Bulog Kedu Siapkan Operasi Pasar Tiap Hari di Enam Kabupaten/Kota
Kantor Bulog Cabang Kedu siap melakukan operasi pasar dengan menyalurkan 30-50 ton beras per hari. Hal ini sebagai upaya mengendalikan harga beras yang saat ini masih tinggi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Stok beras untuk operasi pasar di Gudang Perum Bulog Divisi Regional Jakarta dan Banten, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Januari 2018.
MAGELANG, KOMPAS — Hingga dua bulan mendatang, Bulog Cabang Kedu, Jawa Tengah, memastikan siap menjalankan operasi pasar beras setiap hari. Volume beras yang disediakan untuk operasi pasar di enam kota/kabupaten di wilayah Kedu sebanyak 30-50 ton per hari.
Kepala Kantor Bulog Cabang Kedu Budiwan Santoso, Selasa (10/1/2023), menjelaskan, meski melakukan operasi pasar setiap hari selama dua bulan, dia optimistis tetap mampu melanjutkan operasi pasar di bulan-bulan berikutnya. ”Dengan mengandalkan penyerapan hasil panen beras di bulan Februari, kami optimistis tetap mampu rutin menggelar operasi pasar setiap hari di bulan Maret dan seterusya,” ujarnya.
Pada Februari diprediksi terjadi panen raya beras bersamaan di enam kota/kabupaten di wilayah Kedu. Seiring melimpahnya beras, harga pun diyakini berangsur turun sehingga mampu dibeli oleh Bulog. Enam kota/kabupaten di wilayah Kedu terdiri dari Kabupaten Temanggung, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Magelang, serta Kota Magelang.
Sesuai instruksi dari Perum Bulog pusat, Kantor Bulog Cabang Kedu langsung melakukan operasi pasar beras pada Jumat (6/1) dan Senin (9/1). Melalui saluran distribusi sekitar 10 Rumah Pangan Kita (RPK) dan toko-toko warga, volume beras yang telah disalurkan dalam dua kali operasi pasar tersebut mencapai sekitar 31 ton.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Buruh pikul membantu mendistribusikan beras Bulog ke kios-kios pedagang pada operasi pasar dalam rangka menjaga Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga (KPSH) beras, minyak goreng, dan gula pasir di pasar Kebayoran, Jakarta Selatan, pada 25 September 2019.
Kepada RPK dan toko-toko warga, beras dari Kantor Bulog Cabang Kedu dibeli Rp 8.300 per kilogram (kg). Lalu, RPK dan toko bebas menjualnya dengan harga berapa pun, asalkan tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan, yakni Rp 9.450 per kg.
Tahun lalu, Kantor Bulog Cabang Kedu juga intens melakukan operasi pasar dengan menyalurkan sekitar 12.000 ton beras untuk masyarakat. Selain melalui RPK dan toko-toko yang menjadi mitra Bulog, operasi pasar juga dilakukan untuk memenuhi permintaan dari enam pemerintah kota/kabupaten di wilayah Kedu.
Operasi pasar sesuai permintaan pemerintah daerah tersebut digelar dalam acara pasar murah. Biasanya operasi digelar menjelang momentum hari raya, seperti Lebaran ataupun menjelang Natal dan Tahun Baru.
Saat ini, Budiwan mengakui harga beras di pasaran masih cenderung tinggi, mencapai lebih dari Rp 10.000 per kg. Tingginya harga yang sudah berlangsung sejak tahun lalu itu diakuinya sempat membuat Bulog Cabang Kedu kesulitan menyerap beras dan memenuhi target pengadaan beras. ”Tahun 2022 kami diminta memenuhi target pengadaan 13.500 ton beras. Namun, dalam realisasinya, kami hanya mampu melakukan pengadaan sekitar 6.000 ton beras saja,” ujarnya.
Tahun lalu, harga pembelian pemerintah (HPP) beras ditetapkan Rp 8.300 per kg. Dengan rata-rata harga beras di pasaran yang masih di atas Rp 10.000 per kg, Bulog Cabang Kedu pun kesulitan membeli beras karena banyak orang lebih memilih menjual kepada pihak lain yang berani membeli dengan harga tinggi.
Sementara itu, sejumlah pedagang di Pasar Borobudur, Kabupaten Magelang, mengeluh mulai kesulitan mendapatkan pasokan beras. Adapun beras yang tersedia dan akhirnya terpaksa dibeli adalah beras dengan harga di atas Rp 10.000 per kg.
Karena sekarang ini persediaan beras di Kabupaten Magelang sedang kosong.
Heni (40), pedagang bahan pokok, mengatakan, selama dua minggu terakhir dirinya tidak mendapatkan beras dari pihak pemasok langganannya. Pihak pemasok mengaku sudah tidak memiliki stok beras lagi.
”Pada akhirnya, agar tetap bisa berdagang, saya pun terpaksa berkeliling mencari-cari beras sendiri,” ujarnya. Dia mengaku terpaksa membeli beras di kecamatan lain, seperti Muntilan dan Tempuran.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, pada Agustus 2021.
Di kiosnya, Heni kini menjual beras Rp 11.000 per kg hingga Rp 13.000 per kg. Padahal, dua minggu lalu, dia hanya menjual beras Rp 10.000-Rp 10.500 per kg. Hal serupa juga diungkapkan Muryati (60), pedagang lain. Jika dua minggu sebelumnya harga beras ditetapkannya Rp 11.000 per kg, sekarang dia menjual beras dengan harga Rp 13.000 per kg.
Harga beras terus menunjukkan tren naik selama dua bulan terakhir. Pada November 2022, harga beras di kios Muryati masih berkisar Rp 10.000 per kg. Kini, dia tidak lagi mendapatkan beras dari wilayah Kabupaten Magelang. ”Karena sekarang ini persediaan beras di Kabupaten Magelang sedang kosong. Pihak pemasok mengaku terpaksa mengirimkan beras dari wilayah Jawa Timur,” ujarnya.