Tekan Defisit Perdagangan, Jatim Pamerkan Aneka Produk Unggulan di Arab Saudi
Pameran itu diharapkan menarik minat pelaku usaha terhadap produk lokal sehingga semakin memperbesar transaksi ekspor. Selama ini, neraca perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi masih defisit.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Aneka produk unggulan Jawa Timur dipamerkan dalam Indonesian Week 2022 di Riyadh, Arab Saudi. Pameran itu diharapkan menarik minat pelaku usaha terhadap produk lokal sehingga semakin memperbesar transaksi ekspor. Selama ini neraca perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi masih mengalami defisit.
Puluhan pengusaha Jawa Timur yang dipimpin Ketua Umum Kamar Dagang dan industri (Kadin) Jatim Adik Dwi Putranto bertolak ke Arab Saudi sejak Kamis (24/11/2022) hingga Rabu (30/11/2022). Mereka mengikuti pameran Indonesian Week 2022 di Riyadh dan menggelar misi dagang dengan Jeddah.
”Ada 18 pengusaha dari industri menengah yang ikut. Mereka membawa berbagai produk potensial untuk diekspor ke Arab Saudi, seperti makanan dan minuman, alat pemadam kebakaran, arang kayu, tepung porang, tepung mocaf, kacang gangsar, dan teh hijau jamus," ujar Adik, Minggu (27/11/2022).
Selain industri skala menengah, pameran juga diikuti industri besar, seperti produsen kopi merek Kapal Api, produsen kerupuk merek Finna, dan produsen kertas Tjiwi Kimia. Arab Saudi adalah pasar yang cukup besar dan potensial karena hampir seluruh produk yang dibutuhkan oleh masyarakat di sana berasal dari impor.
”Di sini (Arab Saudi) produksi hampir tidak ada sehingga kebutuhan dipenuhi dari impor. Tetapi, produk Indonesia yang masuk di sini masih kecil, hanya beberapa produk dari industri besar, seperti Indofood dan Finna. Kita kalah dengan negara lain, seperti China, India, Korea, Jepang, dan Taiwan,” kata Adik.
Dia menambahkan, Arab Saudi adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia yang berada di kawasan Timur Tengah. Namun, sejauh ini, neraca perdagangan Indonesia selalu defisit. Berdasarkan data Comtrade, pada 2021, nilai perdagangan Indonesia-Arab Saudi mencapai 5,55 miliar dollar AS atau setara Rp 79 triliun (dengan asumsi kurs Rp 14.269 per dollar AS). Nilai ini meningkat 40,4 persen dibanding tahun 2020 yang hanya sebesar 3,95 miliar dollar AS.
Ekspor Indonesia ke Arab Saudi pada 2021 mencapai 1,58 miliar dollar AS. Namun, impor Indonesia dari Arab Saudi mencapai 3,97 miliar dollar AS sehingga neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit 2,38 miliar dollar AS atau setara Rp 34 triliun.
Defisit neraca perdagangan dengan Arab Saudi ini terjadi dalam kurun waktu 28 tahun belakangan. Defisit terdalam mencapai 4,7 miliar dollar AS pada 2013 akibat besarnya impor minyak. Adapun sepanjang periode Januari-April 2022, neraca perdagangan Indonesia-Arab Saudi juga mengalami defisit.
Total perdagangan Indonesia-Arab Saudi dari Januari-April 2022 mencapai 2.566,14 juta dollar AS, dengan nilai ekspor 623,72 juta dollar AS dan impor 1,942 miliar dollar AS. Neraca perdagangan tersebut mengalami defisit sebesar 1,318 miliar dollar AS.
”Untuk itu, kita harus memacu kinerja ekspor ke Arab Saudi. Apalagi, mereka sangat terbuka. Dalam kegiatan ini kami tidak mematok target transaksi karena yang kami inginkan keberlanjutan kerja sama,” ujar Adik.
Wakil Ketua Komite Tetap Jaringan Usaha Antarprovinsi Wilayah Tengah I Kadin Jatim Mohammad Syafiudin, yang juga pemilik CV Prosperous Bersama, menambahkan, ada banyak potensi kerja sama yang bisa digali dengan Arab Saudi. Setidaknya pengusaha mengetahui produk apa yang mereka butuhkan, seperti makanan dan charcoal atau arang kayu. Kebutuhan tersebut besar sekali karena masyarakat Arab senang barbeku.
Kegiatan pameran dan misi dagang dengan negara lain ini memang sangat kami nantikan.
Perwakilan dari Kadin Kediri Raya, Nofian Supriyono, mengaku memamerkan produk teh hijau jamus, kacang gangsar, aneka camilan, tepung mocaf, dan kerupuk. Selain itu, produk alat pemadam kebakaran, gula aren, dan sarung tenun.
”Kalau kerupuk, harapan kami bisa untuk menyuplai kebutuhan haji dan umrah. Kegiatan pameran dan misi dagang dengan negara lain ini memang sangat kami nantikan. Harapannya bisa ekspor produk UMKM,” ucap Nofian.
Masih dalam upaya mempercepat pemulihan ekonomi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Gubernur Alexandria Mohamed Taher El-Sherif resmi menandatangani letter of intent (LOI) atau surat pernyataan kehendak untuk kerja sama di tiga bidang prioritas, yakni perdagangan dan investasi, pariwisata, serta pendidikan, di Alexandria, Mesir, Rabu (23/11/2022).
Kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan Gubernur Khofifah dengan Duta Besar Mesir untuk Indonesia Ashraf Mohamed Moguib Sultan di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada 19 November 2021.
Khofifah mengatakan, penandatanganan LoI ini merupakan titik awal sejarah baru kerja sama antara Indonesia dan Mesir, khususnya Jatim dengan Alexandria. Kerja sama di tiga sektor prioritas tersebut akan semakin dikuatkan dan dimaksimalkan pada masa mendatang.
”Melalui penandatanganan LoI, maka akan semakin banyak kerja sama yang bisa dibangun antara Jatim dan Alexandria di masa depan. Di sektor perdagangan, kedua wilayah memiliki potensi besar untuk bisa melakukan link and match,” papar Khofifah.
Mantan Mensos ini menambahkan, Mesir tidak menanam kopi, tetapi tradisi minum kopi masyarakatnya cukup tinggi. Adapun Jawa Timur memiliki komoditas unggulan perkebunan, di antaranya kopi. Jatim sudah mengawali melakukan ekspor kopi sebanyak 200 ton melalui program communal branding, Oktober lalu.
Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama ini mengatakan, furniture juga berpotensi diekspor untuk menyuplai kebutuhan berbagai pembangunan yang sekarang gencar dilaksanakan di Mesir karena Jatim memiliki pabrik terbesar di Indonesia. Komoditas potensial lainnya adalah ikan, udang, rempah, dan cerutu.
”Saya yakin masih banyak potensi pengembangan perdagangan dari masing-masing wilayah. Apalagi, Alexandria merupakan provinsi besar dengan pelabuhan terbesar di Mesir yang terkoneksi dengan negara-negara Afrika, Timur Tengah, Amerika, serta Eropa," kata Khofifah.