Cuaca ekstrem di Kalimantan Tengah menyebabkan banjir terus meluas hingga ke tujuh kabupaten. Banjir juga menyebabkan sejumlah ruas jalan tertutup, termasuk Trans-Kalimantan, hingga pohon tumbang.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·4 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Banjir di Kalimantan Tengah terus meluas seiring kian ekstremnya cuaca di wilayah tersebut. Cuaca ekstrem tak hanya menyebabkan banjir, tetapi juga bencana lain. Setidaknya 23.663 warga terdampak banjir di tujuh kabupaten.
Sebelumnya, banjir di Kalteng melanda lima kabupaten, yakni Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur, Seruyan, Pulang Pisau, dan Kabupaten Lamandau. Kini terdapat dua kabupaten yang juga dilanda banjir, yakni Kabupaten Murung Raya dan Sukamara.
Data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan, pada Jumat (14/10/2022) banjir melanda tujuh kabupaten di 119 desa yang berada di 26 kecamatan. Banjir berdampak terhadap 10.308 keluarga yang terdiri dari 26.663 jiwa. Banjir merendam belasan ribu rumah, beberapa fasilitas kesehatan, pendidikan, dan fasilitas publik lainnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBPK Provinsi Kalteng Alpius Patanan mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan di lokasi-lokasi banjir melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Pihaknya juga melakukan pendataan dan koordinasi dengan berbagai instansi, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
”Kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem,” ujar Alpius.
Alpius menambahkan, banyak faktor penyebab terjadinya banjir, cuaca ekstrem salah satunya. Kalimantan Tengah memang baru memasuki musim hujan. Cuaca kian ekstrem dengan tambahan fenomena La Nina meski dalam kategori lemah.
”Kami juga memberikan bantuan kepada masyarakat, khususnya yang mengungsi. Sampai hari ini masih dilakukan pendataan jumlah pengungsi,” ungkap Alpius.
Di Kabupaten Katingan, Kepala Pelaksana BPBD Katingan Roby menjelaskan, banjir berdampak ke tujuh kecamatan dengan total 17 desa yang diisi oleh 770 keluarga dengan total 2.147 orang. Kabupaten Katingan jadi daerah dengan wilayah terdampak paling banyak pada banjir kali ini.
Roby menambahkan, setidaknya lima keluarga harus mengungsi karena rumah mereka terendam banjir dan tidak bisa ditinggali. Pemerintah kecamatan menyiapkan tenda-tenda pengungsian dan dapur umum. Ribuan warga terdampak banjir memilih bertahan di rumahnya dan menyiasati rumah mereka dengan membangun panggung di tengah rumah.
”Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan Sungai Katingan dan anak-anak sungainya meluap hingga ke pemukiman,” kata Roby.
Kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem. (Alpius Patanan)
Di Kabupaten Lamandau, banjir masih merendam sejumlah wilayah termasuk Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Kalteng dengan Kalimantan Barat. Kendaraan roda empat belum bisa melintas di jalur tersebut, sedangkan kendaraan roda dua bisa melintas dengan bantuan perahu kayu bermesin yang disewakan warga sekitar.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lamandau Joni Hardi menjelaskan, banjir merendam enam kecamatan dengan total 31 desa dan berdampak terhadap 1.302 keluarga dengan total 3.891 orang. Jumlah itu terus bertambah seiring meluasnya banjir di Kalteng. Setidaknya 12 keluarga mengungsi ke tenda yang disiapkan pemerintah daerah.
Menurut Joni, banjir di Lamandau berpotensi terus meluas karena intensitas hujan yang tinggi di sebagian wilayah terdampak maupun di hulu Sungai Lamandau. ”Kami sudah mendirikan tenda pengungsian di beberapa titik aman untuk warga yang terdampak banjir di Lamandau. Tenda juga dilengkapi dengan dapur umum,” kata Joni.
Sementara itu, cuaca ekstrem yang menyebabkan pohon-pohon tumbang menimpa kabel-kabel menara transmisi PT PLN (Persero) di Katingan sehingga menyebabkan listrik padam di dua kabupaten selama tiga hari sudah bisa diatasi. Dua kabupaten itu adalah Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur. Pada Jumat pagi, listrik kembali pulih setelah PT PLN mengirim tim untuk melakukan perbaikan di lokasi sehingga aliran listrik kembali lancar.
Devi Laili, warga Kotawaringin Timur, mengungkapkan, mati listrik terjadi sejak Selasa (11/10/2022) malam sekitar pukul 21.30. Listrik baru pulih pada Kamis (13/10/2022) malam. ”Di sini pulihnya enggak merata, ada yang Kamis malam, ada yang sore, ada yang Jumat pagi,” ungkap Devi.
Manager Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN UIW Kalselteng) Winardi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan PLN di Provinsi Kalimantan Tengah. Ia mengatakan, terhentinya suplai listrik di sebagian wilayah tersebut diakibatkan oleh indikasi gangguan pada sistem transmisi.
Winardi mengungkapkan, kini aliran listrik kembali pulih setelah pihaknya berhasil mencari titik kerusakan dan memperbaikinya. ”Kami juga menyiapkan suplai cadangan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Baamang yang terletak di Kotawaringin Timur dan PLTD Kumai di Kotawaringin Barat,” ungkap Winardi dalam rilis.