Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda Sebagian Jabar hingga Pekan Depan
Cuaca ekstrem berpotensi melanda sebagian daerah di Jawa Barat hingga pekan depan. Masyarakat dan pemerintah perlu mengantisipasi dampak dari cuaca buruk ini.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas tinggi dan angin kencang, berpotensi melanda sebagian daerah di Jawa Barat hingga pekan depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika pun mengimbau masyarakat serta pemerintah mengantisipasi bencana akibat cuaca buruk.
Berdasarkan siaran pers BMKG Stasiun Klimatologi Jabar, yang diterima, Minggu (9/10/2022), hujan intensitas lebat yang disertai petir, kilat, serta angin kencang berpotensi terjadi pada 9-15 Oktober. Daerah yang terdampak, antara lain, Kota Bogor, Bandung, Sukabumi, Kabupaten Pangandaran, Cirebon, dan Indramayu.
Pada Minggu dan Senin, misalnya, daerah yang terdampak cuaca ekstrem adalah wilayah Bandung, Depok, Bekasi, Ciamis, serta Tasikmalaya. Hujan dengan intensitas 20-100 milimeter per hari dapat menerjang daerah itu. Data lebih rinci terkait daerah yang dilanda cuaca ekstrem dapat diakses di laman signature.bmkg.go.id.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jabar Indra Gustari mengatakan, hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin.
”Ini dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan,” ujarnya.
Fenomena gelombang atmosfer, seperti MJO (madden julian oscillation) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin, juga secara tidak langsung meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Jabar. Akibatnya, curah hujan tinggi dan angin kencang mengancam.
Tidak hanya itu, gelombang tinggi juga berpotensi terjadi di perairan Indonesia, termasuk di pantai selatan Jabar, pada 8-14 Oktober. Adapun gelombang di perairan tersebut tergolong tinggi, yakni 2,5 meter hingga 4 meter. Kondisi ini dapat membahayakan nelayan, apalagi yang memiliki perahu kecil.
Menurut Indra, BMKG telah merekomendasikan agar pemerintah daerah yang terdampak mengantisipasi terjadinya banjir hingga longsor akibat cuaca ekstrem. Pihaknya juga mengimbau pemda mencegah pohon tumbang saat angin kencang. Masyarakat juga dapat memantau perkembangan cuaca lewat BMKG.
Antisipasi di Cirebon
Sementara itu, Pemerintah Kota Cirebon menyiapkan langkah antisipasi dampak cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi hingga pekan depan. Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, dinas terkait telah menormalisasi sungai di sekitar Cirebon untuk mencegah banjir. Sebab, salah satu pemicu banjir adalah pendangkalan sungai.
Pihaknya juga membenahi drainase yang rawan banjir saat hujan deras, seperti di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kalijaga, dan Suryadinaya. Petugas pun telah memangkas ranting pohon tinggi di sejumlah permukiman ”Kami sudah buat instruksi agar kelurahan dan masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungan,” katanya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Cirebon Wandi Sofyan menambahkan, petugas telah memperbaiki drainase permukiman, seperti di daerah pesisir pantai. Kawasan padat penduduk di Samadikun dan Pesisir itu rawan banjir, termasuk saat rob.
Pihaknya pun menyiapkan tim biru yang berjumlah 60 petugas untuk mengantisipasi penyumbatan drainase hingga antisipasi pohon tumbang saat musim hujan. ”Masyarakat bisa melaporkan ke call center 112 apabila ada yang harus ditindaklanjuti. Tim biru siaga 24 jam,” katanya.
Selain banjir, angin kencang juga mengancam Kota Cirebon. Akhir Desember 2021, misalnya, sedikitnya 20 pohon tumbang diterpa angin kencang dan hujan deras. Pohon tumbang tidak hanya merusak tiga warung, tetapi juga kabel listrik. Saat itu, kecepatan angin kencang mencapai sekitar 50 kilometer per jam.