Uluran Tangan untuk Dunia Lansia yang Lebih Terang
Sebanyak 55 lansia penderita katarak di Kabupaten Mojokerto kini bisa melihat dunia dengan lebih terang. Mereka menjalani operasi katarak gratis berkat bantuan pembaca ”Kompas” lewat Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas.
Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
·4 menit baca
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengenakan baju operasi kepada peserta operasi katarak sebagai simbolisasi dimulainya Bakti Sosial Percepatan Penanggulangan Katarak di Mojokerto, Jawa Timur, mulai Senin (24/10/2022). Operasi katarak gratis ini diselenggarakan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
Senyum cerah menghiasi wajah Fabilah (52). Pengajar di Taman Pendidikan Al Quran (TPA) di Desa Kemantren, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, Jawa Timur, itu senang bisa mendapatkan layanan operasi katarak gratis, Senin (24/10/2022). Ia berharap bisa kembali mengajar anak-anak didiknya setelah kondisi matanya pulih.
Bagi Fabilah, bantuan operasi katarak sangat berarti karena selama tujuh bulan ini ia harus bergulat dengan persoalan ”kabut” di matanya. ”Saya sudah ke puskesmas untuk berobat dan dianjurkan untuk operasi katarak. Waktu tanya-tanya, saya kaget karena biaya operasi untuk satu mata bisa Rp 6 juta,” kata Fabilah saat ditemui di RSUD RM Basoeni, Kabupaten Mojokerto.
Tingginya biaya operasi itu sempat memupus harapan Fabilah untuk bisa mengajar kembali di TPA. Namun, sepekan yang lalu, ia diberi tahu petugas di kantor desa bahwa akan ada operasi mata gratis. ”Alhamdulillah ada kesempatan. Saya niatkan agar bisa mengajar lagi anak-anak TPA,” kata Fabilah yang berpenghasilan Rp 300.000 setiap bulan dari TPA.
Penyelenggara Bakti Sosial Percepatan Penanggulangan Katarak dari Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas, Pemkab Mojokerto, dan Forum Pimpinan Kepala Daerah berfoto bersama perwakilan peserta operasi katarak gratis, Senin (24/10/2022), di RSUD RM Basoeni, Kabupaten Mojokerto.
Kegembiraan juga tergambar dari wajah Khamim (73), warga Desa Belahan Tengah, Kecamatan Mojosari. Ia menjalani operasi katarak dengan lancar, Senin siang. Saat ditemui di RSUD Prof Dr Soekandar, ia masih mengenakan baju dan topi penutup operasi dengan mata kanan yang diperban. Namun, ia sudah bisa duduk dan bersiap dijemput anaknya dengan sepeda motor untuk pulang ke rumah.
Khamim tak menyangka operasi matanya hanya berjalan sekitar 15 menit tanpa rasa sakit. Ia bahkan bisa tertawa lepas mendengar gurauan petugas medis yang mendampinginya. ”Jangan dikucek-kucek, ya, Pak, matanya. Kalau kucek baju boleh,” pesan petugas medis itu.
Khamim pun berharap, seusai dioperasi, ia tak kesulitan lagi membedakan Hanifah (20) dan Adel (18), cucu-cucu kesayangannya yang kerap tertukar akibat penglihatan yang kabur.
Khamim (73, depan) dan Sumarni (65), warga Desa Belahan Tengah, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, menjalani operasi katarak dengan lancar, Senin (24/10/2022) siang.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati berterima kasih atas bantuan pembaca harian Kompas yang disalurkan lewat Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) untuk Bakti Sosial Percepatan Penanggulangan Katarak ini. Menurut Ikfina, katarak menjadi masalah yang banyak disandang warga lansia. Kualitas hidup mereka bisa menurun, bahkan berubah drastis saat menderita katarak.
”Jika ada anak-cucu yang bisa membantu warga lansia yang berpenglihatan kabur, ya, syukur. Namun, terkadang tidak ada yang bisa membantu. Jadi, (katarak) ini bisa mengganggu kehidupan mereka,” kata Ikfina saat membuka kegiatan sosial itu di RSUD RM Basoeni.
Warga penderita katarak masih takut untuk menjalani operasi.
Oleh karena itu, ia menggandeng sejumlah pihak untuk turut membantu menuntaskan persoalan itu, termasuk YDKK. Operasi katarak gratis di Mojokerto digelar di RSUD RM Basoeni dan RSUD Prof Dr Soekandar.
Direktur Program YDKK Ninuk Mardiana Pambudy, yang hadir dalam pembukaan bakti sosial itu, mengatakan, operasi katarak gratis menjadi salah satu program kesehatan YDKK. YDKK selama ini juga bergerak dalam misi sosial bencana alam dan program pendidikan.
Sebelum diadakan di Mojokerto, Juli lalu, YDKK juga mengadakan operasi katarak gratis di Lombok Timur dengan peserta 346 warga lansia. Pada September lalu, operasi katarak juga dilakukan di perbatasan Timor Leste dengan jumlah peserta 100 warga lansia.
”Kami juga membuka kesempatan yang sama bagi warga Mojokerto. Bapak-ibu tidak perlu khawatir ikut operasi katarak karena ditangani oleh para dokter ahli di RSUD di Mojokerto,” kata Ninuk, yang juga didampingi Direktur Kerja Sama Antarlembaga Harian Kompas Rusdi Amral.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mojokerto sekaligus Pelaksana Tugas Direktur RSUD RM Basoeni Ulum Rokhmat mengakui, warga penderita katarak masih takut untuk menjalani operasi. Dinkes Kabupaten Mojokerto mendata ada 600 warga yang menderita katarak, tetapi belum semuanya mau dioperasi walaupun tanpa biaya.
Sebagian masih menganggap operasi sebagai hal yang menakutkan, sebagian lagi ternyata tak lolos skrining kesehatan sebagai syarat untuk dioperasi katarak. Sebanyak 55 pasien yang akan dioperasi pekan ini, misalnya, ada dua yang belum dipastikan lolos dengan alasan kondisi kesehatan.
Ulum mengatakan, warga tak perlu takut operasi karena operasi di RS RM Basoeni dan RSUD Soekandar menggunakan peralatan canggih yang aman dan memungkinkan pasien bisa langsung pulang pada hari itu juga seusai operasi. Operasi ini juga membantu warga lansia agar bisa melihat kembali dunia dengan jernih.