Jambi Usulkan 1.000 Kosakata Daerah Menjadi Milik Nasional
Sudah ada 63 kosakata daerah asal Jambi diterima sebagai bahasa nasional. Kini, akan bertambah lagi 1.000 kosakata baru dalam proses pemutakhiran.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Provinsi Jambi mengusulkan sedikitnya 1.000 kosakata daerah untuk ditetapkan menjadi bagian dari bahasa nasional. Usulan itu diyakini bakal menambah khazanah dan kekayaan berbahasa di Indonesia.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Jambi Sukardi Gau mengatakan, 1.000 kosakata tersebut sebagian besar diserap dari bahasa Serampas yang dipergunakan masyarakat di wilayah barat Jambi. Kosakata itu, kata dia, sudah diusulkan dan masuk tahap pemutakhiran di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
”Sebelumnya, sudah ada 63 kosakata daerah di Jambi yang telah diterima sebagai bahasa nasional dan masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Beberapa di antaranya seperti angso duo, dompeng, tukang dodos, baralek, dan besale,” kata Sukardi dalam pembukaan Gelar Wicara dan Pameran Kebahasaan dan Kesastraan 2022, di Jambi, Sabtu (15/10/2022).
Editor KBBI, Gustia Mira, mengatakan, sebagian besar kosakata yang diusulkan dari Jambi berasal dari wilayah Serampas di Kabupaten Merangin. Kosakatanya terbilang beragam. Dia menyebut, mulai dari yang berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan, tradisi, permainan, hingga ungkapan.
Ia mencontohkan, kata suli yang artinya ’perdu yang bunganya wangi’. Tanaman itu biasanya
tumbuh di pinggir sungai. Kerap digunakan sebagai obat demam.
Ada pula kata tapak kudo atau permainan dari tempurung kelapa yang dilubangi bagian tengahnya dan diberi tali. Cara memainkannya dengan cara ditarik untuk melangkah sebagai alas kaki.
Pengadopsian ke dalam bahasa Indonesia, katanya, tidak hanya dari bahasa asing. Bahasa daerah juga memiliki peranan penting yang menambah khazanah bahasa nasonal. ”Ini merupakan bentuk pengakuan dan upaya pelestarian bahasa daerah untuk dipergunakan lebih luas lagi,” kata Gustia.
Sementara itu, Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi Jambi Jangcik Mohza menyebutkan, kecakapan berbahasa menjadi penting di era kini. Tak hanya dalam kehidupan sehari-hari, kecakapan berbahasa dapat menjadi penopang ekonomi, misalnya dengan menjadi guru bahasa, editor, penulis, jurnalis, dan lainnya.
”Keahlian di bidang bahasa yang dipadukan dengan disiplin ilmu lain akan juga menghasilkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat bermanfaat bagi umat manusia,” lanjutnya. Kemampuan berbahasa, baik itu bahasa daerah, bahasa Indonesia, maupun bahasa asing juga akan membuka banyak pintu dan meningkatkan nilai diri.
Ketua Panitia Gelar Wicara dan Pameran Kebahasaan dan Kesastraan 2022 M Ikhsan menyebutkan, untuk pertama kalinya acara kebahasaan digelar di mal. Pihaknya berharap pelaksanaan itu semakin mendorong ketertarikan publik yang lebih luas akan berbahasa yang baik dan benar.