Sebulan Tragedi Kanjuruhan, Masih Ada Seorang Pasien Dirawat di ICU RSSA
Sebulan pasca-tragedi Kanjuruhan, masih ada seorang korban yang dirawat di ruang ”intensive care unit” Rumah Sakit Saiful Anwar di Kota Malang, Jawa Timur. Korban dirawat menggunakan ventilator atau alat bantu napas.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Sebulan pasca-tragedi Kanjuruhan masih ada seorang korban yang dirawat di ruang intensive care unit (ICU) Rumah sakit Saiful Anwar (RSSA) di Kota Malang, Jawa Timur. Korban masih dirawat menggunakan ventilator atau alat bantu napas karena adanya infeksi di rongga paru-paru.
Pasien itu ialah Novita (20), warga Sumberpucung, Kabupaten Malang. Saat masuk ICU seminggu lalu, kondisi pasien tidak sadar, tidak bisa diajak komunikasi, dan terjadi infeksi pada rongga dada. Sebelumnya, pasien dirawat di ruang biasa sejak 1 Oktober 2022,
”(Di ICU), pasien ini dari hari ke hari terus menunjukkan perbaikan. Semoga saja seminggu ke depan sudah tidak tergantung pada ventilator dan bisa dirawat di ruang lain,” kata Wiwi Jaya, dokter kepala instalasi terapi intensif Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Selasa (1/11/2022), dalam konferensi pers.
Menurut Wiwi, ada perbaikan kondisi pasien. Pekan depan, pasien diharapkan sudah bisa lepas dari ventilator sehingga bisa dipindahkan dari ICU.
”Sebelumnya, pasien gelisah dan ada nanah di rongga paru-parunya. Saat ini nanah sudah dikeluarkan dan dicuci. Kondisi pasien sudah tenang. Sekarang, pasien saat diajak komunikasi sudah paham. Sebelumnya, tidak bisa diajak berkomunikasi. Ia menjalani operasi pencucian nanah di rongga paru-paru selama dua kali,” ujarnya.
Abdulrochim (54), ayah Novita, berharap anaknya bisa segera pulih. Ia dan istrinya setia menunggu anaknya itu di ruang tunggu RSSA Malang sejak 1 Oktober 2022.
”Anak saya tidak boleh sembarangan dijenguk. Hanya boleh menjenguk kalau sudah dipanggil saja,” katanya.
Adapun Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA Syaifullah Asmiragani mengatakan, total pasien tragedi Kanjuruhan yang dirawat di RSSA sebanyak 80 orang, sebanyak 36 di antaranya menjalani rawat jalan. Dari semua pasien, sebanyak 16 pasien berkondisi berat, 46 pasien berkondisi sedang, dan 18 pasien berkondisi ringan.
”Semua pasien ditangani dengan baik dan diupayakan semaksimal mungkin oleh tim. Semoga pasien satu yang masih dirawat bisa segera pulih,” katanya.
Menurut Syaifullah, tim dokter RSSA hingga saat ini belum mendapatkan surat terkait permintaan melakukan ekshumasi tehadap dua jenazah korban tragedi Kanjuruhan yang akan dilakukan pada 5 November 2022. Tim advokasi tragedi Kanjuruhan (TATAK) menyebutkan bahwa dua jenazah korban tragedi tersebut akan diekshumasi pada 5 November 2022.
Total pasien tragedi Kanjuruhan yang dirawat di RSSA sebanyak 80 orang, sebanyak 36 di antaranya menjalani rawat jalan. Dari semua pasien, sebanyak 16 pasien berkondisi berat, 46 pasieng berkondisi sedang, dan 18 pasien berkondisi ringan.
Hingga saat ini, polisi menetapkan enam tersangka yang dianggap paling bertanggung jawab atas tragedi tersebut. Mereka adalah Ahmad Hadian Lukita (Direktur Utama Liga Indonesia Baru/LIB selaku penyelenggara Liga I), Abdul Haris (Ketua Panitia Pelaksana Arema), Komisaris Wahyu Setyo Pranoto (Kabag Operasi Polres Malang), Ajun Komisaris Bambang Sidik Achmadi (Kasat Samapta Polres Malang), Ajun Komisaris Hasdarwan (Komandan Kompi Brimob Polda Jatim), dan Suko Sutrisno (Security Steward).