Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrem, Perayaan Tahun Baru di Mataram Diawasi Ketat
Pemerintah Kota Mataram, NTB, akan mengawasi ketat area publik pada malam pergantian tahun. Area publik tersebut akan langsung ditutup jika kondisi cuaca mengkhawatirkan.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi di malam pergantian tahun, termasuk di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu, pemerintah setempat akan mengawasi secara ketat seluruh aktivitas masyarakat, terutama di area publik, saat momen perayaan pergantian tahun.
Sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM), hujan masih melanda berbagai wilayah di NTB hingga Jumat (30/12/2022) ini atau dua hari menjelang pergantian tahun.
Kepala Stasiun Meteorologi ZAM Cucu Kusmayancu mengatakan, BMKG memprediksikan peningkatan curah hujan selama masa pergantian tahun. Hal itu dipengaruhi sejumlah dinamika atmosfer.
Dinamika itu antara lain peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awal hujan secara signifikan di Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan.
Dinamika lainnya adalah intensitas seruakan dingin (gelombang dingin) Asia yang dapat meningkatkan kecepatan angin permukaan di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan. Selain itu, peningkatan potensi awan hujan di sekitar Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.
Cucu menjelaskan, ada juga indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan selatan Indonesia. Kondisi itu dapat memicu pertumbuhan awan konvektif cukup masif yang dapat memicu hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta tinggi gelombang.
Minggu lalu, Kota Mataram termasuk wilayah yang merasakan dampak cuaca ekstrem tersebut. Hal itu berupa abrasi di sembilan kilometer garis pantai ibu kota NTB tersebut. Di kawasan Mapak Indah, Sekarbela, gelombang merusak bangunan dan rumah milik warga.
Menyikapi hal itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfudin Noor mengingatkan masyarakat untuk waspada. Kewaspadaan ini termasuk pada malam pergantian tahun.
”Masyarakat pada pergantian tahun biasanya akan rekreasi untuk merayakannya, seperti di fasilitas umum dan tempat wisata. Namun, kami ingatkan untuk selalu waspada,” kata Mahfudin.
Masyarakat pada pergantian tahun biasanya akan rekreasi untuk merayakannya, seperti di fasilitas umum dan tempat wisata. Namun, kami ingatkan untuk selalu waspada.
Menurut Mahfudin, sejumlah kawasan di Kota Mataram diprediksikan akan ramai dikunjungi masyarakat pada malam pergantian tahun, misalnya kawasan Pantai Ampenan, Taman Loang Baloq, dan Pantai Gading. Kawasan-kawasan itu mempunyai area terbuka yang cukup luas bagi pengunjung. Namun, karena berada di kawasan pesisir, potensi untuk terdampak bencana juga lebih besar, terutama ketika gelombang tinggi terjadi.
Oleh karena itu, BPBD bersama tim gabungan lainnya akan mengawasi secara ketat aktivitas masyarakat di sana. ”Area itu akan kami pantau dan awasi terus. Apabila kondisi cuaca mengkhawatirkan, kami akan imbau masyarakat untuk tidak datang. Bahkan, akan kami tutup,” kata Mahfudin.
Secara terpisah, Sekretaris Dinas Pariwisata NTB Lalu Hasbul Wadi juga mengimbau masyarakat, terutama yang akan berlibur saat Tahun Baru, untuk waspada.
”Melihat cuaca yang relatif ekstrem, kami mengimbau agar mencari lokasi wisata yang dirasa aman. Paling tidak, cari tahu dulu tempat yang akan dituju. Jangan sampai ke tempat yang justru bisa berdampak buruk (terhadap keselamatan),” kata Hasbul Wadi.
Menurut Hasbul Wadi, pantai termasuk area yang rawan. Apalagi dengan prediksi tinggi gelombang yang mencapai 4 meter. Kehati-hatian pun diperlukan saat menyeberang ke area wisata di pulau kecil seperti Gili. ”Mungkin masyarakat bisa mencari yang lebih aman, seperti desa-desa wisata. Atau paling aman, untuk sementara tetap di rumah saja,” ujarnya.