Juara bertahan sepak bola putra, Jawa Barat, meraih kemenangan pertama di fase penyisihan grup PON Papua 2021. Jabar menumbangkan Nusa Tenggara Timur, 1-0. NTT pun dipastikan gagal lolos dari fase tersebut.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAYAPURA, KAMIS - Nusa Tenggara Timur dipastikan gagal memenuhi target untuk lolos ke fase berikutnya. Hal itu terjadi usai NTT tumbang 0-1 dari Jawa Barat dalam laga penyisihan Grup A sepak bola putra Pekan Olahraga Nasional (PON) PON Papua 2021 di Stadion Mandala, Jayapura, Kamis (30/9/2021) sore. Dengan hasil itu, NTT telah mengalami dua kekalahan beruntun di babak penyisihan.
Pada laga pertama, Selasa (28/9/2021) lalu, NTT juga dilibas Maluku Utara, 1-2. Berkat dua kekalahan itu, NTT tidak mampu mencapai target untuk menembus babak enam besar PON 2021. Pasalnya, NTT sudah kalah rekor pertemuan dari dua pesaing di Grup A, yaitu Jabar dan Malut. NTT memang masih akan berjumpa Papua, Minggu (3/10/2021), tetapi sulit bagi mereka untuk meraup poin penuh dari tim tuan rumah yang memiliki kualitas pemain di atas mereka.
Dalam laga melawan Jawa Barat (Jabar), NTT sejak menit awal kewalahan untuk meredam serangan tim lawan yang memanfaatkan dua pemain sayap cepat, yaitu Andri Febriansyah dan Arsan Makaroni. Beruntung, kiper NTT, Afrianus Moi, tampil cemerlang untuk menghalangi sejumlah peluang Jabar.
Hanya saja, ketangkasan Afrianus tidak cukup menyelamatkan gawangnya pada menit ke-52. Melalui serangan dari sisi kanan pertahanan NTT, Andri memberikan operan kepada Arsan yang berada di dalam kotak penalti. Sepakan Arsan bisa ditepis Afrianus, tetapi bola disontek oleh penyerang Jabar, Wildan Ramdhani.
Gol itu adalah yang kali kedua dari Wildan di PON 2021. Sebelumnya, ia mencetak sebuah gol kala Jabar dilibas 1-5 oleh Papua di pertandingan pembuka cabang sepak bola putra, Senin (27/9/2021).
Setelah gol itu, NTT lebih berusaha untuk menyerang. Peluang terbaik NTT dihasilkan oleh bek sayap, Frengky Deaner Missa, yang melakukan tembakan dari luar kotak penalti. Sayang, sepakan Deaner mengenai ujung jari kiper Jabar, Ade Candra Sena, sehingga bola membentur tiang gawang. Itu adalah satu-satunya tembakan tepat sasaran yang dihasilkan NTT di paruh kedua laga itu.
Kecewa dengan wasit
Manajer NTT Jimmi Sianto kecewa dengan dua kekalahan yang dialami timnya. Meski begitu, ia menyoroti kepemimpinan wasit yang kurang tegas, terutama dengan tindakan mengulur-ulur waktu menjelang akhir babak kedua.
Laga Jabar kontra NTT itu dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dan Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
Salah satu momen terjadi di menit ke-75 ketika tim medis Jabar masuk ke dalam lapangan meski belum diizinkan oleh wasit. Seluruh staf pelatih NTT meneriakkan wasit. Akibat insiden itu, tim medis Jabar menerima kartu kuning.
"Kami ingin pertandingan yang lebih adil. Keputusan wasit memengaruhi hasil laga ini," kata Jimmi seusai laga itu.
Sementara itu, Andri senang bisa berkontribusi bagi kemenangan timnya. Menurut dia, raihan tiga poin itu hadir di momen yang tepat untuk meningkatkan moral timnya seusai dilibas Papua di laga pembuka.
"Kami tampil lebih baik di pertandingan melalui permainan bola-bola pendek. Kami bertekad mempertahankan performa ini untuk meraih tiga poin lagi di laga terakhir melawan Malut," ucap Andri.
Adapun Malut akan bertarung untuk memerebutkan tiket ke babak enam besar menghadapi tim tuan rumah, Papua, Jumat (1/10/2021) ini, di Stadion Mandala. Pemenang dalam laga itu akan menyegel tiket ke babak selanjutnya.
Dalam laga lain di Stadion Mahacandra, Sumatera Utara mengalahkan Sulawesi Selatan, 1-0. Hasil itu membuat Sumut menduduki posisi puncak Grup B dengan empat poin. Sulsel makin terbenam di posisi juru kunci karena belum mampu meraih poin dan mencetak gol.
Di PON kali ini, dua tim terbaik dari tiga grup akan memainkan babak kedua. Fase selanjutnya itu akan menempatkan enam tim ke dalam dua grup berbeda yang terdiri dari tiga tim. Dua tim terbaik di babak kedua akan tampil di semifinal.
Pemantauan prokes
Laga Jabar kontra NTT itu dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dan Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo. Keduanya menyaksikan laga itu sekitar tujuh menit. Tepatnya, mereka mulai tiba di Mandala pada menit ke-78, lalu meninggalkan arena pertandingan sekitar menit ke-85.
Kehadiran Zainudin dan Sigit membuat panitia pelaksana memberikan pengumuman melalui pengeras suara agar penonton menaati protokol kesehatan dengan menggunakan masker secara tepat. Kondisi itu menjadi anomali karena selama pertandingan berlangsung mayoritas penonton melepas maskernya dan berbicara di dalam tribune stadion.
Tak hanya itu, penonton juga tidak menaati aturan jaga jarak. Padahal di tribune penonton sudah ada beberapa kursi yang diberikan tanda silang.
"Karena di dalam stadion sudah ada tanda jaga jarak, maka kami meminta panitia untuk terus mengingatkan penonton agar menaati prokes. Kami akan terus melakukan evaluasi agar PON berjalan lancar dan tidak ada laju penambahan kasus Covid-19," kata Sigit, mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri.