Dari 14 kecamatan yang tergenang banjir, 39.000 warga di empat kecamatan harus mengungsi. Warga mengungsi ke balai desa atau tempat yang aman.
Oleh
ZULKARNAINI
·3 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, kian meluas pada Jumat (7/10/2022). Kini, puluhan desa di kabupaten itu tergenang banjir luapan sungai. Akibatnya, ribuan warga terpaksa mengungsi.
Laporan dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Aceh, hingga kini 142 desa di Aceh Utara tergenang. Banjir meluas karena hujan masih mengguyur di kawasan hulu sungai.
Di permukiman warga, ketinggian air bervariasi 50 sentimeter hingga 1 meter. Warga harus berjibaku menyelamatkan harta benda ke tempat yang aman.
Petugas mengerahkan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang terjebak di rumah, terutama para warga lansia dan perempuan. Dari 14 kecamatan yang tergenang banjir, 39.000 warga di empat kecamatan harus mengungsi. Warga mengungsi ke balai desa atau tempat yang aman.
Kepala BPBA Ilyas meninjau posko-posko pengungsian dan titik banjir. BPBA menyalurkan bantuan logistik untuk pengungsi, terutama kebutuhan pangan. Bahan pangan yang disalurkan di antaranya beras, telur, gula, ikan kaleng, dan air mineral.
Ilyas mengatakan, dalam kondisi darurat, pihaknya fokus pada penanganan pengungsi. Posko pengungsian dan dapur umum disiapkan di lokasi strategis. Petugas disiapkan untuk membantu para pengungsi.
Di lokasi banjir, petugas gabungan dari BPBD, Polri, dan TNI bahu-membahu membantu proses evakuasi warga.
Titik banjir paling parah di Kecamatan Lhoksukon. Bahkan, air mulai menggenangi badan jalan nasional. Arus transportasi terhambat, tetapi kendaraan masih bisa melintasinya.
Bantuan logistik juga disalurkan oleh Pangkalan TNI AL Lhokseumawe bersama Kopasgat TNI AU Kipan B Yonko 469. TNI menyalurkan 10.920 butir telur, 450 kantong beras ukuran 5 kg, 400 dus mi instan, minyak goreng, biskuit, gula pasir, air mineral, selimut, dan diaper untuk anak bayi.
Kepala Desa Meuria, Kecamatan Matangkuli, Bukhari menuturkan, setelah sempat menyusut, pada Jumat siang banjir kembali menggenangi permukiman. Warga dikerahkan untuk mengungsi ke balai desa.
Bukhari mengatakan, warganya selalu waspada akan kemungkinan banjir susulan karena hujan masih mengguyur di beberapa kawasan di Aceh Utara. ”Kalau hujan di hulu kami harus siap-siap selamatkan barang, lalu mengungsi,” kata Bukhari.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Malikussaleh Aceh Utara, Kharendra Muiz, mengimbau warga agar selalu siaga karena hujan masih berpotensi turun dengan intensitas lebat.
Kharendra mengatakan, setidaknya 15 kabupaten/kota di Aceh berpotensi dilanda cuaca ekstrem.
Hujan menjadi salah satu pemicu banjir karena debit air di sungai-sungai bertambah sehingga meluap ke permukiman warga. Di saat yang sama, kondisi sungai yang tidak sehat karena pendangkalan mempercepat terjadi banjir.
Kharendra mengatakan, setidaknya 15 kabupaten/kota di Aceh berpotensi dilanda cuaca ekstrem. Dampak cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, hingga puting beliung. Menurut Kharendra, hujan lebat dapat membuat banjir berlangsung lebih lama. Hujan dalam waktu yang lama juga berpotensi menyebabkan longsor.