Internasionalisasi Bahasa Indonesia terus diupayakan dengan berbagai strategi. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek menggandeng berbagai kementerian/lembaga untuk bersinergi mewujudkannya.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS – Peta jalan internasionalisasi Bahasa Indonesia sudah disiapkan. Pada saat yang sama, minat orang asing untuk mempelajari Bahasa Indonesia juga terus meningkat, baik untuk kepentingan berwisata, mempelajari kebudayaan, hingga investasi atau perdagangan.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), E Aminudin Aziz dalam acara temu media yang digelar Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat, Kemendikbudristek, di Bogor, Senin (3/10/2022), mengatakan, diskusi kelompok terpumpun dengan berbagai kementerian/lembaga sudah dilakukan agar ada peran yang jelas dari tiap sektor. Sebagai contoh, dengan Kementerian Perdagangan, untuk produk Indonesia yang diekspor ke luar negeri akan ada juga tulisan Bahasa Indonesia. Demikian pula dengan Kementerian Luar Negeri ada dukungan untuk mengembangkan layanan bahasa Indonesia bagi negara asing dengan berkoordinasi bersama Kemendikbudristek.
Menurut Aminudin, proses internasionalisasi Bahasa Indonesia dimulai tahun 2015 melalui program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Pengiriman pengajar ke luar negeri dilakukan Kemendikbudristek secara rutin.
Namun, selama enam tahun BIPA dijalankan, jumlah pemelajar atau murid hanya berkisar 62.000 orang. Ketika pandemi Covid-19, jumlah peserta aktif meningkat hingga sekitar 152.000 orang di 51 negara.
Dari evaluasi yang dilakukan Badan Bahasa, dengan kebijakan pengiriman guru BIPA dari Indonesia ke negara tujuan, ternyata biayanya mahal karena pemerintah harus menanggung semua pembiayaan selama di luar negeri, sementara yang belajar sedikit.
“Mulai tahun 2021 pola diubah dengan memberdayakan mitra di luar negeri, baik diaspora yang menjadi permanent residence atau mahasiswa yang sedang kuliah di luar negeri. Juga bekerja sama dengan kantor Kedutaan Besar RI hingga memberdayakan sahabat Indoensia dari alumni mahasiswa asing yang menerima beasiswa Kementerian Luar Negeri dan Kemendikbudristek,” papar Aminuddin.
Meski jumlahnya tidak banyak, tapi permintaan untuk belajar bahasa Indonesia memang terus meningkat. Sekarang ada kelas khusus untuk para investor dan pelaku usaha di Mumbai, India, khususnya bagi 40 orang calon investor yang hendak berinvestasi ke Indonesia.
Sementara itu di Dubai, ada kelas pengusaha dan profesional karena banyak pegawai dari Indonesia di sana. Ada pula puluhan warga negara China yang mempelajari Bahasa Indonesia serta bahasa daerah Jawa dan Sunda.
Indonesia dianggap sebagai pasar potensial dengan urusan politik yang stabil, juga potensi budaya dan pariwisatanya. Ini semua bisa menjdi daya tarik pembelajaran Bahasa Indonesia bagi orang asing.
Sebenarnya, pengajaran BIPA di dalam negeri juga bisa diperluas. Meskipun Peraturan Presiden yang mewajibkan tenaga kerja asing sebelum datang ke Indonesia sudah belajar Bahasa Indonesia dicabut, tapi ada kewajiban bagi perusahaan asing di Indonesia untuk memfasilitasi pelajaran Bahasa Indonesia.
“Kalau Badan Bahasa mendapat laporan, kami meminta untuk wajib memberikan pelajaran. Salah satunya di Morowali, Sulawesi Tengah, kami minta perusahaan menyediakan,” kata Aminudin.
Mulai tahun 2021 pola diubah dengan memberdayakan mitra di luar negeri, baik diaspora yang menjadi permanent residence atau mahasiswa yang sedang kuliah di luar negeri. (E Aminudin Aziz)
Momen Presidensi G20 nanti juga dimanfatkan Badan Bahasa untuk mengglobalkan bahasa dan aksara Indonesia serta bahasa daerah. Salah satu suvenir yang disediakan bagi kepala negara yang hadir, yakni satu buku cerita anak Indonesia dengan sampul istimewa, berisi 10 cerita anak yang ditulis dalam Bahasa Indonesia, aksara bahasa daerah (antara lain Sunda, Jawa Batak, Bali, dan Papua). Cerita anak tersebut diterjemahkan ke dalam enam bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Bulan bahasa dan sastra
Setiap bulan Oktober, Kemendikbudristek menggelar Bulan Bahasa dan Sastra (BBS). Sekretaris Badan Bahasa Hafidz Muksin memaparkan, BBS 2022 mengambil tema Bangkit Bersama.
“Melalui tema tersebut, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melestarikan semangat Sumpah Pemuda serta bahu-membahu bangkit dari pandemi. Pandemi yang di satu sisi membawa penderitaan dan kesengsaraan juga memberikan pelajaran bahwa kita harus mampu beradaptasi dan berinovasi untuk menghadapinya," kata Hafidz.
Pada BBS 2022, Kemendikbudristek memberikan penghargaan kepada karya-karya sastra Indonesia yang membawa manfaat dan pengaruh positif dalam pembangunan karakter bangsa. Penghargaan juga diberikan kepada sastrawan Indonesia yang secara konsisten mendedikasikan hidupnya dalam dunia sastra dan memberikan inspirasi bagi sastrawan lainnya.
Selain itu, ada pula pemberian penghargaan yang digelar rutin oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, baik di pusat maupun di balai/kantor bahasa.
Beberapa perlombaan yang diselenggarakan, antara lain Lomba Mendongeng dengan Bahasa Isyarat, Lomba Cerdas Mengulas Buku , dan Kuis Pelita Bahasa. Selain itu, adapula deretan festival, meliputi Festival Video Padanan Istilah, Festival Digital Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional, Festival Handai Indonesia, serta Festival Film Pendek Berbahasa Daerah.
Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional juga digelar untuk melahirkan generasi muda yang siap menerjemahkan dan menyelaraskan cita-cita pemuda Angkatan 1928 dalam tindakan nyata. Duta bahasa juga berperan dalam memantapkan fungsi bahasa Indonesia guna memperkuat jati diri dan daya saing bangsa.
Selain itu, dilaksanakan juga kegiatan Menjalin Indonesia yang bertujuan untuk mengintegrasikan kegiatan kebahasaan dan kesastraan di 30 balai/kantor bahasa. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan secara nasional program unggulan dari tiap-tiap balai/kantor bahasa di berbagai wilayah kerja.
Puncak BBS 2022 digelar pada 28 Oktober bertepatan dengan perayaan Hari Sumpah pemuda. Dalam acara ini dilaksanakan pengumuman hasil festival dan lomba, penyerahan penghargaan, pementasan seni budaya, serta peluncuran produk Badan Bahasa.