Sejak pertama kali diluncurkan, Mallsampah telah membantu banyak pengguna untuk mengelola sampah berbasis aplikasi. Tak hanya itu, pengguna juga diedukasi untuk memilah sampah dan diberi pengetahuan soal lingkungan.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
”Membuang” sampah pakai aplikasi? Mungkin bukan sesuatu yang baru. Gaya hidup masyarakat yang tak lepas dari gawai dan menginginkan yang serba mudah membuat hal ini menjadi niscaya. Di Makassar, Sulawesi Selatan, hal ini sudah dilakukan sejak 2015 dengan layanan bernama Mallsampah.
Mallsampah adalah sebuah layanan jual beli atau daur ulang sekaligus edukasi sampah dan lingkungan yang berbasis aplikasi. Pendirinya adalah Adi Syaifullah Putra. Awalnya dia risau dengan tumpukan sampah di sekitar indekosnya. Lalu kerisauan ini melecut semangatnya mencari solusi sampah.
Awalnya pada tahun 2015 Mallsampah masih berbasis website. Baru pada 2019 berubah menjadi aplikasi seiring gaya hidup dan juga kian banyaknya pengguna.
Saat ini tercatat lebih dari 50.000 pengguna Mallsampah. Sebanyak 80 persen berada di Makassar, Gowa, Maros, Takalar, dan Parepare, selebihnya di Jakarta.
Mallsampah memberdayakan 500 mitra pengepul/informal collectors. Terdapat 300 pusat daur ulang. Jumlah sampah yang didaur ulang setiap bulan mencapai 100 ton lebih.
Tak sulit menggunakan layanan ini. Pengguna tinggal membuka aplikasi, memilih sampah apa yang akan dibuang, selanjutnya ditunjukkan titik terdekat untuk membawanya. Itu jika jumlah sampah di bawah 5 kilogram. Lebih dari itu akan dijemput armada Mallsampah.
Niat saya membuat layanan ini adalah mereduksi sampah sekaligus punya data soal sampah. Namun, kami membuatnya lebih mudah dan kekinian mengingat pengguna gawai di Indonesia cukup banyak. Pengguna tak akan repot karena sampah bisa dijemput dan dibayar di tempat. Harapannya, akan lebih banyak orang yang mau memilih dan memilah sampah dan melihatnya lebih bernilai. (Adi Syaifullah Putra)
Aplikasi sudah membiasakan sekaligus memudahkan pengguna untuk memilah sampah. Ada fitur untuk memilih apakah akan membuang sampah plastik, besi, kertas, kayu, hingga elektronik bekas. Nilainya per kilogram jenis sampah juga tercantum.
Pengguna juga bisa memilih apakah akan menerima uang tunai atau menabung dalam bentuk poin. Nantinya poin ini bisa ditukar dengan emas, voucer belanja atau makan, pembayaran beragam iuran mulai dari listrik, air, hingga BPJS. Bisa juga didonasikan ke sejumlah lembaga atau yayasan terpercaya, yang menjadi mitra Mallsampah.
”Niat saya membuat layanan ini adalah mereduksi sampah sekaligus punya data soal sampah. Namun, kami membuatnya lebih mudah dan kekinian mengingat pengguna gawai di Indonesia cukup banyak. Pengguna tak akan repot karena sampah bisa dijemput dan dibayar di tempat. Harapannya, akan lebih banyak orang yang mau memilih dan memilah sampah dan melihatnya lebih bernilai,” kata Adi, beberapa waktu lalu.
Pengguna aplikasi Mallsampah cukup beragam, mulai dari mahasiswa, karyawan, ibu rumah tangga, hingga berbagai usaha seperti restoran dan hotel. Setidaknya 1.000 ton lebih sampah per bulan masuk ke Mallsampah atau dikirim ke tempat daur ulang.
”Fitur terbaru kami ada MS BOX (revers vending machine) atau mesin penukar botol. Pengguna dapat menukarkan botol plastik menjadi uang elektronik secara otomatis. Di Makassar, MS BOX baru ada di dua titik, yaitu di Kopi Soe dan di Masjid Besar Asyura,” kata Adi.
Saat ini aplikasi untuk mitra pengepul telah berjalan efektif. Ini memudahkan pengepul mitra Mallsampah menerima orderan, mencatat pembukuan usaha, menggunakan fitur pembayaran digital, dan mengikuti program Mallsampah melalui aplikasi mereka.
Aplikasi ini akan meningkatkan akuntabilitas pengepul informal yang pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional mereka.