Tuntutan Tak Kunjung Ditepati, Warga Blokade Jalan Menuju Pelabuhan Jambi
Pemblokadean jalan sebagai bentuk protes masyarakat atas janji perbaikan jalan yang tak kunjung direalisasi perusahaan. Dana untuk perbaikan jalan seharusnya disetorkan perusahaan, tetapi hingga kini belum terkumpul.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Masyarakat Desa Talang Duku, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, memblokade jalan umum menuju Pelabuhan Talang Duku, Rabu (14/9/2022). Aksi itu sebagai bentuk protes atas kerusakan jalan karena dilintasi angkutan hasil industri bermuatan besar, tetapi tak kunjung ada perbaikan jalan.
Aksi berlangsung dua hari terakhir. Warga menghadang angkutan-angkutan hasil bumi agar tak masuk ke dalam pelabuhan. Angkutan itu mengangkut batubara, minyak sawit, hingga kopra. Akibatnya, angkutan-angkutan itu tertahan.
Kepala Desa Talang Duku Muslim mengatakan, pemblokadean jalan merupakan bentuk protes masyarakat setempat. Sejak tahun lalu sudah ada kesepakatan masyarakat dan 20-an perusahaan industri yang memanfaatkan jalur tersebut. Isi kesepakatan yang tertuang pada November 2021 itu berisi bahwa semua perusahaan akan mengumpulkan dana hingga jumlahnya mencapai Rp 8 miliar. Dana itu untuk memperbaiki jalan yang rusak.
”Jalan di desa kami telah rusak bertahun-tahun lamanya karena dilalui kendaraan bermuatan besar yang mengangkut hasil industri menuju pelabuhan,” ujar Muslim.
Sesuai kesepakatan masyarakat dan kalangan industri terkait, lanjut Muslim, semestinya perbaikan jalan sudah dimulai pada Mei lalu. Kenyataannya, dana tak kunjung terkumpul hingga kini.
Karena kesal akan ketidakpastian itu, masyarakat mengambil langkah pemblokadean jalan. Aksi itu berlangsung sejak pagi hingga malam. Warga bergantian berjaga memastikan tak satu pun angkutan industri dapat melintas.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Muaro Jambi Ajun Komisaris Angga Lutfianto mengatakan, sejumlah upaya dilakukan untuk menghindari bentrok dan kemacetan lalu lintas. Salah satunya lewat rekayasa lalu lintas.
”Seluruh angkutan besar yang membawa hasil industri belum dapat melintas sehingga untuk sementara kami arahkan mereka parkir di sepanjang tepi jalan. Sementara kendaraan pribadi masih boleh melintas,” ujarnya.
Sejauh ini, panjangnya antrean angkutan hasil industri di tepi jalan telah mencapai 2 kilometer. Truk-truk pengangkut sawit ataupun batubara harus menunggu sampai warga melepas blokade.
Untuk menjaga situasi tetap aman, pihaknya menempatkan sejumlah petugas berjaga di titik-titik rawan, semisal di Simpang Sejinjang dan Simpang Muara Kumpeh.
Penjabat Bupati Muaro Jambi Bacyuni Deliansyah menyatakan masih berupaya membuka dialog antara warga dan pelaku industri. Ia pun menemui warga untuk memastikan jangan sampai terjadi tindakan anarkis.