Satu Warga Lansia Dilaporkan Hanyut Saat Hujan Deras di Bandung
Korban bernama Ading (108) diduga jatuh ke aliran Sungai Cijalupang di depan rumahnya saat hujan deras. Masyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem seperti ini masih terjadi hingga akhir bulan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Satu warga yang berusia lanjut diduga terjatuh dan hanyut saat hujan deras di Sungai Cijalupang, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/10/2022) malam. Pencarian korban masih dilakukan dan masyarakat diminta waspada karena cuaca ekstrem diprediksi masih terjadi selama awal musim hujan.
Berdasarkan laporan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, korban bernama Ading (108) dilaporkan hanyut pada Jumat pukul 21.30. Korban diduga jatuh ke sungai sekitar pukul 18.00 karena saat itu warga mendengar bunyi benda jatuh ke sungai saat hujan deras melanda daerah tersebut.
Hingga Sabtu (8/10/2022), pencarian masih dilakukan oleh petugas gabungan mulai pukul 09.00. Petugas menyusuri sungai hingga ke kawasan Kecamatan Gedebage yang berjarak lebih kurang 7 kilometer dari titik awal.
”Penanganan kemarin hingga pukul 23.00 dan dihentikan karena minimnya penerangan di titik sungai. Pencarian kembali dilanjutkan dari Pinus Regency menuju Gedebage mulai pukul 09.00,” papar Kepala Diskar PB Kota Bandung Gun Gun Sumaryana.
Menurut Gun Gun, korban yang jatuh dalam kondisi sakit dan pikun. Saat kejadian, kawasan tersebut dilanda hujan lebat dengan aliran air yang deras dan tinggi. Warga sempat mencari di sekitar rumah korban selama beberapa jam sebelum melaporkan ke Diskar PB. Petugas langsung melakukan penanganan selang 10 menit sejak laporan masuk.
Hujan deras melanda Kota Bandung dalam tiga hari terakhir. Bahkan, durasi hujan bisa lebih dari tiga jam dan disertai angin kencang. Sejumlah titik di Kota Bandung sempat terendam banjir, seperti kawasan Pagarsih di Kecamatan Astanaanyar dan Jalan Soekarno Hatta, tepatnya di sekitar Terminal Gedebage, Kecamatan Panyileukan.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Daya Rusak Air Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung Dini Dianawati, banjir yang terjadi di sejumlah titik pada Selasa (4/10/2022) dan beberapa hari berikutnya berasal dari luapan dua sungai. Aliran ini meliputi Sungai Citepus yang ada di kawasan barat dan Sungai Cinambo di kawasan timur.
”Setidaknya ada 20 titik. Saat hujan debit air terlalu besar sehingga meluap ke jalan dan permukiman warga. Kami akan memeriksa saluran air hingga inventarisasi daerah-daerah rawan bencana,” ujarnya.
Pemeriksaan saluran air ini perlu menjadi perhatian karena potensi hujan deras dan cuaca ekstrem masih melanda Bandung Raya. Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, Muhammad Iid Mujtahidin, menyampaikan, potensi cuaca ekstrem masih ada hingga akhir Oktober 2022 di daerah Bandung.
Kondisi ini, lanjutnya, perlu diwaspadai karena hujan deras disertai angin kencang dan kilat bisa saja melanda wilayah Bandung dan berdampak pada bencana hidrometeorologi. Selain itu, adanya musim kemarau basah sebelumnya juga memberikan potensi bencana di daerah miring yang rawan longsor.
”Saluran air di daerah permukiman perlu menjadi perhatian, apalagi sekarang potensi hujan deras dengan durasi lama ada hingga akhir Oktober 2022. Yang perlu diwaspadai adalah hujan deras dari sore ke malam hari, terutama di daerah rawan longsor dan banjir,” ujarnya.