Jalan Tol Mempermudah Pengawasan Truk yang Kelebihan Muatan dan Dimensi
Keberadaan tol di Provinsi Riau diharapkan dapat mengurangi aktivitas angkutan truk kelebihan dimensi dan muatan. Kondisi ini juga akan berdampak pada bertambah panjangnya umur jalan arteri dan mempercepat mobilitas.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sebuah truk melintas di jalan tol ruas Pekanbaru-Bangkinang, Provinsi Riau, Kamis (5/1/2023). Keberadaan tol dianggap dapat mengurangi aktivitas truk dengan muatan dan dimensi berlebih. Hanya saja di lapangan masih ditemukan truk yang melintas di jalan arteri maupun di jalan tol.
PEKANBARU, KOMPAS — Keberadaan tol di Provinsi Riau diharapkan dapat mengurangi aktivitas angkutan truk kelebihan dimensi dan muatan. Kondisi ini juga akan berdampak pada bertambah panjangnya umur jalan arteri dan mempercepat mobilitas masyarakat.
Kepala Dinas Perhubungan Riau Andi Yanto, Jumat (6/1/2023), mengatakan, keberadaan tol akan mempermudah pengawasan terhadap aktivitas truk kelebihan muatan dan dimensi (over dimension overload/ODOL).
”Di tol tidak boleh lagi melintas truk ODOL, tinggal melakukan pengawasan di jalur arteri,” ungkap Andi.
Keberadaan truk kelebihan muatan dan dimensi ini, menurut Andi, memang memberikan dampak negatif. Selain dapat menjadi pemicu menimbulkan kemacetan, truk ini juga akan membuat ruas jalan lebih cepat rusak. Keberadaan truk ini juga bisa mengancam keselamatan pengguna jalan lain.
”Karena itu, patroli bersama kepolisian dan pihak terkait lainnya memang terus dilakukan. Bagi yang melanggar, diberikan sanksi tilang,” ucapnya.
Patroli juga diterapkan dengan setiap dinas perhubungan di setiap kabupaten/kota agar penegakan hukum bisa lebih merata. Penegakan hukum ini penting agar tidak ada lagi pengemudi yang melanggar.
Truk yang melintas di ruas tol Pekanbaru-Dumai, Provinsi Riau, Kamis (5/1/2023). Keberadaan tol dianggap dapat mengurangi aktivitas truk dengan muatan dan dimensi berlebih. Hanya saja di lapangan masih ditemukan truk yang melintas di jalan arteri maupun di jalan tol.
Keberadaan tol juga akan membagi beban di jalur arteri sehingga umur jalan bisa lebih panjang. Jika truk barang bertonase besar tetap melintas di jalur arteri, tentu akan menambah beban di jalur tersebut. Berbeda jika mereka (pengemudi truk) sudah beralih ke tol tentu beban jalan bisa terpangkas.
”Apalagi sejumlah bus antarkota dalam provinsi dan bus antarkota antarprovinsi juga sudah menggunakan jalur tol sehingga kepadatan di jalur arteri juga semakin berkurang,” ujarnya.
Karena itu, patroli bersama kepolisian dan pihak terkait lainnya memang terus dilakukan. Bagi yang melanggar, diberikan sanksi tilang. (Andi Yanto)
Penjabat Bupati Kampar Kamsol menyebut, keberadaan tol akan membuat ruas arteri bisa lengang. Dengan begitu, risiko kemacetan untuk daerah yang juga memiliki tol bisa berkurang.
”Dulu warga Pekanbaru sungkan untuk masuk ke Kampar karena macet. Kemacetan sebagian besar disebabkan oleh melintasnya truk-truk besar yang berakibat pada terhalangnya kendaraan yang lebih kecil,” ucap Kamsol.
Jalur arteri
Selain itu, kondisi jalan arteri juga akan lebih terpelihara sehingga minat pengendara untuk masuk ke kampar melalui jalur arteri juga tidak berkurang. ”Dengan begitu, peluang ekonomi masih bisa tetap terjaga,” ujarnya.
Salah satu pengemudi truk pengangkut batu koral, Zulhendri, lebih memilih menggunakan jalur arteri dibandingkan tol karena memang ruas jalan tol masih terbilang pendek.
”Kecuali jika ruas tol sudah tersambung sampai ke Sumatera Barat, kemungkinan akan lebih banyak truk yang melintas,” ujarnya.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Kecelakaan truk yang terperosok di Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Minggu (1/1/2022). Kecelakaan kerap terjadi di jalur ini karena kondisi jalan yang bergelombang atau berlubang. Hal ini juga disebabkan truk yang mengangkut barang melebihi kapasitas semestinya.
Menurut dia, hingga saat ini, ia masih nyaman menggunakan jalur arteri lantaran kondisinya sudah lebih lengang. ”Sudah banyak kendaraan yang beralih ke tol, jadi kondisi jalan arteri juga lebih lengang, apalagi jalan arteri dari Pekanbaru ke Bangkinang sudah diperbaiki,” ucapnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Riau Wijatmoko Rah Trisno mengatakan, keberadaan tol akan mengurangi risiko kerusakan atau kemacetan di jalan arteri yang disebabkan oleh truk pengangkut barang bertonase besar.
Menurut dia, dengan berkurangnya hambatan tentu akan mempercepat mobilitas masyarakat.
Kemungkinan tersebut akan lebih besar jika jalan tol itu juga terhubung dengan sejumlah kawasan industri tempat truk itu mendistribusikan barangnya. Situasi tersebut tentu akan mengurangi ongkos transportasi.
”Karena itu, jalan tol ini diharapkan sebagai pemacu tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sebuah truk pengangkut tandan buah segar (TBS) sawit melewati jalan lintas timur Sumatera di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, Senin (2/1/2022). Jalan ini menjadi jalur penghubung antarprovinsi di Sumatera. Hanya saja, beberapa kendala ditemui, seperti jalan rusak, bergelombang, serta longsor di sejumlah sisi.
Hanya pemerintah harus membuat aturan yang tentu bisa mendukung upaya tersebut. ”Perlu ada kajian lebih lanjut agar keberadaan jalan tol dapat berdampak baik bagi pengguna jalan,” ungkapnya.