Hari Ini, Wisatawan Karimunjawa yang Terjebak Akan Dijemput
KM Kelimutu akan menjemput wisatawan yang terjebak di Karimunjawa akibat gelombang tinggi. Agar tidak terjadi lagi, wisatawan lain yang ingin bepergian diharapkan mempersiapkan rencana wisatanya dengan matang.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sebanyak 356 wisatawan yang terjebak di Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, akan dievakuasi menggunakan kapal Pelni KM Kelimutu hari ini. KM Kelimutu telah berangkat Senin (26/12/2022) sekitar pukul 16.00 dari Sampit, Kalimantan Tengah, dan akan tiba pukul 17.00 hari ini di Karimunjawa.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni Opik Taupik, dalam keterangan resminya mengatakan, KM Kelimutu awalnya akan langsung menuju Semarang dan dijadwalkan tiba di Karimunjawa pada Sabtu (31/12/2022).
Namun, atas permintaan Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta, Kementerian Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Laut menugaskan PT Pelni untuk mempercepat kedatangan kapal ke Karimunjawa.
”Kami telah menerbitkan jadwal KM Kelimutu yang baru dan kapal akan tiba lebih cepat dari jadwal semula. Sebanyak 926 penumpang naik dari Sampit pada hari ini. Dari data sementara yang kami dapatkan, jumlah penumpang yang naik dari Karimunjawa sebanyak 329 (sekarang 356) orang,” ujarnya.
(Meskipun kecepatan angin ekstrem), kapal yang menjemput wisatawan juga besar, sehingga tahan terhadap gelombang tinggi (Retno Widyaningsih).
KM Kelimutu dapat menampung hingga 1000 penumpang dan telah sesuai standar internasional. Kapal buatan galangan kapal Jos L Meyer, Papenburg, Jerman ini memiliki delapan sekoci dengan kapasitas 756 orang, 34 rakit penyelamat berkapasitas 850 orang dan 1.852 jaket penyelamat dewasa serta 106 jaket penyelamat ukuran anak.
Sebagai informasi, gelombang tinggi dan cuaca buruk membuat penyeberangan menggunakan feri dari Karimunjawa ke Jepara dilarang untuk sementara waktu. Akibatnya, sejumlah wisatawan yang terjebak perlu dievakuasi menggunakan kapal Pelni atas alasan keselamatan.
Secara terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang Retno Widyaningsih, menuturkan, angin merupakan faktor penting penyebab gelombang laut. Semakin kencang angin maka semakin tinggi pula gelombang lautnya. Kecepatan angin di atas 20 knot, mata Retno, sudah termasuk ekstrem karena kecepatan angin normal biasanya di bawah 10 knot.
Sementara itu, hasil analisis data dan perkembangan dinamika atmosfer terkini BMKG, menunjukkan, angin yang berhembus dari arah Barat-Utara di Pesisir Utara Jawa Tengah konsisten dengan kecepatan 15-25 knot (18,5-46 kilometer per jam). Angka tersebut dapat diartikan sebagai kecepatan angin yang ekstrem.
”(Meskipun kecepatan angin ekstrem), kapal yang menjemput wisatawan juga besar, sehingga tahan terhadap gelombang tinggi,” ucapnya.
Untuk tinggi gelombang pada 26 Desember 2022 berada dalam kategori sedang (1,25 meter-2,5 meter), sedangkan 27 Desember 2022 masuk dalam kategori sedang-tinggi (2,5 meter-4,0 meter). Untuk dua hari berikutnya, yakni 28-29 Desember 2022 masih berada dalam kategori sedang.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, menambahkan, masyarakat yang ingin berwisata diharapkan mulai dengan bijak menentukan waktu wisatanya. Hal ini dinilai krusial karena menyangkut keselamatan dan keamanan wisatawan atas sesuatu yang tidak bisa dikendalikan manusia.
”Cuaca akhir tahun ini sedang tidak bersahabat, waktu bepergian perlu direncanakan dengan matang dan menyiapkan perbekalan serta kondisi fisik yang mumpuni,” katanya.
Mulai dari 23-27 Desember 2022, cuaca di bagian Utara Pulau Jawa ada peningkatan curah hujan. Prediksinya mulai dari sedang, lebat, bahkan sangat lebat atau tergolong ekstrem. Untuk itu, masyarakat juga dapat memantau perkembangan cuaca secara langsung dari website resmi BMKG ataupun aplikasi Info BMKG.