Longsor di Kawasan Piket Nol, Jalur Selatan Lumajang-Malang Terputus Total
Longsor terjadi di kawasan Piket Nol Lumajang, Jawa Timur, Kamis (3/11/2022) malam. Pada Jumat, jalur penghubung Lumajang-Malang tersebut tidak bisa dilewati sama sekali atau terputus total.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Longsor terjadi di kawasan Piket Nol Lumajang, Jawa Timur, Kamis (3/11/2022) malam. Akibatnya, pada Jumat jalur penghubung Lumajang-Malang itu terputus total. Masyarakat diimbau memutar menempuh jalur utara atau melewati Probolinggo dan jalur alternatif.
Longsor terjadi di Kilometer 59 Piket Nol, Dusun Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, pukul 21.30. Lokasinya sekitar 300-400 meter arah timur Jembatan Gantung Gladak Perak. Lebar longsor sekitar 7 m dan sepanjang 50 m dengan kedalaman 7 m. Saat longsor, hujan mengguyur daerah tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
Tanda-tanda longsor sudah terlihat sejak setahun lalu. Kala itu, sejumlah titik ambles di jalur selatan Jatim tersebut. ”Sebulan lalu, kembali ada beberapa titik ambles. Namun, jalan masih bisa dilewati. Puncaknya semalam (Kamis). Longsor terjadi cukup lebar dan panjang sehingga memutus jalur dan tidak bisa dilewati lagi,” kata Sekretaris Kecamatan Candipuro Abdul Aziz, Jumat.
Akibat kejadian ini, jalan dari Lumajang menuju Malang dan sebaliknya putus total. ”Untuk sementara, pengguna jalan diimbau menempuh jalur utara melalui Probolinggo atau melalui jalur alternatif Curah Kobokan asalkan cuaca dan kondisi mendukung,” kata Azis.
Lokasi longsor tersebut bersebelahan dengan Kali Leprak, salah satu sungai utama dari Daerah Aliran Sungai Rejali. Kali Leprak merupakan terusan dari Besuk Kobokan, jalur aliran lahar hujan Gunung Semeru. Lahar hujan Gunung Semeru biasanya berupa air, pasir, dan bebatuan.
Saat ini, menurut Azis, ia tengah menunggu asesmen dan koordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali. Alasannya, jalur tersebut merupakan jalan nasional. ”Oleh karena jalan tersebut merupakan jalan nasional, pembangunan dan perbaikannya masih harus menunggu pihak yang berwenang,” katanya.
Sebelumnya, Jembatan Gladak Perak pernah putus akibat terdampak erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021. Pada April 2022, jembatan gantung itu sudah bisa dilewati kendaraan roda dua. Hingga saat ini penyelesaian jembatan terus dilakukan.
Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati Masdar mengatakan, Pemkab Lumajang sudah berkoordinasi dengan pihak berwenang, seperti BBPJN Jatim-Bali. ”Kepala BBPJN sudah di lokasi. Menurut rencana, pembangunan jalan ini dikerjakan menjadi satu dengan paket jembatan. Diusahakan pada Desember 2022 pembangunannya sudah selesai. Jadi, selesai bersamaan antara jalan dan jembatan. Maksimal Januari,” katanya.