Perlu ada sanksi berat bagi semua pihak yang terlibat dalam kerusuhan. Selain itu, diperlukan langkah antisipatif agar kerusuhan dalam pertandingan sepak bola tidak terjadi lagi.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pihak melihat ada penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat keamanan dalam menangani kerusuhan seusai laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Penanganan kerusuhan seharusnya tetap memenuhi penghormatan atas hak untuk hidup dan keamanan semua orang, termasuk bagi orang yang dicurigai melakukan kerusuhan.
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik dalam keterangan tertulis, Minggu (2/10/2022), menyatakan keprihatinan dan dukacita mendalam atas kerusuhan yang terjadi seusai pertandingan sepak bola Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam.
Komnas HAM menerima informasi bahwa setidaknya 129 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka. Dengan banyaknya korban, Komnas HAM meminta agar pemerintah daerah dan pihak terkait memberikan penanganan kesehatan bagi para korban. Tidak hanya itu, Komnas HAM juga akan menurunkan tim untuk melakukan pemantauan langsung di Malang.
”Komnas HAM juga meminta kepolisian untuk mengusut peristiwa ini,” kata Ahmad.
Pengamat keamanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menilai, penggunaan gas air mata dalam pengamanan pertandingan sepak bola di dalam stadion sudah dilarang. Akibat penembakan gas air mata tersebut, penonton panik sehingga harus berdesak-desakan untuk keluar dari stadion.
”Tragedi itu juga menunjukkan polisi tidak bisa melakukan prediksi dan pencegahan apabila terjadi kerusuhan di dalam stadion,” kata Bambang.
Menurut dia, aparat keamanan seharusnya sudah memiliki rencana pengamanan dan rencana jika terjadi situasi darurat, termasuk personel yang diperlukan untuk menangani kedua kondisi tersebut. Selain itu, aparat keamanan seharusnya bisa melihat bahwa tidak semua suporter adalah perusuh.
Oleh karena itu, ia mendesak Kepala Kepolisian Negara RI segera mencopot Kepala Kepolisian Resor Malang sebagai penanggung jawab keamanan pertandingan dan keamanan wilayah Malang serta Kepala Kepolisian Daerah Jatim. Bambang pun meminta Kapolri mengusut tuntas penanggung jawab penyelenggaraan pertandingan sehingga terjadi tragedi yang memilukan ini.
Keprihatinan atas tewasnya ratusan orang seusai laga Arema FC dan Persebaya juga disampaikan Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid.
Menurut dia, peristiwa tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang memilukan.
Usman mengatakan, penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat keamanan sama sekali tidak bisa dibenarkan. Oleh karena itu, langkah yang harus ditempuh adalah melakukan pengusutan tuntas, termasuk dengan membentuk tim gabungan pencari fakta.
Di sisi lain, lanjut Usman, pihaknya menyadari bahwa situasi yang dihadapi aparat keamanan memang kompleks. Namun, mereka tetap harus memenuhi penghormatan atas hak untuk hidup dan keamanan semua orang, termasuk bagi orang yang dicurigai melakukan kerusuhan.
”Akuntabilitas negara benar-benar diuji dalam kasus ini. Oleh karena itu, kami mendesak negara untuk menyelidiki secara menyeluruh, transparan, dan independen atas dugaan penggunaan kekuatan berlebihan yang dilakukan oleh aparat keamanan serta mengevaluasi prosedur keamanan dalam acara yang melibatkan ribuan orang,” kata Usman.
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Maarif Institute Rohim Ghazali mengatakan, peristiwa di Stadion Kanjuruhan tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak hanya terburuk di Indonesia, tetapi juga di dunia. Menurut dia, peristiwa itu terjadi karena ada pemicunya.
”Terjadinya kerusuhan di lapangan menjadi bukti masih adanya masalah yang serius dalam persepakbolaan nasional. Setelah tragedi Kanjuruhan, persepakbolaan nasional harus introspeksi, tidak saling menyalahkan,” kata Ghazali.
Ia menilai, perlu ada sanksi berat sebagai efek jera bagi semua pihak yang terlibat dalam suatu kerusuhan. Selain itu, diperlukan langkah antisipatif agar kerusuhan dalam pertandingan sepak bola tidak terjadi lagi.
Sementara itu, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo dikabarkan akan bertolak ke Malang, Jawa Timur, siang ini. Kapolri dijadwalkan akan menuju Stadion Kanjuruhan serta menjenguk para korban. Selain itu, Kapolri dijadwalkan akan mengadakan rapat koordinasi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dan pihak terkait.