Teror Panah Kembali Marak di Kendari, Seorang Mahasiswa Jadi Korban
Seorang mahasiswa di Kendari menjadi korban pemanahan yang kembali marak di wilayah ini.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, menjadi korban pemanahan orang tak dikenal. Korban yang sedang tidur di kamar indekos dipanah di bagian mata. Aparat dituntut bertindak tegas terhadap pelaku dan menjaga keamanan wilayah.
Korban bernama Rajab (18), mahasiswa Teknik Sipil UHO. Dia dipanah pada Jumat (12/8/2022) dini hari. Mahasiswa angkatan 2021 ini harus menjalani operasi akibat anak panah itu hampir mengenai bola matanya.
Darman, rekan korban, menjelaskan, korban dan sejumlah rekannya sedang tertidur lelap di sebuah rumah indekos di Jalan Salangga, Kambu, Kendari. Korban dan rekannya tidur di kamar depan dengan kondisi jendela yang terbuka.
”Tiba-tiba korban berteriak dan di bagian matanya ada busur (anak panah). Teman-temannya keluar, tapi tidak ada orang. Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk ditangani. Siang ini baru dioperasi, belum tahu hasilnya bagaimana,” kata Darman, Jumat siang.
Sebagai senior di kampus, Darman mengenal Rajab sebagai pribadi yang baik. Korban juga dikenal tidak memiliki musuh. Dia baru tinggal di Kendari satu tahun terakhir. Oleh karena itu, Darman tidak tahu mengapa tiba-tiba ada yang melakukan pemanahan saat korban sedang tidur. Ia berharap korban segera sembuh dan bisa melihat dengan normal. Lebih dari itu, ia meminta aparat kepolisian segera menangkap dan mengadili pelaku.
Kasus pemanahan di Kendari kembali marak setelah sempat redup beberapa waktu. Dalam sepekan terakhir, telah ada tiga kasus pemanahan dengan korban dari berbagai kalangan. Selain mahasiswa, pengendara hingga ibu-ibu juga menjadi korban kejahatan ini.
Kepala Polresta Kendari Komisaris Besar Eka Faturrahman menyampaikan, awalnya korban bersama lima rekannya menginap di rumah indekos tersebut. Di kamar depan, korban tidur bersama tiga rekannya, sementara rekan lainnya di kamar belakang. Mereka tertidur sejak pukul 23.00 Wita.
Sekitar pukul 02.00 Wita, korban tiba-tiba berteriak karena ada sesuatu yang menusuk matanya. Sebuah anak panah tertancap di sekitar bola mata. Korban dibawa ke rumah sakit untuk segera ditangani.
”Setelah kami lakukan penyelidikan, salah seorang rekan korban mendapat informasi jika pemanahan juga menimpa dua orang rekan mereka di sekitar lokasi kejadian. Menurut keterangan korban lain tersebut, pelaku pemanahan ada enam orang dan ia mengenali salah satunya,” kata Eka.
Saat ini, ia menambahkan, polisi masih melakukan pendalaman dan pengejaran pelaku untuk mengusut kasus ini seterang-terangnya. Kejadian ini diduga masih berhubungan dengan kejadian pemanahan yang terjadi di lokasi yang tidak jauh dua hari sebelumnya. Tidak hanya itu, patroli akan kembali digiatkan untuk mengantisipasi kejadian pemanahan terus terjadi.
Patut diduga kejadian ini bukan merupakan hal yang muncul alamiah.
Pada Mei 2022, teror panah di Kendari juga marak terjadi. Kasus pemanahan kala itu terjadi hampir setiap hari dengan berbagai korban. Beberapa korban tiba-tiba dipanah oleh sejumlah pelaku saat sedang berkendara.
Aparat kepolisian lalu mengadakan patroli skala besar di wilayah ini. Sejumlah pelaku ditangkap, dengan motif sakit hati, iseng, dan berbagai motif lainnya. Kasus pemanahan sempat terhenti setelah patroli gencar dilakukan.
Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Kendari LM Rajab Jinik menegaskan, dengan berbagai pola kejadian beberapa waktu belakangan ini, patut diduga kejadian ini bukan merupakan hal yang muncul alamiah. Namun, bisa saja karena ada yang mengorganisasi dengan tujuan tertentu.
Di sisi lain, Pemerintah Kota Kendari harus tanggap dan segera mengambil tindakan untuk membantu pencegahan kejahatan jalanan terjadi kembali. Ini bisa dilakukan dengan mengaktifkan perangkat pemerintahan hingga tingkat RT/RW. Hal tersebut untuk mencegah anggapan Kendari sebagai kota yang tidak aman.