Banjir di Aceh Utara Belum Surut, Jalan Nasional Masih Tergenang
Sebanyak 39.000 warga di Aceh Utara harus mengungsi. Namun, jumlah pengungsi terus menyusut seiring banjir yang kian surut di sejumlah titik.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
LHOKSUKON, KOMPAS — Banjir di Kabupaten Aceh Utara, Aceh, sejak Selasa (4/10/2022) hingga Minggu (9/10/2022) belum surut sepenuhnya. Jalan nasional Banda Aceh-Medan di Lhoksukon masih tergenang air meski debitnya mulai berkurang.
Di Lhoksukon ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Sebagian pengendara nekat menerobos banjir. Sementara bagi warga yang khawatir kendaraan mogok memilih memutar arah.
Zikri, warga Aceh Utara, mengatakan, jalan nasional di Lhoksukon tergenang sejak Jumat lalu dan hingga kini belum surut. ”Saya tidak berani terobos banjir, mobil saya parkir di lokasi yang aman. Daripada mogok lebih baik jalan kaki,” kata Zikri.
Polisi dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah bersiaga di jalan nasional untuk membantu para pengendara. Petugas mendorong kendaraan yang kesulitan melaju melawan arus banjir.
Banjir di Aceh Utara setidaknya menggenangi 142 desa di 14 kecamatan. Banjir terjadi setelah beberapa sungai utama di kabupaten itu meluap karena tidak mampu menampung tambahan debit air. Hujan dalam intensitas tinggi membuat debit air sungai naik sangat cepat. Sebanyak 39.000 warga di Aceh Utara dilaporkan mengungsi.
Lhoksukon merupakan salah satu titik yang selalu menjadi konsentrasi genangan air karena menjadi lintasan air luapan dari Sungai Keureuto dan Sungai Peutoe. Biasanya Lhoksukon menjadi titik paling lama tergenang banjir.
Mitigasi atau Selamanya Aceh Dirongrong Bencana
Kepala Desa Meuria, Kecamatan Matang Kuli, Bukhari mengatakan, sejak Sabtu (8/10/2022) banjir mulai surut. Warga sudah kembali ke rumah untuk membersihkan rumah dari lumpur bekas banjir.
Bukhari mengatakan, desanya selalu berada dalam ancaman banjir. Pada tahun 2022 sebanyak tiga kali desanya tergenang. Meski air telah surut, dia tetap waspada dan khawatir banjir susulan datang.
”Kondisi Sungai Keureuto sebelah desa kami tidak ada tanggul. Kalau hujan lebat di hulu, desa kami jadi sasaran banjir,” kata Bukhari.
Penjabat Bupati Aceh Utara Azwardi mengatakan, pihaknya fokus pada penanganan warga korban banjir. Puluhan posko pengungsian disiagakan untuk menampung para korban. Petugas mendistribusikan kebutuhan logistik para pengungsi ke posko-posko.
”Kami memastikan bantuan untuk korban tersampaikan,” kata Azwardi.
Azwardi mengatakan, petugas gabungan tetap bersiaga di lokasi-lokasi rawan banjir agar mudah menangani warga terdampak. Azwardi mengatakan, banjir di Aceh Utara dipicu hujan di bagian hulu sungai, di Kabupaten Bener Meriah. Aceh Utara yang berada di hilir menjadi kawasan penerima limpasan air dari hulu.
”Penanganan banjir di aceh utara harus menyeluruh dan melibatkan lintas sektor, tidak boleh parsial,” ujar Arwardi.
Koordinator data dan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sultan Iskandar Muda Zakaria Ahmad mengatakan, hingga satu minggu ke depan Aceh berpotensi dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kondisi itu rentan memicu banjir susulan.