Omicron Subvarian XBB Ditemukan, Lonjakan Kasus Terjadi di Bandung
Temuan kasus Covid-19 subvarian XBB ini berasal dari pasien berumur 75 tahun. Meskipun tidak separah varian sebelumnya, penularan XBB dianggap lebih cepat sehingga dapat mengancam warga yang rentan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Satu kasus Covid-19 Omicron subvarian XBB ditemukan di Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/11/2022). Temuan varian yang menyebar dengan cepat ini diiringi lonjakan kasus di Kota Bandung yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Kota Bandung Ira Dewi Jani, Rabu (16/11/2022), menyatakan, satu kasus subvarian XBB diterima dari hasil pemeriksaan laboratorium Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung. Pasien berumur 75 tahun ini disinyalir terpapar dari kontak lokal.
”Untuk pasien ini, transmisi lokal karena tidak ada riwayat perjalanan sebelumnya. Pasien ini mengalami gejala ringan sehingga melakukan isolasi mandiri di rumah. Gejala yang timbul demam, batuk, dan pegal-pegal,” ujarnya di Bandung.
Menurut Ira, temuan varian baru yang disinyalir lebih cepat menular ini terjadi di tengah peningkatan kasus Covid-19 di Kota Bandung dalam dua pekan terakhir. Bahkan, dia mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di Kota Bandung meningkat hingga lima kali lipat.
Pada Selasa (15/11), misalnya, penambahan kasus harian mencapai 180 pasien. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan pekan pertama dan kedua Oktober yang kurang dari 50 kasus per hari.
Di samping itu, lanjut Ira, kasus Covid-19 aktif yang sedang ditangani Kota Bandung hingga 15 November mencapai 1.023 pasien. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan dua pekan sebelumnya, 900 pasien.
”Biasanya, kasus harian ini dinamis dan naik-turun, tetapi sepertinya 180 pasien baru ini tertinggi setelah minggu pertama dan kedua Oktober 2022. Berdasarkan pengalaman penanganan di tengah pandemi, adanya varian baru biasanya diikuti lonjakan kasus,” tuturnya.
Karena itu, Ira mengimbau masyarakat memperketat kembali protokol kesehatan. Meskipun sebagian besar pasien yang terpapar Covid-19 dalam gejala ringan, persebaran virus ini mengancam warga rentan yang belum mendapatkan layanan vaksinasi.
”Kalau melihat penularan Covid-19, transmisinya semakin cepat. Namun, tingkat keparahannya rendah. Oleh karena itu, protokol kesehatan tetap harus diterapkan agar menghambat penularan. Apalagi, saat ini aktivitas ekonomi sudah meningkat sehingga mobilitas semakin tinggi,” ujarnya.
Peningkatan ini juga menjadi pertimbangan Pemkot Bandung melakukan pembatasan kembali. Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyebut, pihaknya akan memperhatikan kembali potensi pergerakan masyarakat.
Menurut Yana, pembatasan dalam kegiatan publik menjadi pertimbangan, terutama menyambut pergantian tahun. Yana khawatir momentum ini menjadi bom waktu peningkatan kasus Covid-19 tinggi di Kota Bandung.
Salah satu kegiatan yang jadi perhatian adalah konser dan pertunjukan yang menimbulkan kerumunan. Pembatasan ini difokuskan kepada jumlah atau kapasitasnya.
”Kelihatannya, kami akan coba batasi lagi kegiatan masyarakat. Pemkot Bandung cukup khawatir dengan kegiatan akhir tahun. Apalagi, itu juga diprediksi pemerintah pusat karena mobilitas warga pasti meningkat,” paparnya.