Longsor Kembali Telan Korban di Sulsel, Tiga Orang Tewas
Cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang dan juga gelombang tinggi menyebabkan bencana banjir, banjir rob, hingga longsor di sejumlah kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. Warga diminta tingkatkan kewaspadaan.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Bencana tanah longsor di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, kembali menelan korban jiwa. Tiga warga tertimbun material longsoran dan tujuh orang lainnya dievakuasi dalam keadaan selamat. Hujan deras disertai angin kencang memicu longsor dan luapan sungai. Di sejumlah kabupaten lainnya, hujan dan angin kencang menyebabkan longsor, banjir, banjir rob, hingga pepohonan tumbang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gowa Ikhsan Parawansa, Sabtu (24/12/2022), mengatakan, longsor terjadi di dua titik. Satu titik di Kelurahan Bontolerung, Kecamatan Tinggimoncong, dan satu lainnya di Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe. Lonjoboko adalah lokasi di mana pada pertengahan bulan lalu juga terjadi longsor yang menewaskan tujuh orang.
Longsor di Bontolerung yang menimbulkan tiga korban meninggal. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu dini hari. Saat itu material longsoran menimpa sejumlah bangunan, salah satunya sebuah rumah kantor yang dihuni 10 orang. ”Dalam pencarian, tujuh orang berhasil diselamatkan dan tiga orang lainnya tertimbun. Siang ini ketiganya ditemukan, tetapi dalam kondisi meninggal,” kata Ikhsan.
Tiga korban meninggal adalah M Arsyad, Anwar, dan Hasan. Longsor juga menyebabkan dua rumah terbawa luapan anak Sungai Jeneberang, Gowa. Tidak ada korban dalam peristiwa ini. Saat ini, warga di sekitar lokasi diungsikan ke tempat aman. Selain merusak bangunan, longsor juga menyebabkan badan jalan rusak dan tertutup material berupa batu dan tanah.
Hujan deras disertai angin kencang melanda sejumlah kabupaten dan kota di Sulsel sejak Jumat (23/12/2022). Sejumlah kabupaten melaporkan terjadinya pepohonan tumbang dan rumah rusak akibat angin kencang.
Di beberapa pulau di Selat Makassar, empasan ombak membuat air laut naik ke rumah warga dan menyebabkan kerusakan. Di Kabupaten Takalar, naiknya air laut, angin kencang, dan derasnya ombak menyebabkan abrasi dan puluhan rumah rusak.
Di Makassar, pohon beringin yang tumbang menyebabkan lima orang luka tertimpa pohon. Pohon-pohon tumbang juga terjadi di Kabupaten Maros, Pangkep, Selayar, Pinrang, Sidrap, Jeneponto, Bulukumba, dan Kota Parepare.
Di Parepare, Barru, Pangkep, dan Jeneponto, banjir rob membuat jalan dan permukiman tergenang. Hingga Sabtu sore, sejumlah wilayah masih tergenang, di antaranya beberapa titik di Maros, Jeneponto, Barru, dan Parepare.
Di Kabupaten Enrekang, longsor juga terjadi di beberapa titik. Tak hanya itu, pohon tumbang di jalan poros Enrekang-Toraja menyebabkan kemacetan akibat jalan tak bisa dilalui. Hujan dilaporkan masih terjadi di sejumlah kabupaten dan kota dengan intensitas sedang hingga lebat.
Kami juga terus mengimbau warga, terutama di wilayah rawan, untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kepala BPBD Sulsel M Firda mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari sejumlah daerah terkait bencana banjir, longsor, dan naiknya air laut akibat cuaca ekstrem. ”Kami terus berkoordinasi dengan BPBD kota dan kabupaten untuk mendata kebutuhan yang diperlukan dan langkah antisipasi. Kami juga terus mengimbau warga, terutama di wilayah rawan, untuk meningkatkan kewaspadaan,” katanya.
Sebelumnya, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar telah mengeluarkan peringatan terkait potensi hujan deras disertai angin kencang dan gelombang dengan ketinggian hingga 6 meter. Peringatan itu dikeluarkan pada Rabu (21/12/2022) sore.
Kepala Pelaksana harian BMKG Wilayah IV Makassar Kamal A mengatakan, cuaca ekstrem disebabkan pelambatan arus angin di Selat Makasaar hingga bagian selatan. Hal ini menyebabkan penumpukan massa udara yang mendukung pertumbuhan awan hujan yang bergerak ke wilayah Sulsel.
”Terdapat kemungkinan banjir rob karena bertepatan dengan fase pasang maksimal. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sejumlah wilayah. Begitu pun gelombang dengan ketinggian 1,25-6 meter di perairan sekitar Sulsel,” katanya.