Tertahan Gelombang Tinggi, Ratusan Wisatawan Karimunjawa Bakal Dievakuasi
Gelombang tinggi membuat penyeberangan menggunakan feri dari Karimunjawa ke Jepara, Jawa Tengah, dilarang sementara waktu. Ratusan wisatawan yang terjebak akan dievakuasi dengan kapal Pelni menuju Semarang.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
JEPARA, KOMPAS — Ratusan wisatawan masih tertahan di Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, hingga Senin (26/12/2022) siang akibat gelombang tinggi. Rencananya, mereka akan dievakuasi menggunakan kapal Pelni. Sebab, penyeberangan menggunakan feri masih dilarang karena alasan keselamatan.
Berdasarkan data Pemerintah Kecamatan Karimunjawa, ada 335 wisatawan yang hingga Senin siang masih berada di Pulau Karimunjawa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 185 orang berangkat menggunakan jasa perjalanan wisata dan 150 orang berangkat mandiri. Mayoritas mereka menyeberang ke Karimunjawa dari Jepara pada Kamis (22/12/2022).
Camat Karimunjawa Muslikin menyebut kebanyakan wisatawan berasal dari Bandung dan Bogor, Jawa Barat. Selain itu, ada juga wisatawan dari DKI Jakarta serta dari sejumlah kabupaten/kota di Jateng.
”Kondisi mereka aman dan sehat semua. Perbekalan yang mereka bawa juga masih mencukupi. Memang ada sebagian wisatawan yang meminta agar bisa segera pulang. Problemnya rata-rata terkait dengan waktu, ada kewajiban untuk segera kembali bekerja,” kata Muslikin saat dihubungi, Senin.
Menurut Muslikin, kondisi gelombang di perairan Karimunjawa pada Senin masih tergolong tinggi, yakni 2,5 meter-3 meter. Gelombang tinggi yang melanda tahun ini diperkirakan masih akan terjadi sampai awal 2023. Untuk itu, feri yang biasa melayani penyeberangan dari Karimunjawa ke Jepara dilarang beroperasi sementara waktu demi alasan keamanan.
Muslikin menambahkan, feri memiliki ketinggian lambung sekitar 3 meter. Untuk melintas pada kondisi gelombang dengan ketinggian 2,5 meter-3 meter, perlu kapal dengan tinggi lambung setidaknya 3,5 meter-4 meter.
Peristiwa tertahannya wisatawan akibat gelombang tinggi disebut Muslikin bukan kali ini saja terjadi. Tahun-tahun sebelumnya sudah banyak kejadian serupa. Terakhir peristiwa itu terjadi pada akhir tahun 2021.
”Gelombang tinggi memang rawan sekali terjadi di akhir tahun. Ini sudah seperti siklus alam yang rutin terjadi. Saya mengimbau selama Desember sampai Februari jangan berlibur ke Karimunjawa dulu untuk mengurangi risiko. Setelah Februari, silakan berlibur karena biasanya sudah aman,” tuturnya.
Penghentian sementara operasionalisasi feri dinilai menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha wisata di Karimunjawa. Kendati tak menyebutkan detail jumlahnya, Muslikin mengaku mendapatkan sejumlah laporan terkait adanya wisatawan yang menjadwal ulang hingga membatalkan rencana liburan ke Karimunjawa.
Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi keinginan sebagian wisatawan yang meminta dievakuasi. Pada Senin pagi, misalnya, Pemerintah Kabupaten Jepara bersama sejumlah pihak mengadakan rapat koordinasi membahas rencana evakuasi tersebut.
Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta sudah mengirimkan surat permohonan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan agar kapal PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), yakni Kapal Motor Kelimutu, dideviasi ke Karimunjawa untuk mengangkut para wisatawan sekaligus mengirim bahan makanan bagi warga Karimunjawa. Biasanya, KM Kelimutu berlayar dari Pelabuhan Kumai di Kalimantan Tengah ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Saya mengimbau selama Desember sampai Februari jangan berlibur ke Karimunjawa dulu untuk mengurangi risiko.
Surat yang dikirimkan Edy sudah direspons oleh Kementerian Perhubungan. Rencananya KM Kelimutu akan diarahkan untuk bersandar di Karimunjawa, Senin petang. Setelah dari Karimunjawa, kapal akan melanjutkan perjalanan ke Tanjung Emas. Sesampainya di Semarang, para wisatawa yang kendaraannya masih tertinggal di Jepara akan diantar kembali ke Jepara untuk mengambil kendaraan. Pengantaran wisatawan ke Jepara itu difasilitasi secara gratis oleh Dinas Perhubungan Jepara.
”Kami sudah menyiapkan dapur umum untuk mencukupi kebutuhan makanan para wisatawan. Masyarakat sudah kehabisan bekal dan memerlukan bantuan, silakan melapor kepada petugas di sana,” ucap Edy.
Edy menambahkan, Pemerintah Kabupaten Jepara juga sudah mempersiapkan wisma wisata dan hotel untuk ditempati wisatawan. Total ada 14 kamar yang siap digunakan oleh wisatawan. Di samping itu, koordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia setempat juga telah dilakukan agar mereka bisa memberikan diskon khusus bagi wisatawan Karimunjawa.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta pemerintah setempat menjamin kesehatan para wisatawan yang saat ini menunggu dievakuasi. Berdasarkan laporan yang diterima Ganjar, kesehatan para wisatawan baik. ”Saya minta untuk dipastikan seluruh wisatawan yang di sana jangan sampai kekurangan logistik,” katanya.
Didik, wisatawan asal Sukoharjo, Jateng, yang turut tertahan di Karimunjawa, menyebut kondisi dirinya ataupun keluarganya sehat dan aman kendati hujan deras dan angin kencang masih terus melanda Karimunjawa. Didik tertahan di Karimunjawa bersama empat orang lain yang merupakan keluarganya. ”Saya di sini sejak Kamis pekan lalu. Untuk makan dan penginapan, terpenuhi semua,” ujarnya.