Kasus Baru Covid-19 di Jabar Melonjak, XBB Ditemukan di Bogor
Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Barat, petugas menemukan dua kasus subvarian XBB dari Kabupaten Bogor. Virus ini disebut bisa menular dengan cepat sehingga masyarakat diminta lebih waspada.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kasus subvarian XBB ditemukan di Jawa Barat di tengah tingginya kenaikan kasus aktif harian. Masyarakat diminta kembali memperketat protokol kesehatan demi menekan penularan virus ini.
Ketua Tim Surveilans dan Imunisasi di Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Dewi Ambarwati di Bandung, Jumat (11/11/2022), mengatakan, Covid-19 XBB telah masuk ke Jabar dengan temuan dua kasus di Kabupaten Bogor. Di sisi lain, temuan kasus-kasus harian Covid-19 di Jabar mencapai ribuan kasus.
Dewi menjelaskan, dalam rentang 3-10 November 2022, temuan kasus positif sebanyak 6.004 pasien. Berdasarkan data dashboard.jabarprov.go.id, hingga Kamis (10/11) pukul 17.00, total kasus Covid-19 terkonfirmasi di Jabar sebanyak 1,19 juta jiwa.
Jumlah ini bertambah 934 kasus dari sehari sebelumnya dengan kasus aktif di Jabar 9.694 pasien. Sementara itu, 1,17 juta warga Jabar dinyatakan sembuh dari Covid-19. Namun, 16.005 lainnya meninggal akibat pandemi.
”Kementerian Kesehatan sudah beri peringatan untuk memperkuat protokol kesehatan karena minggu ini sampai bulan depan kasusnya (Covid-19) diprediksi akan meningkat,” paparnya.
Enam Orang di Jateng Positif Covid-19 Omicron XBB
Peningkatan kasus Covid-19 juga terlihat di Kota Bandung. Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan, penambahan kasus harian Covid-19 turut melonjak dalam dua minggu terakhir.
Berdasarkan data Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung, penambahan kasus harian pada Kamis (10/11/2022) sebanyak 147 pasien dengan total kasus 97.896 orang. Dari jumlah tersebut, 912 pasien terkonfirmasi aktif dan 95.500 lainnya sembuh.
Anhar menyatakan, sejak September, sudah tidak ada lagi pasien Covid-19 di Kota Bandung yang meninggal. ”Semoga saja tidak ada yang meninggal lagi karena Covid-19. Namun, untuk kenaikan kasus, apalagi saat ini ada Covid-19 XBB yang disebut lebih cepat, penularannya patut diwaspadai,” ujarnya.
Menurut Anhar, pihaknya belum menemukan Covid-19 subvarian ini di Kota Bandung. Sebelumnya, Dinkes Kota Bandung telah mengirimkan lebih dari 100 sampel yang diduga Covid-19 XBB selama September 2022. Semuanya dinyatakan negatif.
”Untuk saat ini, pemeriksaan subvarian hanya mampu dilaksanakan di pusat, dan kami belum menemukan XBB di Kota Bandung. Namun, yang penting, peningkatan ini tidak hanya ada di kasus saja, tetapi juga jumlah pasien yang dirawat,” ujarnya.
Anhar memaparkan, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy rate/BOR) untuk perawatan Covid-19 di Kota Bandung mencapai 18 persen dari sekitar 600 unit. Dia mengatakan, jumlah tersebut masih bisa ditambah hingga 40 persen dari kapasitas setiap rumah sakit.
”Jumah 600 unit ini masih bisa ditingkatkan hingga 2.400-an jika kami dorong hingga keterisian 40 persen di setiap RS dengan catatan kasus meningkat. Sebagian besar pasien yang dirawat dalam kondisi sedang,” ujarnya.
Karena itu, Anhar mengimbau masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Vaksinasi Covid-19 juga perlu ditingkatkan karena saat ini vaksin dosis ketiga atau penguat di Kota Bandung masih sekitar 50 persen.
”Vaksinasi dosis 3 masih hampir 51 persen. Artinya, dari target sekitar 1,6 juta yang berusia 18 tahun ke atas, masih ada 800 ribuan yang belum mendapatkan vaksin penguat. Yang dikhawatirkan itu adalah lanjut usia dan komorbid karena varian ini lebih cepat menular,” ujarnya.