Pendidikan dan Pelatihan bagi Wartawan Semakin Dibutuhkan
Pendidikan dan pelatihan bagi wartawan semakin dibutuhkan di era kemajuan teknologi informasi dewasa ini. Para wartawan dituntut untuk memahami kinerja ”multitasking” atau multitugas serta mampu menjalankannya.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pendidikan dan pelatihan bagi wartawan semakin dibutuhkan di era kemajuan teknologi informasi dewasa ini. Para wartawan dituntut untuk memahami kinerja multitasking atau multitugas serta mampu menjalankannya dalam rangka menghasilkan produk jurnalistik yang berkualitas.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S Depari menyatakan, PWI sebagai organisasi wartawan selalu berkomitmen meningkatkan kompetensi dan profesionalisme para anggotanya dengan menempatkan pendidikan dan pelatihan sebagai program kerja utama. Dengan kemajuan teknologi informasi, pendidikan dan pelatihan adalah yang paling penting dan semakin dibutuhkan.
”Kalau ada 10 program kerja PWI, program satu sampai sembilan adalah pendidikan dan pelatihan. Program ke-10 barulah dan lain-lain,” katanya dalam acara pelantikan Pengurus Harian, Dewan Kehormatan, dan Dewan Penasihat PWI Kalimantan Selatan periode 2022-2027 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Selasa (13/9/2022).
Atal mengatakan, pendidikan dan pelatihan bagi wartawan sangat penting karena media massa memiliki peranan dan fungsi yang strategis dalam mendidik atau mengedukasi masyarakat, juga mengontrol pemerintah. Karena itu, wartawan harus memiliki kompetensi dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
”Sekarang ini kami mulai mengarahkan para anggota untuk memahami kinerja multitasking. Menjadi wartawan di zaman sekarang ini tidak cukup hanya pandai menulis, tetapi juga harus bisa memotret dan membuat video,” ujarnya.
Di masa sekarang dan mendatang, menurut Atal, seorang wartawan mungkin tidak hanya dituntut bekerja untuk media cetak dan media daring (online), tetapi harus siap juga untuk media elektronik atau televisi. ”TV digital akan berkembang dan tumbuh. Itu menjadi kesempatan kerja yang bagus. Namun, kuncinya skill atau keterampilan wartawan harus ditingkatkan,” tuturnya.
Untuk meningkatkan kompetensi wartawan, PWI Pusat memiliki program safari jurnalistik ke sejumlah daerah di Indonesia. Program pendidikan dan pelatihan kepada wartawan tersebut telah dilaksanakan juga di Kalsel. ”Kami bermitra dengan PT Astra International dalam kegiatan safari jurnalistik,” katanya.
Ketua PWI Kalsel Zainal Helmie mengatakan, pendidikan dan pelatihan wartawan menjadi salah satu program kerja yang dijalankan dalam kepengurusannya. Terkait dengan program itu, PWI Kalsel sudah melaksanakan safari jurnalistik bersama PWI Pusat. Kegiatan tersebut diikuti 40 wartawan dari berbagai media dan 15 staf biro hubungan masyarakat dari instansi pemerintah.
”Selanjutnya, kami akan melakukan uji kompetensi wartawan di Kabupaten Balangan dan Kota Banjarmasin,” katanya.
Mampu beradaptasi
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, pers sebagai pilar keempat demokrasi memiliki peranan penting dan strategis. Pers bisa menampung sekaligus menyalurkan aspirasi rakyat. Dengan sorotan media cetak, elektronik, dan daring yang tajam serta mendalam, kejujuran, kesetaraan, keadilan bisa ditegakkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam kasus penegakan hukum.
Pers pulalah yang mampu mendorong masyarakat lebih kritis, partisipatif, dan cerdas dalam setiap perubahan yang terjadi di negeri ini, bahkan di seluruh belahan dunia. Oleh karena itu, insan pers di Kalsel harus menjaga profesionalisme dan integritas di tengah disrupsi dalam segala lini saat ini.
”Saya sangat berharap rekan-rekan wartawan yang berhimpun dalam organisasi PWI dan jurnalis pada umumnya mampu beradaptasi dengan perkembangan industri komunikasi dan informasi yang begitu cepat serta tetap mampu menyajikan konten yang positif dan tidak menyesatkan,” katanya.
Saat ini, menurut Sahbirin, tantangan PWI sangatlah besar karena memiliki tanggung jawab moral dan profesi untuk memberikan perubahan internal ataupun eksternal. Wartawan harus berhati-hati memberikan informasi, menjaga integritas dengan menyajikan narasi yang positif, dan memberikan dukungan untuk citra Kalsel yang lebih baik dengan tetap berada di rel kebenaran dan keadilan.
”Dukungan untuk citra Kalsel itu bukan berarti mendorong rekan-rekan media untuk tidak kritis dan diam. Silakan memberikan kritik serta kontrol yang sehat dan akurat agar muncul keberimbangan dan transparansi dalam kehidupan di Kalsel,” tuturnya.
Ketua DPRD Kalsel Supian HK menyampaikan, pihaknya sangat mendukung keberadaan media di Kalsel sebagai garda terdepan untuk turut serta menyukseskan program-program pembangunan daerah. Tanpa media, berbagai program pembangunan itu tidak akan terekspos. ”Harapan kami, media bisa berperan untuk membawa Kalsel lebih baik lagi,” katanya.