PON 2028, Peluang Membangun Sarpras Olahraga dan Prestasi Atlet NTT
PON 2028 di NTT adalah peluang membangun sarana dan prasarana olahraga serta meningkatkan prestasi atlet daerah yang selama ini terpendam.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·2 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pekan Olahraga Nasional di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat tahun 2028 diharapkan menjadi peluang membangun sarana dan prasarana olahraga ideal. Hal ini berpeluang mengangkat atlet daerah untuk semakin berprestasi di kancah nasional.
Sebelumnya, hasil keputusan musyawarah KONI Pusat dan 34 KONI daerah memutuskan, NTT dan NTB menjadi tuan rumah bersama PON 2028. SK KONI Pusat Nomor 04/Musornaslub/2022 itu akan dikirim ke Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk ditetapkan melalui keputusan menteri, kemudian diterbitkan dalam keputusan presiden.
”PON 2028 adalah peluang membangun sarana dan prasarana olahraga di NTT dan meningkatkan kualitas atlet. Berada di tujuh kabupaten/kota, sejumlah tempat pertandingan akan dibenahi. Pembenahan itu menggunakan dana pusat, provinsi, dan kabupaten/kota,” kata Sekretaris Umum KONI NTT Lamber Tukan, di Kupang, Senin (19/9/2022).
Khusus Kota Kupang, dia mengatakan, kemungkinan akan dibangun stadion baru di Penkase, Kelurahan Oeleta, Kecamatan Alak. Di atas lahan seluas 50 hektar itu akan berdiri stadion berstandar internasional. Nanti ada tim dari International Olympic Committeeyang akan menilai kelayakannya.Selain itu, pembenahan juga akan dilakukan di sejumlah daerah, seperti Kabupaten Kupang, Malaka, Manggarai Barat, Sikka, Sumba Timur, dan Kabupaten Ende.
Ia mengatakan, jika keputusan presiden sudah terbit, Pemprov NTT akan segera memaparkan rencana besar PON 2028. Dari sana akan diketahui cabang olahraga yang dipertandingkan, lokasi pertandingan, dan sumber dana.
”Untuk sementara ada 27 cabor yang dipertandingkan di NTT dan 27 cabor di NTB. Jumlah cabor ini bisa bertambah atau berkurang, akan didiskusikan nanti,” katanya.
Selanjutnya, setelah semua surat keputusan mengenai PON 2028 diterbitkan, akan dibentuk panitia besar di NTT. Ketua umum panitia adalah gubernur. Kemudian, dibentuk panitia khusus dengan tugas menyiapkan para atlet.
Usia atlet ditetapkan 18-24 tahun saat PON berlangsung. Itu berarti persiapan harus mulai dilakukan pada atlet muda agar memenuhi syarat yang ditentukan,
Pengamat sosial NTT Marsel Ola mengatakan, atlet muda harus betul-betul disiapkan dari sekarang. Seleksi bagi mereka sebaiknya dilakukan orang-orang berkompeten dan berintegritas. Pemilihan harus dilakukan secara terbuka dan transparan demi hasil terbaik.
Wakil Ketua DPRD NTT Inche Sayuna mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan PON 2028. ”Kita akan anggarkan dana cadangan di APBD tahun 2023. Jumlahnya akan ditentukan kemudian,” kata Inche.