Jelang Natal-Tahun Baru, Pemda Andalkan Pasar Murah untuk Stabilisasi Harga Pangan
Kegiatan pasar murah masih menjadi andalan pemerintah daerah untuk menyetabilkan atau mengendalikan harga pangan yang bergejolak di tengah masyarakat.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Warga membeli telur ayam ras di lokasi kegiatan pasar murah yang digelar di Lapangan Taman Kamboja, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (14/11/2022). Di lokasi tersebut, warga yang mendapat kupon subsidi dari kelurahan bisa membeli telur Rp 25.000 per rak isi 30 butir. Bagi warga yang tidak mendapatkan kupon, harganya Rp 45.000 per rak.
BANJARMASIN, KOMPAS — Kegiatan pasar murah masih menjadi andalan pemerintah daerah untuk mengendalikan harga pangan yang bergejolak di tengah masyarakat. Pemerintah Kota Banjarmasin menyiapkan 20 kegiatan pasar murah sampai akhir tahun untuk melindungi warga dari dampak kenaikan harga-harga jelang Natal dan Tahun Baru.
Untuk kesekian kalinya, Pemerintah Kota Banjarmasin bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan pun menggelar pasar murah di Lapangan Taman Kamboja, Banjarmasin, Senin, (14/11/2022). Penyelenggaraan pasar murah merupakan aksi nyata Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.
Ibnu Sina mengatakan, pemerintah kota melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin sudah melaksanakan setidaknya enam kali kegiatan pasar murah sejak Oktober 2022. Pasar murah digelar dalam rangka pengendalian inflasi pangan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
”Hingga akhir tahun nanti, kami menargetkan minimal akan ada 20 kegiatan pasar murah lagi untuk melindungi warga Banjarmasin, khususnya yang berpenghasilan rendah, dari dampak kenaikan harga-harga pangan,” ujarnya.
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Warga membeli bahan pokok di lokasi kegiatan pasar murah yang digelar di Lapangan Taman Kamboja, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (14/11/2022). Pasar murah masih menjadi andalan pemerintah daerah untuk mengendalikan harga pangan yang bergejolak di tengah masyarakat, serta terbukti efektif untuk meredam dan menurunkan tekanan inflasi.
Menurut Ibnu, Banjarmasin adalah kota yang memegang peranan besar dalam konteks perekonomian dan pencapaian inflasi di Kalsel. Karena itu, pemkot bersama Bank Indonesia akan terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga kestabilan harga pangan, serta melindungi masyarakat dari dampak penyesuaian harga BBM.
Dalam kegiatan pasar murah kali ini, Pemkot Banjarmasin mengikutsertakan tidak kurang dari 90 pedagang dari berbagai skala usaha, mulai dari pasar swalayan, pedagang eceran, hingga pelaku usaha kecil dan menengah binaan satuan kerja perangkat daerah. Di lokasi pasar murah, bahan pangan dijual lebih murah dari harga pasaran.
”Pada kegiatan pasar murah kali ini, kami melalui kelurahan juga membagikan 2.000 kupon subsidi belanja pangan murah kepada warga. Lewat subsidi itu, pemilik kupon dapat membeli bahan pangan dengan harga yang lebih murah,” kata Ibnu.
Risiko tekanan inflasi akan tetap ada sehingga memerlukan upaya yang lebih serius melalui operasi pasar jelang Natal dan Tahun Baru. ( Imam Subarkah)
Fatimah (45), warga Banjarmasin, menuturkan, warga yang memiliki kupon subsidi dari kelurahan bisa membeli telur ayam ras seharga Rp 25.000 per rak isi 30 butir. Jika tidak memiliki kupon subsidi, warga akan membeli telur dengan harga Rp 45.000 per rak atau Rp 1.500 per butir.
Menurut dia, harga telur ayam tanpa kupon subsidi itu juga sudah lebih murah dari harga telur di pasaran, yang saat ini minimal harganya Rp 1.700 per butir. ”Kami sangat terbantu dengan adanya pasar murah. Mudah-mudahan, pasar murah bisa terus diadakan,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Imam Subarkah mengatakan, Kota Banjarmasin adalah penyokong utama ekonomi dan potret inflasi Kalsel. Hal itu tecermin dari pangsa ekonomi Banjarmasin yang mencapai 17,88 persen dari total perekonomian Kalsel, serta pangsa nilai konsumsi yang mencapai 83,40 persen dari total nilai konsumsi Kalsel.
”Kegiatan pasar murah secara masif di Kota Banjarmasin selama dua bulan terakhir telah mampu meredam tekanan inflasi seusai penyesuaian harga BBM,” katanya.
Imam menyampaikan, inflasi Banjarmasin pada Oktober 2022 sebesar 0,28 persen secara bulanan. Inflasi itu jauh lebih rendah dibandingkan September 2022 sebesar 1,56 persen. Inflasi Banjarmasin yang kian terkendali turut menurunkan tekanan inflasi Kalsel, dari 1,42 persen pada September 2022 menjadi 0,25 persen pada Oktober 2022.
”Ke depan, risiko tekanan inflasi akan tetap ada, sehingga memerlukan upaya yang lebih serius melalui operasi pasar jelang Natal dan Tahun Baru, kerja sama antar-daerah, dan subsidi ongkos angkut untuk menjaga kelancaran distribusi pasokan,” ujarnya.