gunung. Tetapi, untuk gula, garam, dan kebutuhan lain jadi mahal sekali. Harga gula yang tadinya Rp 15.000 per kilogram, bisa sampai Rp 35.000 per kilogram kalau sungai surut," ujar Lawing saat dihubungi.
Menanggapi hal tersebut, Aji mengatakan, Pemprov Kaltim dan pemerintah pusat juga akan mengebut pembangunan jalan yang menghubungkan Ujoh Bilang di Kabupaten Mahakam Ulu dengan Tering di Kabupaten Kutai Barat dengan total panjang 143 kilometer. Sepanjang tahun 2019-2021, pengerasan jalan dalam bentuk aspal telah dilakukan sepanjang 24,93 kilometer.
Selain itu, gali dan uruk sudah dilakukan sepanjang 14,36 kilometer. Sebanyak enam jembatan pun dibangun di jalur tersebut. Terakhir, kata Aji, Pemprov Kaltim sudah mengalokasikan anggaran untuk ruas jalan Tering-Ujoh Bilang sebesar Rp 29,3 miliar.
”Untuk pembangunan jalan di dalam wilayah Mahakam Ulu sendiri telah dialokasikan Rp 28,5 miliar,” kata Aji.
Kalau beras, kami menanam sendiri padi gunung. Tetapi, untuk gula, garam, dan kebutuhan lain jadi mahal sekali.
Hendrikus Helaq, salah satu petinggi kampung di Mahakam Ulu, mengatakan, selama ini warga amat menggantungkan kondisi sungai untuk melakukan perjalanan. Namun, perjalanan dengan transportasi sungai sangat bergantung pada pasang-surut air. Di masa air surut, transportasi melalui sungai menjadi sulit dilakukan sehingga sejumlah barang pokok harganya melambung.
”Air mineral 1,5 liter harganya bisa Rp 20.000 kalau air sungai surut. Perahu yang membawa bahan pokok sulit melintas ke kampung kami di Desa Liu Mulang kalau air sungai surut,” kata Hendrikus saat dihubungi dari Balikpapan.
Hendrikus berharap, saat jalur darat tersambung ke Ujoh Bilang yang merupakan pusat pemerintahan Mahakam Ulu, ongkos transportasi melalui sungai bisa menjadi lebih murah.
Selain perbaikan jalan provinsi, jalan nasional yang dibangun menggunakan anggaran dari pemerintah pusat di Kaltim juga akan dibenahi. Di Kaltim terdapat jalan nasional sepanjang 1.710,9 kilometer. Saat ini, sekitar 18 persen jalan nasional dalam kondisi rusak ringan hingga berat. Artinya, baru sekitar 82 persen jalan yang dalam kondisi baik.
”Target 2024, jalan nasional di Kaltim 90 persen mantap (baik),” kata Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional Kaltim Junaidi.