Kasus Aktif Covid-19 di Demak dan Semarang Kembali Naik
Kasus aktif Covid-19 di Demak dan Kota Semarang naik sebulan terakhir. Vaksinasi yang pada Oktober sempat terhambat akibat keterbatasan stok akan kembali digencarkan guna mengurangi gejala dan menekan risiko kematian.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kasus aktif Covid-19 di sejumlah wilayah di Jawa Tengah kembali meningkat dalam sebulan terakhir. Hal itu diduga terjadi karena mulai mengendurnya protokol kesehatan di tengah tingginya mobilitas masyarakat. Vaksin penguat akan digencarkan.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Jateng, kasus aktif Covid-19 di wilayah tersebut mencapai 1.814 orang pada Minggu (6/11/2022). Jumlah kasus tersebut bertambah 209 kasus dari hari sebelumnya. Dari 1.814 orang yang sedang terpapar Covid-19 tersebut, sebanyak 536 orang dirawat di sejumlah fasilitas layanan kesehatan dan sebanyak 1.278 orang menjalani isolasi mandiri.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar menuturkan, tren kenaikan kasus aktif Covid-19 terjadi di hampir seluruh kabupaten/kota di wilayahnya. Hal itu kemungkinan terjadi karena adanya varian baru Covid-19, yakni Omicron XBB.
”Kita perlu memperketat protokol kesehatan dan mendorong vaksinasi penguat yang saat ini capaiannya baru 32,45 persen. Sejak minggu lalu, kami sudah mendistribusikan 267.930 dosis vaksin ke kabupaten/kota,” kata Yunita, Rabu (9/11/2022).
Daerah penyumbang kasus aktif Covid-19 terbanyak di Jateng adalah Kabupaten Demak. Di wilayah tersebut, ada 133 kasus aktif dengan jumlah pasien dirawat di rumah sakit sebanyak tujuh orang.
Kasus aktif terbanyak berada di Kecamatan Mranggen, Dempet, dan Mijen. Di wilayah itu, mobilitas masyarakat cukup tinggi, sementara protokol kesehatan mulai mengendur.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Demak Heri Winarno, kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Sebelumnya, rata-rata penambahan kasus harian di Demak maksimal 10 orang per hari. Sebulan terakhir, penambahan kasus barunya mencapai 20 orang per hari.
”Rata-rata kami dapatkan kasusnya dari hasil tes antigen acak di puskesmas-puskesmas. Kebanyakan mereka datang ke puskesmas dengan keluhan batuk dan pilek, setelah dites, hampir semuanya positif,” ucap Heri.
Heri belum bisa memastikan varian Covid-19 apa yang menginfeksi masyarakat di wilayahnya. Perlu pemeriksaan berupa whole genome sequencing (WGS) untuk mengetahui jenis virus tersebut. ”Kami jarang mengirim sampel untuk WGS karena biasanya syaratnya banyak dan hasilnya lama. Kalau memang diperlukan, kami akan kirim,” tuturnya.
Sementara itu, di Kota Semarang, kasus aktif Covid-19 sebanyak 122 orang. Di daerah tersebut, mayoritas orang yang terpapar Covid-19 merupakan warga lanjut usia dan yang belum menjalani vaksinasi dosis penguat.
”Beberapa kasus tinggi berada di sejumlah kecamatan, seperti di Banyumaik, Pedurungan, Semarang Barat, Tembalang, dan Ngaliyan. Di kecamatan-kecamatan itu, mobilitas masyarakatnya cukup tinggi dan banyak digelar sejumlah kegiatan yang bersifat massal atau mengundang banyak orang sehingga risiko penambahan kasusnya juga tinggi,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Semarang M Abdul Hakam.
Kebanyakan mereka datang ke puskesmas dengan keluhan batuk dan pilek, setelah dites, hampir semuanya positif.
Ke depan, Pemerintah Kota Semarang akan kembali menggencarkan vaksinasi Covid-19 di wilayahnya. Vaksin dinilai efektif menurunkan tingkat gejala dan tingkat kematian akibat Covid-19. Hingga awal November, capaian vaksinasi dosis penguat di Kota Semarang mencapai 65 persen. Jumlah itu akan terus ditambah hingga ditargetkan mencapai 80 persen pada Februari 2023.
”Kami juga merasa perlu memperketat penggunaan aplikasi Peduli Lindungi untuk melacak orang-orang yang belum menjalani vaksin penguat atau bahkan sama sekali belum divaksin Covid-19. Misalnya, ada orang yang mau masuk ke mal ketahuan belum vaksin penguat atau vaksin Covid-19, langsung diarahkan untuk vaksin ke puskesmas terdekat,” kata Hakam.
Pada awal Oktober, Kota Semarang sempat menutup gerai vaksinasi di mal dan puskesmas-puskesmas karena keterbatasan stok vaksin. Hanya dua gerai vaksinasi yang masih melayani masyarakat, yakni di Puskesmas Pandanaran dan Rumah Dinas Wali Kota Semarang. Seiring dengan adanya penambahan stok vaksin, gerai-gerai vaksinasi di seluruh puskesmas sudah kembali dibuka. Bahkan, di Rumah Dinas Wali Kota Semarang, gerai vaksinasi dibuka 24 jam.
”Stok vaksin di Kota Semarang hingga hari ini sebanyak 7.230 dosis. Dengan kebutuhan sekitar 800-1.000 dosis per hari, stok itu cukup untuk memenuhi kebutuhan selama sepekan,” kata Hakam, Selasa (8/11/2022).