Pemanah Bertopeng Menyebar Teror di Kendari, Mahasiswi UHO Jadi Korban
Pelaku berkelompok dan memakai topeng menebar teror tanpa pandang bulu.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Seorang mahasiswi Universitas Halu Oleo (UHO) menjadi korban pemanahan di sekitar area kampus di Kendari, Sulawesi Tenggara. Pelaku yang berkelompok dan memakai topeng menebar teror tanpa pandang bulu. Aparat kepolisian diharap sigap menangkap pelaku dan mengungkap kejadian ini agar tidak kembali marak seperti beberapa bulan sebelumnya.
Kejadian pemanahan terjadi pada Jumat (14/10/2022) dini hari di Jalan HEA Mokodompit, Kambu, Kendari. Saat itu, korban yang bernama Syamsiar (21) sedang berboncengan dengan rekannya menuju kediaman di sekitar area kampus UHO.
Putra (22), rekan Syamsiar, sekaligus saksi, menuturkan, ia bersama korban sedang berkendara pulang sehabis makan, sekitar pukul 01.30 Wita. Di perjalanan dekat wilayah kampus UHO, ia melihat sejumlah orang di seberang kanan jalan.
”Dekat pintu satu kampus, tiba-tiba orang-orang ini melempar kami dengan sesuatu. Entah balok kayu atau besi. Tapi hanya kena bagian belakang sepeda motor,” tutur Putra, Jumat siang.
Ia mulai panik dan memacu sepeda motor. Berjarak sekitar 10 meter, beberapa orang dengan memakai topeng juga naik ke trotoar dan menyiapkan busur panah. Saat mulai dekat, pelaku melesakkan anak panah ke arah keduanya.
Awalnya, keduanya tidak merasakan ada sesuatu yang terjadi. Namun, berjalan beberapa meter, rekannya Syamsiar berteriak dan merasakan perih di kaki sebelah kanan. Sebuah anak panah menancap di bagian betis.
”Setelah lewat, kami singgah meminta pertolongan ke beberapa orang yang sedang nongkrong. Mereka arahkan kami segera ke rumah sakit dan berusaha menahan orang-orang yang lewat agar tidak terjadi korban lainnya,” kata wiraswasta ini.
Jumat siang, operasi terhadap Syamsiar telah dilakukan. Anak panah berhasil dikeluarkan, tetapi korban masih dirawat untuk pemulihan. Menurut Putra, kejadian ini tidak hanya membuat luka fisik, tetapi ia trauma untuk keluar untuk berkendara.
Sebab, selama ini saya tidak punya masalah dengan siapa pun. Tiba-tiba para pelaku mengancam siapa saja yang ditemui di jalanan, baik itu laki-laki, perempuan, maupun muda atau tua.
Dekat pintu satu kampus, tiba-tiba orang-orang ini melempar kami dengan sesuatu. Entah balok kayu atau besi.
”Saya berharap agar pelaku segera ditangkap. Kejadian pembusuran seperti ini sudah pernah hilang, tetapi sekarang muncul lagi. Semoga polisi bisa mengungkap,” tuturnya.
Kepala Polresta Kendari Komisaris Besar Eka Faturrahman mengungkapkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Pemeriksaan dan pendalaman sedang dilakukan untuk mengungkap kejadian pemanahan yang kembali terjadi ini.
”Menurut pengakuan korban dan saksi, mereka tidak punya masalah apa pun sebelumnya. Makanya, kami terus telusuri dan semoga bisa segera diungkap,” ujarnya.
Kasus pemanahan bukan kali ini terjadi di Kendari. Pada Mei 2022, teror panah di Kendari juga marak terjadi. Kasus pemanahan kala itu terjadi hampir setiap hari dengan berbagai korban. Beberapa korban tiba-tiba dipanah oleh sejumlah pelaku saat sedang berkendara.
Aparat kepolisian lalu mengadakan patroli skala besar di wilayah ini. Sejumlah pelaku ditangkap dengan motif sakit hati, iseng, dan berbagai motif lainnya. Kasus pemanahan sempat terhenti setelah patroli gencar dilakukan.
Sejumlah pelaku pemanahan warga di Kendari ditangkap aparat kepolisian. Beberapa pelaku diketahui berkali-kali melakukan pemanahan dalam sepekan terakhir, baik dengan mengendarai sepeda motor maupun menyewa mobil.
Sebelumnya, sosiolog UHO, Bahtiar, menyampaikan, aparat tidak hanya harus menangkap pelaku, tetapi juga mengungkap motif sebenar-benarnya. Sebab, wilayah ini baru mengalami rentetan kejadian seperti ini, yang seperti berusaha menciptakan situasi yang tidak aman bagi warga.
”Apakah ada kaitannya dengan wilayah ini yang sedang berkembang untuk investasi, situasi sosial politik, atau lainnya, itu penting untuk ditelusuri,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia sangat berharap kepolisian bisa mengusut secara tuntas kasus ini dan memberikan informasi yang lengkap ke masyarakat. Sebab, selama beberapa waktu terakhir, masyarakat resah dan khawatir akan berbagai rentetan aksi teror yang terjadi di banyak tempat dengan sejumlah korban.