Air Minum Kemasan Galon Terpapar Bisphenol A, Konsumen di Aceh Resah
Pemerintah daerah dan BPOM harus mengambil sikap tegas terhadap temuan paparan Bisphenol A. Pengawasan produksi hingga distribusi harus diperketat. Di sisi lain, edukasi kepada konsumen juga harus diperkuat.
Oleh
ZULKARNAINI
·4 menit baca
KOMPAS/NIKSON SINAGA
Air minum dalam galon dijual di salah satu minimarket di Medan, Sumatera Utara, Selasa (13/9/2022).
Di Banda Aceh, Provinsi Aceh, informasi adanya air minum dalam kemasan galon yang terpapar Bisphenol-a atau BPA, senyawa pengeras plastik, yang berdampak buruk terhadap tubuh, belum banyak yang tahu. Namun, bagi konsumen yang telah mengetahui kini mulai resah. Sebab, selama ini mereka mengandalkan air dalam kemasan galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Aryos Nivada (40), warga Desa Lampulo, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh, seminggu terakhir merasa resah. Dia nyaris tidak percaya air dalam kemasan yang menjadi pilihan utama untuk keluarga ternyata berpotensi terpapar BPA. Awalnya, dia mengira air dalam kemasan paling steril.
”Takutlah, keluargaku minum air kemasan,” ujar Aryos, Minggu (18/9/2022).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan air dalam kemasan galon terpapar BPA, zat kimia pengeras plastik. Zat kimia itu bermigrasi dari galon ke air. BPA berbahaya bagi tubuh karena dapat memicu kanker hingga gangguan reproduksi.
Di Aceh, paparan BPA di atas ambang batas ditemukan di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Tenggara. Di Banda Aceh, tingkat paparan BPA melebihi ambang batas yang ditentukan, 0,6 bagian per sejuta (ppm) per liter, pada periode 2021-2022. BBPOM di Banda Aceh belum mengumumkan hasil temuan itu ke publik. Alasannya masih menunggu arahan BPOM pusat.
Namun, dalam sarasehan di Medan, Sumatera Utara, BBPOM di Medan, pekan lalu, menyebutkan ada enam daerah yang ditemukan air kemasan galon terpapar BPA. Daerah itu adalah Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh, dan Aceh Tenggara. Di Medan, ditemukan kandungan BPA dalam air di galon 0,9 ppm per liter.
Aryos mencari referensi ke internet terkait bahaya BPA terhadap kesehatan. Dia kaget ternyata BPA juga dapat mengganggu perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
”Anakku empat, semua masih usia sekolah,” kata Aryos.
PAPARAN BPOM MEDAN
Peta sebaran kontaminasi bisphenol-A dari kemasan air minum galon ke dalam air minum.
Pemenuhan kebutuhan air minum di keluarga Aryos memang bergantung pada air kemasan galon karena air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Banda Aceh kerap bermasalah. ”Lebih sering mati daripada mengalir. Mau enggak mau terpaksa beli air, bahkan untuk mandi saja kadang beli,” kata Aryos.
Sebagai konsumen, dalam kondisi seperti ini nyaris tidak ada pilihan lain. Dia hanya berharap air kemasan yang dia minum tidak terpapar BPA.
Cerita Crisna Akbar (30), warga Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, juga tidak jauh beda dengan Aryos. Air kemasan galon pilihan utama untuk kebutuhan konsumsi keluarga. Sebulan dia menghabiskan 5-6 galon dengan total biaya Rp 156.000.
”Baru tahu saya tentang BPA di galon. Selama ini tidak ada sosialisasi temuan BPOM dan bahaya BPA kepada konsumen,” kata Crisna.
Crisna harus membeli air galon sebagai air minum karena tidak yakin kualitas air PDAM bisa langsung diminum. ”Air PDAM keruh, tidak bisa langsung diminum,” ujar Crisna.
Setelah mengetahui adanya potensi paparan BPA pada galon, dia mulai waswas. Meski begitu, dia tidak punya pilihan.
Crisna berharap BPOM mengumumkan ke publik terkait temuan tersebut agar tidak membuat konsumen kian waswas terhadap keamanan air yang mereka konsumsi. ”Konsumen berhak tahu terhadap kualitas barang yang dibeli,” kata Crisna.
Ketegasan pemerintah
Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Teuku Umar, Aceh Barat, Kiswanto, mengatakan, galon kemasan air yang diterpa suhu panas dalam waktu yang lama zat kimia pengeras plastik akan luruh dan bermigrasi ke air.
Menurut Kiswanto, migrasi BPA ke air terjadi pada saat distribusi atau pascaproduksi. Galon air berpotensi terkena cahaya panas sejak keluar dari pabrik hingga sampai kepada konsumen.
”Kebanyakan penyimpanan yang tidak sesuai dengan standar. Suhu ruangan penyimpanan air galon kemasan sebaiknya di bawah 23 derajat celsius,” ujar Kiswanto.
Ia menambahkan, pemerintah daerah dan BPOM harus mengambil sikap tegas terhadap temuan tersebut. Pengawasan produksi hingga distribusi harus diperketat. Di sisi lain, edukasi kepada konsumen juga harus diperkuat.
”Saya melihat sangat minim sekali pengawasan distribusi galon air minum kemasan ataupun isi ulang,” kata Kiswanto.
Meski demikian, terkait temuan BPOM tersebut, menurut Kiswanto, perlu riset lebih dalam dan secara periodik. Hasil riset akan menjadi landasan bagi para pihak menentukan langkah antisipasi.
Kami masih menunggu arahan strategi penanganan dari BPOM Pusat. (Yudi Noviandi)
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Aceh Yudi Noviandi mengatakan, temuan itu masih dikaji di kalangan internal. ”Kami masih menunggu arahan strategi penanganan dari BPOM pusat,” ujarnya.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Warga membawa galon air untuk diisi ulang di Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (6/6/2022). Kandungan Bisfenol A (BPA) pada galon guna ulang berbahan polikarbonat, jenis plastik keras yang pembuatannya menggunakan BPA berbahaya bagi kesehatan dalam jangka panjang. Regulasi pelabelan BPA telah diserahkan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ke Sekretariat Kabinet untuk pengesahan. Pelabelan tersebut adalah sebagian dari upaya perlindungan pemerintah atas kesehatan masyarakat.
Yudi mengatakan, pihaknya menemukan adanya air kemasan galon yang terkontaminasi Bisphenol A atau BPA. Kasus itu ditemukan di Banda Aceh dan Aceh Tenggara.
Penemuan itu masih perlu diskusi dan kajian mendalam. Dia merencanakan akan mengundang para pihak di Aceh untuk membahas hal itu. ”Untuk saat ini saya belum bisa menjelaskan mendalam karena harus menunggu arahan dan kajian BPOM pusat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh Lukman mengatakan, pengawasan air minum dalam kemasan menjadi ranah BPOM. Namun, dia mengatakan, promosi kesehatan dalam konteks agar terhindar dari paparan BPA perlu dilakukan bersama.