Tim KONI pusat mengecek kesiapan kesiapan Nusa Tenggara Timur sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional XXII tahun 2028. Menurut rencana, NTT akan menjadi tuan rumah bersama Nusa Tenggara Barat.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Tim Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat melakukan pengecekan terkait dengan kesiapan Nusa Tenggara Timur sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII tahun 2028. Menurut rencana, NTT akan menjadi tuan rumah PON 2028 bersama dengan Nusa Tenggara Barat.
Pengecekan itu dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) KONI Pusat Mayjen (Purn) Suwarno. Pada Selasa (23/8/2022), Suwarno bertemu dengan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi di Kupang.
Dalam pertemuan itu, turut hadir Wakil II Ketua Umum KONI Pusat Mayjen (Purn) Soedarmo, Sekjen KONI Pusat Tb Lukman Djajadikusuma, Sekda NTT Domu Warandoy, Dirut Bank NTT Alex Riwu Kaho, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTT Hildagadris Bria Seran, jajaran TPP KONI Pusat, serta pengurus KONI NTT.
”Kehadiran tim dari KONI Pusat ini untuk melakukan pengecekan dan verifikasi kesiapan NTT terkait dengan pengajuan provinsi ini sebagai tuan rumah pelaksanaan PON XXII bersama Provinsi NTB. Dengan demikian, PON XXII bisa berlangsung di dua provinsi,” kata Suwarno.
Suwarno mengatakan, NTT sudah memiliki sejumlah fasilitas, seperti venue atau arena pertandingan, fasilitas akomodasi, dan fasilitas kesehatan. Meski begitu, pengecekan tetap harus dilakukan guna memastikan kesiapan NTT sebagai tuan rumah PON 2028. Proses pengecekan itu akan berlangsung sampai Minggu (28/8/2022).
Pengecekan dilakukan di sejumlah lokasi, misalnya stadion, kolam renang, serta fasilitas akomodasi, seperti hotel, wisma, homestay, asrama haji, fasilitas gereja, dan fasilitas lain. Semua fasilitas itu harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga tidak melahirkan polemik saat pelaksanaan atau setelah kegiatan.
Sementara itu, penetapan tuan rumah PON 2028 secara definitif akan dilakukan pada 13 September 2022. Penetapan itu bersamaan dengan kegiatan musyawarah olahraga nasional yang diikuti perwakilan 34 provinsi.
Suwarno menyatakan, PON adalah pekerjaan yang sangat besar. ”Tidak mungkin dikerjakan oleh satu unit tertentu, tetapi kerja kolaborasi. Semua potensi yang ada di NTT harus terlibat. Karena itu, butuh koordinasi yang baik antara satu bagian dan bagian lain,” katanya.
Suwarno menambahkan, persiapan penyelenggaraan PON harus dilaksanakan sedini mungkin. Saat ini, NTT dan NTB masih memiliki waktu sekitar 6 tahun untuk menyiapkan diri sebagai tuan rumah PON 2028. Jangka waktu 6 tahun itu termasuk cukup panjang sehingga persiapan PON harus dimulai secara bertahap.
Suwarno juga mengingatkan, setelah terpilih dan diumumkan secara resmi sebagai tuan rumah PON 2028, Pemerintah Provinsi NTT dan NTB harus mulai menyiapkan masterplan atau rencana induk, sarana prasarana, dan infrastruktur pendukung PON.
Pemprov NTT dan NTB juga harus memprioritaskan perbaikan venue yang sudah ada terlebih dulu. Tuan rumah juga harus menyiapkan dan menyusun panitia besar PON paling lambat satu tahun setelah ditetapkan.
Penetapan tuan rumah PON 2028 secara definitif akan dilakukan pada 13 September 2022.
Menurut Suwarno, cabang olahraga (cabor) yang bakal dipertandingkan dalam PON 2028 minimal 50 cabor. Pemprov NTT diminta segera berkoordinasi dengan Pemprov NTB terkait dengan pembagian venue untuk 50 cabor tersebut.
”Cabang yang potensial untuk NTT ditempatkan di NTT dan mana yang potensial untuk NTB berada di NTB. Tidak harus bagi rata, yakni masing-masing 25 cabor, tetapi bagaimana semua cabor dapat dilaksanakan dengan baik,” kata Suwarno.
Ketua KONI NTT sekaligus Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengatakan, NTT sudah memiliki beberapa sarana dan prasarana olahraga. Namun, sarana dan prasarana olahrga tersebut perlu dibenahi secara lebih memadai sesuai dengan standar pelaksanaan PON.
Nae Soi menyatakan, dalam pembicaraan awal dengan NTB, kedua provinsi akan membagi rata lokasi pertandingan sesuai dengan jumlah cabor yang dipertandingkan. ”Tetapi, dengan arahan Ketua TPP tadi, kita akan bicarakan lagi. Tidak harus dibagi merata, tetapi berpatok pada potensi cabor di daerah itu,” katanya.
Dia menambahkan, NTT juga memiliki fasilitas akomodasi yang cukup memadai. Selain itu, hampir semua kabupaten di NTT sudah memiliki bandara sehingga memudahkan mobilisasi pemain, ofisial, penonton, dan masyarakat.
Menurut Nae Soi, hampir semua kabupaten di NTT telah menawarkan diri untuk terlibat menjadi tuan rumah. Namun, Pemprov NTT akan melakukan seleksi dengan melihat sarana dan prasarana yang sudah ada. Pemprov NTT juga akan berkoordinasi dengan Universitas Nusa Cendana Kupang untuk memanfaatkan sarana dan prasarana di universitas itu.
Pemprov NTT juga sudah memiliki rencana dan desain besar soal pelaksanaan PON 2028 ini. Meski begitu, masyarakat dan pihak lain dipersilakan memberi masukan. Selain itu, Pemprov NTT akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
”Kami akan ’ganggu’ teman-teman di pusat, dengan tujuan pelaksanaan PON 2028 ini lebih berkualitas dan berkesan. PON ini adalah kebanggaan masyarakat NTT. Semua stakeholders (pemangku kepentingan) akan dilibatkan sejak perencanaan awal,” kata Nae Soi.