Pascapenembakan, KKB Masih Tutup Jalan di Kepulauan Yapen
Akses jalan umum yang menghubungkan ibu kota Kabupaten Kepulauan Yapen ke Distrik Yapen Utara masih ditutup kelompok kriminal bersenjata selama dua hari terakhir. Aksi ini sangat merugikan masyarakat setempat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata di bawah pimpinan Plato Marani masih menutup akses Jalan Trans-Yapen Saubeba-Angkaisera di Distrik Yapen Utara, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Sebelumnya, kelompok tersebut menyerang aparat kepolisian dan menembak mati seorang warga di lokasi tersebut pada Selasa (13/12/2022).
Kapolres Kepulauan Yapen Ajun Komisaris Besar Herzoni Saragih ketika dikonfirmasi via telepon pada Kamis (15/12) membenarkan soal informasi tersebut. Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Plato Merani menutup akses jalan dengan dua batang kayu besar.
Pemalangan jalan oleh KKB itu, kata Herzoni, sangat berdampak terhadap masyarakat setempat. Penutupan jalan membuat masyarakat di Distrik (kecamatan) Yapen Utara tak bisa mengakses fasilitas pelayanan publik, seperti rumah sakit di daerah Serui, ibu kota Kepulauan Yapen.
Sebelumnya, Polres Kepulauan Yapen mendapatkan laporan dari warga tentang adanya pemalangan Jalan Trans-Yapen Saubeba-Angkaisera pada Selasa dengan dua batang kayu. Aparat kepolisian bersama tiga warga yang bertugas sebagai operator alat gergaji kayu pun menuju ke lokasi tersebut.
Namun, KKB langsung melepaskan tembakan ketika rombongan aparat dan tiga warga tiba di lokasi kejadian. Para pelaku juga melemparkan tiga bom molotov dari daerah ketinggian ke arah mereka.
Kontak tembak antara pihak kepolisian dan KKB terjadi selama sekitar satu jam. Seorang warga di antara rombongan aparat, Yeferson Sayuri, tewas karena terkena tembakan KKB di punggung.
Aparat keamanan pun bergeser ke lokasi aman untuk meminta bantuan ke Markas Polres Kepulauan Yapen via telepon seluler. Saat aparat tengah meminta bantuan, para pelaku membakar dua mobil dan merusak satu mobil milik pihak kepolisian di lokasi kejadian.
”Aksi pemalangan jalan oleh KKB sangat merugikan masyarakat setempat. (Akibatnya) Masyarakat dari Distrik Yapen Utara yang mengalami sakit serius harus menggunakan sarana transportasi laut ke daerah Serui untuk mendapatkan perawatan medis di rumah sakit,” tutur Herzoni.
Sejauh ini pihaknya belum dapat mengerahkan personel ke lokasi kejadian untuk membuka akses jalan yang ditutup para pelaku. Diperkirakan pelaku yang berjumlah sekitar 30 orang masih berada di sekitar lokasi pemalangan jalan.
Ia pun menambahkan, Polres Kepulauan Yapen akan berupaya membuka akses jalan tersebut setelah mendapatkan bantuan personel dari Kompi 1 Batalyon C Brimob Biak. ”Sebanyak 30 personel diterjunkan dari Biak untuk membantu Polres Kepulauan Yapen membuka akses jalan yang ditutup kelompok Plato,” ujarnya.
Aksi mereka dengan menargetkan sarana publik, seperti jalan, telah menghambat aktivitas masyarakat sehari-hari.
Juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy, menyesalkan aksi pelaku yang merupakan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka itu. Yan berpendapat, aksi kelompok yang menyuarakan ideologinya dengan aksi kekerasan dan menyerang sarana publik tak dapat dibenarkan.
”Aksi mereka dengan menargetkan sarana publik, seperti jalan, telah menghambat aktivitas masyarakat sehari-hari. Padahal, masyarakat sangat membutuhkan fasilitas jalan yang memadai untuk mengakses layanan publik dan membeli bahan makanan di pusat perkotaan daerah tersebut,” ucap Yan.
Diketahui, aksi teror KKB yang menyerang warga sipil dan aparat keamanan terus terjadi setiap tahun di wilayah Papua. Berdasarkan catatan Kompas dan data TNI-Polri, telah terjadi 50 kasus serangan KKB di Papua sejak Januari 2022 hingga kini.
Serangan KKB terjadi di sejumlah kabupaten di Provinsi Papua, Provinsi Papua Tengah, dan Provinsi Papua Pegunungan. Daerah-daerah ini antara lain Yahukimo, Intan Jaya, Puncak, Paniai, Puncak Jaya, Nduga, Pegunungan Bintang, Yalimo, Deiyai, dan Kepulauan Yapen.
Kasus-kasus tersebut mengakibatkan jatuhnya korban, baik dari aparat TNI, Polri, maupun warga. Dari aparat TNI, sebanyak 7 personel gugur dan 12 personel luka-luka, sedangkan anggota Polri yang gugur berjumlah 1 personel dan 2 personel mengalami luka-luka. Adapun warga yang meninggal sebanyak 33 orang dan 7 orang luka-luka.