Korban Tewas Longsor Jalan Malino-Sinjai di Sulsel Bertambah Jadi Lima
Korban tewas dalam peristiwa longsor di jalan poros Malino-Sinjai, Sulawesi Selatan, bertambah menjadi lima orang. Hingga Kamis (17/11/2022) sore, tim SAR gabungan masih mencari dua korban.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Korban tewas dalam peristiwa longsor di jalan poros Malino-Sinjai, Sulawesi Selatan, bertambah menjadi lima orang. Hingga Kamis (17/11/2022) sore, tim SAR gabungan masih mencari dua korban yang diduga tertimbun longsor.
Keterangan dari pihak Badan SAR Nasional (Basarnas) Sulawesi Selatan menyebutkan, pada Kamis siang hingga sore, ditemukan dua korban tanah longsor. Sebelumnya, telah ditemukan tiga korban, yakni satu orang pada Rabu (16/11/2022) malam dan dua orang pada Kamis pagi.
”Sampai saat ini, jumlah korban meninggal yang ditemukan adalah lima orang. Tim SAR masih mencari dua korban lainnya. Selain itu, ada dua orang yang ditemukan selamat,” kata Kepala Basarnas Sulsel Djunaidi, Kamis sore.
Lima korban meninggal itu adalah Nurhaya (24), Nuraeni (47), Sunaria (38), Daeng Ngasseng (60), dan Jumria (37). Adapun korban dalam pencarian adalah Nur Syamsia (25) dan M Royan (6). Sementara dua korban lain yang ditemukan selamat adalah Kahar (47) dan Sindy (17).
Korban longsor adalah warga yang melintas saat tebing di tepi jalan runtuh. Sebuah kendaraan roda empat berisi empat orang dan sebuah kendaraan roda dua yang digunakan berboncengan tigaterseret material longsor ke jurang. Selain itu, sebuah rumah warga di tepi jalan juga terseret ke jurang.
Longsor terjadi pada Rabu (16/11/2022) petang di Dusun Kunyika dan Dusun Borong Sapiria, Desa Lonjoboko Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Sulsel. Jalur ini menjadi akses utama warga Kabupaten Sinjai, Sulsel, menuju ke Makassar dan sebaliknya. Selain itu, jalan tersebut menjadi akses ke obyek wisata Malino.
Akibat peristiwa longsor itu, jalur Malino-Sinjai putus pada Rabu malam. Namun, pantauan di lokasi menunjukkan, pada Kamis malam, jalur perlahan terbuka setelah beberapa alat berat diturunkan.
Meski begitu, arus lalu lintas masih tersendat. Petugas memberlakukan buka tutup jalan dari dua arah. Paling banyak hanya 10 kendaraan yang diperbolehkan melintas dari dua arah setiap kali buka atau tutup.
Hingga Kamis malam, sebagian petugas masih membersihkan material longsor di jalan. Sebagian petugas juga melakukan pencarian korban yang masih dinyatakan hilang. Sementara itu, sejumlah rumah di bibir tebing tampak rusak akibat longsor. Sebagian rumah juga dipenuhi material tanah yang sudah berubah menjadi lumpur.
Terdapat lebih dari 10 titik longsor dan empat di antaranya merupakan titik longsor besar. Dua titik longsor yang cukup parah berada di Dusun Kunyika dan Dusun Borong Sapiria. Di dua lokasi inilah terdapat korban jiwa.
”Kami menuggu sejak sore dan akhirnya malam ini diizinkan jalan. Tapi ini juga masih gantian dari dua arah. Kendaraan ambulans dan alat berat yang didahulukan,” kata Anshar, pengendara truk dari Makassar yang menjemput sayur-sayuran di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolo Pao, Gowa.
Sampai saat ini, jumlah korban meninggal yang ditemukan adalah lima orang. Tim SAR masih melakukan pencarian pada dua korban lainnya.
Daeng Gassing, anggota ORARI Sulsel, mengaku berada di lokasi sejak Rabu malam untuk membantu petugas. Melalui radio panggil, dia mengomunikasian peristiwa dan kondisi di lokasi.
Daeng juga turut membantu petugas mengatur kendaraan yang akan melintas. Dengan radio panggil miliknya, dia berkomunikasi dengan petugas di seberang titik longsor dan menginformasikan jumlah kendaraan yang diizinkan melintas.
”Harus diatur bergantian karena kalau tidak akan terjadi penumpukan kendaraan. Padahal kondisi jalan juga masih rawan. Ini baru satu jalur yang terbuka,” kata Daeng.
Sementara itu, sejumlah petugas masih terus membantu warga membersihkan material longsor di rumah-rumah yang terdampak. Pencarian dua korban hilang akan dilanjutkan Jumat (18/11/2022) pagi.