9 Kilometer Garis Pantai Kota Mataram Terdampak Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem di Kota Mataram membuat sebagian kawasan pesisir kota tersebut terdampak. Belasan rumah rusak dan puluhan warga harus mengungsi.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang dan gelombang tinggi di akhir tahun 2022 melanda kawasan pesisir Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat mencatat, sepanjang 9 kilometer garis pantai kota tersebut terdampak dan mengakibatkan kerusakan bangunan dan jalan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfudin Noor, di kawasan Pantai Mapak Indah, Sekarbela, Rabu (28/12/2022), mengatakan, kawasan pesisir yang terdampak berada di Kecamatan Ampenan dan Sekarbela. ”Dari hasil asesmen kami, sekitar 15 rumah rusak mulai dari rusak berat, sedang, hingga ringan,” katanya.
Mahfudin menambahkan, ada sekitar 30 warga yang harus dievakuasi ke rumah kerabat mereka yang jauh dari ancaman gelombang. Sementara bantuan logistik dan kebutuhan lain hingga saat ini masih terus disalurkan.
Pantauan Kompas, kondisi yang paling parah berada di kawasan Pantai Mapak Indah. Di kawasan yang berlokasi sekitar 8 kilometer arah barat daya pusat pemerintahan Kota Mataram tersebut, banyak bangunan yang rusak berat.
Begitu masuk dari gerbang selatan, langsung terlihat bangunan kafe milik warga yang roboh. Beberapa kafe hanya menyisakan tiang. Memasuki area tengah, akses jalan yang biasanya digunakan warga dan pengunjung terputus oleh hantaman gelombang pada Jumat (23/12) lalu.
Tidak hanya jalan, pada area tengah, bangunan kafe hilang sebagian karena sudah tersapu gelombang. Sisa-sisa bangunan pada Rabu pagi dibersihkan oleh tim gabungan dari Pemerintah Kota Mataram dan Pemerintah Provinsi NTB.
Di sisi utara kawasan tersebut, rumah-rumah warga juga rusak. Ada yang dindingnya jebol, hilang sebagian, hingga hanya tersisa fondasi.
Pada Rabu pagi, warga terlihat sudah kembali beraktivitas. Sebagian datang ke rumah mereka untuk turut bersih-bersih. ”Rumah keluarga saya yang rusak saat kejadian ditempati adik. Saya kebetulan tinggal di rumah suami. Untuk sementara, adik mengungsi ke rumah saya,” kata Martini (19).
Martini menuturkan, saat hari kejadian, pada Jumat sore, gelombang belum tinggi. Namun, menjelang petang, gelombang mulai naik hingga ketinggian lebih dari 1 meter. Pada saat yang sama, terjadi angin kencang yang memorak-porandakan rumahnya sehingga tidak bisa ditempati lagi.
Menurut Martini, gelombang tinggi memang hampir setiap tahun terjadi di kawasan Pantai Mapak Indah. Namun, kejadian tahun ini yang paling parah karena sampai merusak rumahnya langsung. ”Bantuan sudah kami terima, tetapi sampai sekarang masih khawatir,” katanya, yang berharap kepada pemerintah agar bisa segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Mahfudin menambahkan, selain penanganan darurat warga terdampak, sejumlah langkah mitigasi akan mereka lakukan. Untuk jangka pendek, imbauan akan terus disampaikan kepada masyarakat agar tetap waspada. Apalagi, Kota Mataram masih memberlakukan siaga darurat hingga akhir Desember.
”Sementara untuk jangka menengah, memasang tanggul penahan gelombang, juga beronjong. Adapun untuk jangka panjang, relokasi warga biar kejadian ini tidak terulang kembali,” kata Mahfudin.
Sebelumnya, saat menyerahkan bantuan untuk warga, Gubernur NTB Zulkieflimansyah juga menyatakan akan mengupayakan relokasi. ”Insya Allah, kami akan coba lihat lokasi barunya, yakni tanah pemerintah provinsi di belakang kantor Dinas Perhubungan Kota Mataram, Jalan Lingkar Selatan,” ucapnya.
Terkait dengan cuaca di NTB, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid telah memperkirakan adanya potensi hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang di NTB. Hal itu diprediksi terjadi pada periode 25 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023.
Kondisi tersebut diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Timur. Selain itu, juga di Sumbawa, Sumbawa Barat, Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Dompu.
Selain itu, gelombang tinggi juga berpotensi melanda perairan NTB pada 22-28 Desember 2022. Adapun tinggi gelombang diperkirakan 2,5 meter hingga 6 meter.
Wilayah yang berpotensi mengalami tinggi gelombang 2,5-4 meter adalah di Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Selat Sape bagian selatan. Sementara untuk kategori tinggi gelombang 4 meter hingga 6 meter diperkirakan terjadi di Samudra Hindia, selatan NTB (Kompas, 23/12).