Nekat Bunuh Bocah demi Harga Diri
Tindakan keji RNG membunuh PS, bocah 12 tahun, dilakukan hanya demi harga dirinya yang terhina karena tidak memiliki ponsel. Tindakan ini menyeretnya ke jeruji besi, bahkan membuatnya terancam hukuman mati.
Hanya karena ingin memiliki telepon genggam, RNG (22) tega menghabisi nyawa PS (12) yang dia temui di jalanan Kota Cimahi, Jawa Barat. Perasaan terhina dan rendah diri yang dirasakan pelaku membuatnya tidak peduli terhadap lingkungan dan norma, bahkan nekat membunuh anak yang lebih lemah darinya.
Setelah empat hari buron, pelaku pembunuhan anak perempuan di Kota Cimahi, Rabu (19/10/2022) lalu, itu tertangkap. RNG (22) alias Ical bakal menghadapi ancaman hukuman mati karena kekejamannya.
Pembunuhan terhadap gadis kecil berinisial PS (12) ini terjadi di kawasan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Rabu (19/10/2022) malam. Ical merupakan warga Kelurahan Maleber, Kecamatan Andir, Kota Bandung.
Baca juga : Teror Moncong Senjata di Jalan Dago
Ical berjalan tertatih saat digiring petugas menuju ekspose di Kantor Kepolisian Resor Cimahi, Senin (24/10/2022) siang. Betis kanan pria muda ini dibalut perban bernoda darah bekas tembakan petugas. Dia meringis dengan mata yang sembab menahan perih.
”Saat diperiksa, dia melakukan tindakan membahayakan petugas. Jadi, dilakukan tindakan tegas dan terukur,” ujar Kapolres Cimahi Ajun Komisaris Besar Imron Ermawan saat memberikan keterangan.
Luka tembakan di betis Ical tentu tidak sebanding dengan perbuatan kejinya. Tukang parkir ini tega membunuh PS (12), bocah perempuan yang pulang mengaji, hanya demi mengambil ponsel yang ternyata tidak ditemukan pada korban.
Kejadian ini sontak ramai di tengah masyarakat karena rekaman kamera pemantau (CCTV) dari potongan kejadian itu viral di media sosial. Dalam video terlihat Ical yang saat itu mengendarai sepeda motor berwarna merah memarkir kendaraannya di sisi gang sesaat setelah PS berpisah dengan temannya di bibir gang.
Rekaman yang tersebar ini menunjukkan waktu pukul 17.37, tanggal 19 Oktober 2022. Korban saat itu mengenakan pakaian berwarna merah dengan kerudung bernuansa gelap. Dalam cuplikan berikutnya terlihat korban berlari tertatih di tengah lorong gang yang sepi sambil memegang kerudungnya.
Gabungan video berdurasi kurang dari satu menit ini menyebar di sejumlah akun media sosial. Kelak, pakaian bocah malang ini sebagai barang bukti berada di meja yang sama dengan sangkur yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawanya.
Senjata tajam dengan panjang sekitar 15 sentimeter ini digunakan untuk menusuk punggung kiri korban sehingga dia tidak berdaya. Selain itu, dalam gelaran barang bukti, ada juga kendaraan yang digunakan pelaku beserta pakaiannya.
Imron memaparkan, pelaku ditangkap di Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Minggu (23/10/2022) sore setelah pencarian selama empat hari. Perburuan pelaku ini dilakukan atas kerja sama Polres Cimahi dan Kepolisian Daerah Jabar.
Imron juga berterima kasih kepada masyarakat yang memberikan informasi keberadaan korban. Apalagi, pada hari yang sama sebelum pelaku ditangkap, polisi mengungkap identitas pelaku dan memasukkannya ke dalam daftar pencarian orang.
Masyarakat memberikan informasi yang akurat karena peduli dan berempati dengan kasus ini.
Imron bersyukur penangkapan dilakukan tepat waktu. Dari keterangan yang didapatkan petugas, pelaku berencana melarikan diri ke Kalimantan dan bersembunyi dari kejaran polisi di sana.
”Masyarakat memberikan informasi yang akurat karena peduli dan berempati dengan kasus ini. Pencarian dilakukan dari CCTV yang beredar hingga olah TKP (tempat kejadian perkara),” paparnya.
Rekaman CCTV
Rekaman kamera pengawas dari sejumlah lokasi menjadi potongan puzzle yang harus dipecahkan petugas. Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Ibrahim Tompo menyebut, rekaman CCTV menunjukkan RNG berputar-putar di lingkungan tersebut sebelum melakukan kejahatan.
Ternyata, RNG mencari sasaran empuk untuk mencuri telepon genggam. Berdasarkan keterangan yang diterima kepolisian dan pencocokan dengan CCTV, pelaku mencari korban di sekitar perbatasan Kota Bandung-Kota Cimahi dan akhirnya menuju ke Jalan Mukobar, Cibereum, Kota Cimahi.
Di sana, dia melihat korban PS sedang berjalan dengan temannya. Mereka berpisah di ujung gang dan RNG memilih untuk mengincar PS yang berjalan ke gang yang lebih sepi.
”Pelaku yang berputar-putar mencari korban ini relevansinya cocok dengan data yang kami temukan dari CCTV. Tersangka berputar-putar di sekitar area TKP untuk mencari sasaran. Kemudian korban melihat sasaran, yakni korban dan temannya,” papar Ibrahim.
Begitu sadar diikuti, PS sempat berlari dan ternyata RNG mengejar korban. Ibrahim menyebut, pelaku menusukkan senjata tajam itu kepada korban agar gadis kecil ini tidak berdaya. Saat menggeledah tubuh korban, PS pun berteriak sehingga pelaku meninggalkan korban yang ternyata tidak membawa ponsel.
”Pelaku langsung melumpuhkan dulu, baru menggeledah. Ternyata korban yang dirampok ini tidak ada apa-apa. Korban akhirnya berteriak minta tolong sehingga tersangka melarikan diri,” ujarnya.
Korban yang jatuh bersimbah darah kemudian ditolong oleh warga, tetapi meninggal di rumah sakit.
Sakit hati
Ibrahim memaparkan, motivasi tindakan perampokan yang berujung pada pembunuhan ini didasari sakit hari. Sebelum melancarkan aksinya, pelaku mendapatkan hinaan dari teman-temannya.
Di hari yang sama dengan kejadian, lanjut Ibrahim, Ical tengah berkumpul bersama beberapa temannya sambil mengonsumsi minuman beralkohol. Kala itu, dia hendak meminjam ponsel dari salah satu rekannya.
”Tersangka ingin meminjam HP dari temannya, Saudara G, tapi diledek, 'Sudah 2022 masih belum punya HP, usaha dong’. Hal ini membuat tersangka sakit hati dan mencari HP dengan cara tidak benar,” kata Ibrahim.
Masih dalam pengaruh minuman keras, Ical meminjam motor dan kembali ke rumahnya. Setelah mengambil senjata tajam, dia pun kembali berputar-putar di sekitar perbatasan Bandung-Cimahi untuk mencari korban.
Namun, keramaian masih ditemukan di sejumlah tempat sehingga Ical mencoba mencari tempat yang agak sepi. Naas bagi PS, saat itu Ical melihat PS berjalan sendirian di ujung gang.
Agung (41), orangtua PS, tidak menyangka anaknya menjadi korban kejahatan acak tersebut karena selalu melewati jalan yang sama saat pulang mengaji. Dia berterima kasih kepada polisi yang telah menangkap pelaku sehingga kejahatan yang sama tidak terulang kembali.
Agung pun meminta hukuman yang seadil-adilnya bagi pelaku. Atas tindakannya, RNG alias Ical terjerat pasal berlapis, mulai dari pembunuhan hingga perlindungan anak.
Imron menyebut RNG terancam Pasal 340 juncto 339 juncto 338 juncto 365 Ayat (3) KUHP serta juncto Pasal 80 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak. Dengan jerat pasal ini, RNG terancam pidana sedikitnya 20 tahun penjara dan maksimal seumur hidup atau pidana mati.
Harga diri
Tindakan pembunuhan yang nekat dilakukan oleh Ical kepada PS ini menunjukkan masalah pengendalian diri pelaku. Psikolog dari Universitas Padjadjaran, Sri Rahayu Astuti, berpendapat, kondisi ini bisa terjadi karena dorongan untuk mempertahankan harga diri dari pelaku.
”Pelaku sudah bermasalah dengan kepribadiannya. Tindakan ini menunjukkan dia pada dasarnya rendah diri. Karena itu, dia mudah merasa terhina hanya karena tidak punya HP,” ujarnya.
Untuk mempertahankan harga dirinya tersebut, ujar Sri, pelaku akan melakukan segala cara, bahkan tindakan melanggar norma. Hal ini menjadi pembenaran di dalam pikiran pelaku agar bebas dari ejekan dan ketidaknyamanan karena hinaan dari sekitarnya.
Baca juga : Remaja Jakarta, Berawal dari Gim Daring Berakhir di Jeruji Besi
Sri juga menilai pengaruh minuman beralkohol memperkuat motivasi pelaku kejahatan untuk melakukan tindakan kriminal. Hal ini terjadi karena tembok kesadaran yang runtuh sehingga tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
”Dalam pengaruh minuman keras, tingkat kesadaran menjadi lebih rendah sehingga ego yang dia tahan keluar semua. Dia jadi tidak peduli kepada orang lain, bahkan mencari korban yang lebih lemah dan melampiaskannya ke sana,” ujar Sri.
Akibat keegoisan dan perbuatan Ical, nyawa PS, gadis kecil yang tidak tahu apa-apa, jadi hilang sia-sia. Hanya demi mempertahankan harga dirinya, Ical pun membayar mahal dengan menghabiskan separuh atau mungkin seluruh hidupnya di balik jeruji besi, bahkan bisa saja dia menghadapi pidana mati.